19.Alasan

10.5K 638 26
                                    

"Jadi bisakah kau menjelaskan semuanya?" Yogi bertanya sambil melemparkan kertas hasil tes dari rumah sakit. Kertas itu mengenai wajah Liliana membuat Liliana memejamkan matanya. Kertas jatuh berhamburan di lantai tepat di kaki Liliana.

"Maafkan aku, Ka!" Liliana menundukan kepalanya tanpa berani menatap Yogi sedikitpun. Namun tangannya mencengkaram erat pinggir gaun yang di kenakannya, dia menggigit bibir bawahnya. Kebenciannya pada Aila melonjak di dalam hatinya.

Ini semua adalah kesalahan Aila, hingga kakaknya Yogi marah dan membencinya. Dia berjanji akan membalas Aila, membuat wanita itu menyesal karena melakukan ini padanya.

"Aku tidak butuh permintaan maaf, aku hanya ingin mendengar penjelasanmu. Kenapa kau melakukan semua ini, Lil?"

" Aku hanya ingin Kakak bahagia, aku tahu kakak tidak pernah mencintai Aila dan hanya mencintai Adinda, jadi aku melakukan semuanya agar kakak mempunyai alasan untuk menceraikan Aila dan dapat bersatu kembali dengan Adinda, wanita yang sebenarnya kakak cintai dan juga wanita yang terpaksa Kakak tinggalkan karena perjodohan Kakak dengan Aila." Jelas Liliana. Liliana mengungkapkan semua yang tersimpan di dalam hatinya. Baginya hanya Adinda yang layak untuk kakaknya. Lagipula sejak awal Adindalah yang bersama Yogi.

Yogi menarik pangkal hidungnya, kepalanya terasa pusing. Mendengar semua penjelasan Liliana membuatnya bertambah marah dan frustrasi.

"Lalu kau pikir aku bisa bahagia sekarang, semua bertambah kacau. Apa kau tahu itu hah?" Bentak Yogi.

"Ma...maafkan aku kak." Liliana sangat ketakutan dengan kemarahan Yogi. Wajah Yogi yang bisa datar kini terlihat begitu menyeramkan untuknya.

"Berhentilah memutuskan apa yang terbaik untuk hidupku dan jangan pernah ikut campur lagi dalam masalah pernikahanku." Ancam Yogi dengan ekspresi dingin. Matanya menatap Liliana dengan peringatan keras, tubuh Liliana bergetar di bawah tatapan Yogi.

"Mulai sekarang sebaiknya kau jangan lagi datang ke sini. Dan jika kau merindukan Mama, kalian bisa bertemu di luar."  Yogi kemudian pergi. meninggalkan Liliana yang terpaku masih tak percaya dengan keputusan kakaknya.

Yogi mengusirnya dari sini, kakaknya tidak mengizinkannya datang lagi ke rumahnya sendiri.

Dan semua ini karena Aila, kebencian lama dan kebencian baru yang dirasakannya bertumpuk di dalam hatinya membentuk kebencian yang lebih besar lagi. Dia menggertakan giginya, tangannya terkepal erat dengan mata penuh kebencian.

Semua ini terjadi karena Aila, dan Liliana akan membuat Aila membayar semuanya.

Yogi berdiri di depan pintu kamarnya dan Aila.

Dia ragu untuk masuk, dia takut menghadapi Aila. Takut dan bingung akan apa yang akan dia katakannya pada wanita yang menjadi istrinya selama tiga tahun ini.

Setelah serangkaian kejadian hari ini, setelah semua penghianatannya terungkap, Yogi tidak tahu harus bersikap apa. Yogi membuka pintu perlahan.

Di dalam kamar itu, Yogi melihat Aila yang duduk di sofa kamar mereka. Sepertinya Aila menantikan kehadirannya.

"Duduklah Mas, kita perlu berbicara!" Aila berkata datar saat mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka.

Aila tahu itu pasti Yogi yang datang. Dan dia sudah lama menantikan kehadiran Yogi untuk membahas semuanya.

Aila ingin mendengarkan penjelasan Yogi sebelum mengambil keputusan tentang langkah yang akan dilakukannya selanjutnya.

Yogi duduk di sofa yang berseberangan dengan Aila. Matanya menatap wajah wanita yang menjadi istrinya itu dengan penuh rasa bersalah. Penyesalan dan rasa bersalahnya pada Aila membuatnya merasa tercekik.

"Aila aku..."

"Sejak kapan Mas? Sejak kapan semua hubunganmu dengan Adinda ini mulai? Aku ingin kamu menjawab dengan jujur kali ini dan berhenti membohongiku lagi!" Aila memotong ucapan Yogi dengan tidak sabar. Dia segera mengajukan pertanyaan yang selama ini selalu menghantuinya.

Sejak kapan semua ini di mulai. Sejak kapan Yogi dan Adinda mulai berhubungan. Dan sejak kapan penghianatan itu terjadi dan berlangsung.

"Maafkan aku Aila." Aila hanya tersenyum mendengar permintaan maaf yang untuk yang kesekian kalinya di hari ini. Permintaan maaf yang justru membuat hatiya semakin sakit. Permintaan maaf yang membuatnya selalu mengingat kesalahan dan penghianatan dari dua orang yang di sayanginya.

"Aku tidak ingin mendengar permintaan maaf mu Mas, yang ingin ku dengarkan adalah penjelasan." Tuntut Aila, dia merasa lelah dan bosan dengan semua permintaan maaf Yogi. Baginya saat ini permintaan maaf sama sekali tidak berguna. Hatinya sudah terlanjur terluka.

Mendengarkan tuntutan Aila yang meminta penjelasan, membuat Yogi seperti melihat dirinya sendiri tadi ketika berbicara dengan Liliana.

Bedanya kini dia merasakan berada di posisi Liliana yang dituntut atas semua kesalahan yang telah di lakukannya.

"Jadi sejak kapan kalian berhubungan?" Tanya Aila lagi. Yogi menarik nafas dalam dan menghembuskannya.

Yogi tahu mungkin inilah saatnya menjelaskan semuanya. Dan dia tahu tidak ada gunanya lagi dia berbohong sekarang.

"Sebelum menikah aku telah berpacaran dengan Adinda tapi kami putus saat itu, karena perjodohan kita."  Jawab Yogi jujur. Aila sudah membayangkan hal kenyataan terburuk tapi ketika mendengar jawaban Yogi tetap saja dia merasakan terkejut dan sakit hati.

Aila tidak pernah membayangkan bahwa sejak awal mereka telah berhubungan bahkan sebelum dia dan Yogi menikah.

Kenyataan pahit itu terasa sangat menyakitkan untuknya, lebih menyakitkan dari pada saat pertama kali dia tahu penghianatan mereka berdua.

"Maafkan aku Aila, aku sama sekali tidak bermaksud menyakitimu. Aku dan dia telah putus saat kita menikah tapi satu tahun yang lalu aku mabuk dan tanpa sengaja kami..." Yogi mencoba menjelaskan namun dia merasa bingung harus menjelaskan dari mana ini di mulai.

Semuanya terasa terjadi begitu saja. tadinya dia sudah jatuh cinta pada Aila tapi kecelakaan satu tahun yang lalu membuatnya dan Adinda kembali terlibat. Yogi tidak bisa meninggalkan Adinda begitu saja dan akhirnya memutuskan bertanggung jawab dengan menikahinya.

Namun dia tidak pernah membayangkan semua akan jadi seperti ini. Dia tidak berani jujur pada Aila hingga akhirnya istrinya itu terluka setelah mengetahui semua penghianatannya.

"Satu tahun, ternyata sudah begitu lama, kamu sudah begitu lama membohongiku Mas. Apakah menyenangkan saat kamu bersamanya dengan menipuku?" Tanya Aila sarkastik . Dia tertawa menertawakan dirinya sendiri, karena menjadi wanita bodoh yang bahkan tidak sadar telah dikhianati.

"Aila aku sungguh tak bermaksud seperti itu, Aku tidak bermaksud membohongimu dan menyakitimu aku..."

"Tapi kamu telah melakukan semua itu Mas, kamu telah membohongiku dan juga menyakitiku!" Teriak Aila.

"Sejak kamu memutuskan menikahinya kamu sudah menghianatiku dan menyakitiku Mas." Lanjutnya. Matanya berkaca-kaca namun sekuat tenaga ia menahan air matanya untuk tidak jatuh.

Dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Yogi. Dia tidak mau menangis lagi.

"Maaf Aila, tolong maafkan aku!"Yogi berlutut di hadapan Aila. Tangannya meraih tangan Aila dan matanya menatap Aila dengan penyesalan dan rasa bersalah.

"Aku akan melakukan apa saja agar kamu mau memaafkanku Aila." Kata Yogi sambil menggenggam tangan Aila.

"Benarkah? Kau mau melakukan apapun agar aku mau memaafkanmu?" Tanya Aila. Senyuman indah terbentuk di wajah cantiknya.

"Ya aku janji!" Kata Yogi mengangguk, menatap Aila dengan kepastian. Bahkan dia rela bila Aila ingin dia mati untuk menebus dosanya. Asalkan Aila mau memaafkannya.

"Kalau begitu tinggalkan Adinda!"

Bersambung...

Maaf kalau masih ada typo.

Jangan lupa like dan komennya!!

Cinta Pertama, Pernikahan kedua.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang