23.Kemarahan Adinda

12.8K 626 25
                                    


"Din ayo kita bercerai!" Ujar Yogi.

Wajah Adinda pucat pasi, matanya menatap Yogi tak percaya. Dia sama sekali tak mengerti kenapa Yogi tiba-tiba berbicara tentang perceraian.

Bukankah semuanya berjalan lancar, ibu Yogi juga mendukungnya bersama Yogi, dan Aila juga sudah tahu akan kebenaran hubungan mereka.

Lagi pula saat ini dia sudah mengandung anak Yogi, dan sebentar lagi dia juga akan melahirkan anak pertama dari Yogi.

"A..apa maksudmu?" Tanya Adinda parau.

"Aku tidak ingin menyakiti Aila lagi, dan Aila menyuruhku untuk memilih. Mungkin inilah saatnya aku untuk memilih, aku tidak bisa terus menyakiti kalian seperti ini." Yogi berkata dengan penuh ketegasan. Matanya menatap Adinda seakan meyakinkan dia serius dengan keputusan yang telah di ambilnya.

"Tidak Mas, aku tidak ingin berpisah. Bukankah kita selama ini baik-baik saja, aku tidak apa-apa walau hanya menjadi isteri kedua selamanya tapi aku mohon Mas, jangan tinggalkan aku." Adinda meraih lengan Yogi. Matanya basah oleh air mata menatap Yogi dengan berlinang air mata dan memohon.

"Aku tidak bisa Din, lagi pula Aila tidak akan setuju." Yogi berpaling enggan menatap ekspresi terluka yang di tampilkan jelas di wajah Adinda.

Yogi tidak ingin hatinya kembali goyah saat melihat wanita yang mengandung anaknya itu memohon dan menghiba padanya.

"Tidak, Mas! Mas tidak bisa meninggalkanku! Aku akan pergi menemui Aila, kalau perlu aku akan berlutut dan memohon padanya agar dia bisa menerimaku, tapi tolong jangan tinggalkan aku, Mas!" Adinda berkata dengan memohon. Pipinya basah oleh air mata, ekspresinya menunjukan kepanikan dan putus asa.

Namun Yogi bergeming, Yogi telah memutuskan akan mengakhiri semuanya dengan Adinda hari ini.

"Jangan pernah temui Aila lagi, Din.
Aila sudah cukup terluka jadi kalau kamu benar-benar mencintaiku kumohon tolong jangan ganggu Aila."
Kata Yogi tegas penuh dengan peringatan, Adinda merasa hatinya hancur saat itu juga.

"LALU BAGAIMANA DENGANKU, MAS? AKU JUGA TERLUKA BUKAN CUMA AILA YANG TERLUKA!" Teriak Adinda kalap. Matanya menatap Yogi dengan kemarahan dan juga frustasi.

"Aku tahu itulah sebabnya aku minta maaf padamu Din. Aku janji aku akan tetap bertanggung jawab pada kamu dan calon anak kita meskipun kita sudah bercerai nanti." Adinda meraih lengan Yogi mencengkram erat lengannya takut Yogi akan meninggalkannya.

"Tidak, Mas! Aku tidak ingin permintaan maaf. Aku hanya ingin Mas tetap di sini bersamaku aku..."

"Maafkan aku, Din. Kumohon mengertilah, nanti pengacaraku akan mengurus semuanya. Aku pergi!" Yogi melepaskan tangan Adinda di lengannya dan beranjak pergi.

Adinda berusaha mengejar Yogi namun sosok Yogi telah masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkannya seorang diri.

Air mata mengalir deras di pipinya, wajahnya tertunduk menyembunyikan ekspresi yang terlukis di wajahnya.

Begitu Adinda mendongak tatapan matanya berubah. Matanya yang tadinya di liputi oleh keputusasaan kini penuh dengan kebencian.

Kebencian yang membuat orang menggigil ketakutan saat melihatnya. Wajahnya yang bisaanya tampil cantik kini terdistrosi berubah menjadi begitu menyeramkan.

Adinda masuk ke rumahnya.

"Aaakh!" Teriak Adinda sambil membanting barang-barang di sekitarnya. Pecahan-pecahan kaca berhamburan di lantai ruang tamu rumahnya.

Adinda terduduk dan menangis sejadinya. Kakinya yang putih telah berubah menjadi merah oleh genangan darahnya. Kakinya telah terluka oleh pecahan kaca dari barang-barang yang di rusaknya.

Namun Adinda sama sekali tidak merasakan sakit di kakinya, hatinya terasa lebih sakit seakan terkoyak. Hatinya telah hancur berkeping-keping saat Yogi bilang bahwa pria itu akan menceraikannya.

Adinda kembali terluka dan luka ini lebih sakit dari waktu dia mengetahui Yogilah yang di jodohkan dengan adiknya.

Rasa sakit di hatinya membuatnya merasakan sesak. Hingga perlahan rasa sakit itu terlalu sulit untuk di tanggung dan berubah menjadi kebencian.

Ya dia benci, dia membenci Aila. Kenapa Aila terlalu serakah dan ingin memilik Yogi seorang diri. Kenapa Aila begitu egois dan memaksa Yogi meninggalkannya padahal dia tengah mengandung anak Yogi.

Kenapa Aila mendapatkan segalanya dan dialah yang harus kalah dan kehilangan segalanya.

Adinda benci kenapa Aila bisa memiliki semuanya sementara dia hanya ingin memiliki Yogi, tapi sekarang Aila juga merampas Yogi darinya. Aila membuat Yogi meninggalkannya.

Ailalah yang membuat dia kehilangan segalanya. Ternyata benar apa yang di katakan mamanya, seharusnya sejak awal dia menyingkirkan Aila. Kehadiran Aila hanya menjadi penghalang untuknya dan Yogi.

Jika Aila menghilang Yogi pasti akan kembali padanya. Benar Aila harus lenyap agar dia dan Yogi serta calon anak mereka bisa hidup bahagia.

Sebuah seringaian menyeramkan terlukis di wajah Adinda.

Adinda tidak pernah berpikir, bahwa ini semua di mulai dari keserakahannya sendiri. Jika dia merasa puas saat hanya menjadi isteri kedua dan berhenti menyusun rencana merebut Yogi dari Aila mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Mungkin Yogi tidak akan berpikir untuk menceraikannya.

Namun kebencian dan keserakahan menenggelamkannya. Membuatnya hanya melihat lukanya sendiri tanpa perduli dialah yang selama ini melukai orang lain hingga akhirnya dia juga terluka karenanya.

Bersambung.

Cinta Pertama, Pernikahan kedua.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang