"kur, dicari."
wonyoung, padahal dia adik sakura. memang ga ada akhlak.
"sama siapa? dimana? kok malah kamu tinggal?"
wonyoung memutar bola mata nya malas, "kak ucok, di ruang tamu, kan gue manggil lu makanya kesini."
sakura ngehela nafas panjang, orang itu lagi.
"jagain makanan gue, jangan lu makan."
"siapa juga yang mau makan, gue lagi diet sorry."
"diat diet, badan sebiting gitu jugaan."
"gak ngaca lo." jawab wonyoung sambil melempar sisir kepunyaan kakak nya
sakura sedikit mengintik dari atas tangga. laki-laki yang menunggunya tengah berbicara dengan papa nya.
"pah."
"nah ini anaknya, papa tinggal dulu. kur, jagain adek nya."
sakura ngangguk, dia paham papa nya harus kerja buat menuhin kebutuhan dia sama wonyoung.
gadis itu merebahkan pantat nya di kursi yang bersebrangan dengan ucok.
"kenapa cok?"
ucok memegang dada nya sebentar, dan kembali menatap gadis didepan nya.
"gue udah ngomong sama bokap lo tadi."
"dan dia setuju aja."
sakura jelas tak paham, arah mana laki-laki itu berbicara.
"maksutnya?"
"ayo kita nikah."
-;
Sakura Raditya Brahmandika
Ucok Dimas Mawarsari
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna; [izone]
Ngẫu nhiên"Kalau hidup kamu monokrom, aku siap jadi pewarna hidupmu."