empat belas

198 31 0
                                    



wonyoung duduk di kursi nya, sambil menulis catatan nya yang kurang. walau tidak terlalu pintar, tapi dia rajin.

berbeda dengan jiheon yang selalu juara kelas.

omong omong sekarang ini wonyoung sedang di kelas sendirian, dan ya ini sudah masuk ke waktu jam pulang sekolah.

tapi gadis itu masih enggan beranjak dari tempat duduk nya.

"kamu kenapa masih disini. udah dua jam yang lalu bel pulang nya."

wonyoung menoleh, mendapati penjaga sekolah menatap nya,

gadis itu tertawa kecil, "maaf deh pak, saya pergi."

pak asep menggelengkan kepala nya, dasar bocah batin nya.

"tapi saya ngerasain hawa aneh di pojokan kelas, pak."

"kamu ini udah telat pulang nya, make nakutin saya lagi."

wonyoung tertawa renyah, dan meninggalkan pak asep. dia berjalan ke gerbang sekolah, menunggu kak sakura.

tapi pandangan nya tertuju pada parkiran motor, jarak nya memang tidak jauh dari gerbang.

gadis itu tampak ragu,

"kesana ga ya,"

"jangan deh, siapa tau mereka lagi ngomongin sesuatu."

"tapi, kenapa haru juga pake ketawa?"

"ck, bodo amat ah."

wonyoung menghampiri kedua orang itu. haruto mendelikan matanya, kaget karna kedatangan wonyoung.

"kamu belum pulang?"

"menurut lo?" jawab wonyoung ketus

dan melirik jiheon yang sedari tadi hanya melihat nya.

"gue kira lo udah balik."

jiheon tersenyum, sampai matanya hanya segaris, "kalau udah, ngapain gue disini?"

"iya juga." gumam wonyoung, dia menghela nafas panjang, "gamau pulang?"

jiheon akan menjawab nya, tapi haruto menyela, "ini mau pulang," ucap nya yang kemudian menarik tangan jiheon "ayo heon."

jiheon hanya mengangguk, dan tersenyum kearah wonyoung.

mereka berdua sudah pergi dari parkiran sekolah, tapi wonyoung juga tak berkutik sama sekali sedari tadi.

"sakit ya?"

gadis itu tersentak, dan membalikan badan nya.

"tcih lo lagi."

yujin membuang permen karet nya yang sudah hambar, menatap wonyoung dan terkekeh kecil.

"semangat, ya."

"apa si, ga jelas banget." kesal wonyoung yang kemudian berlari ke arah gerbang, karna dia melihat kakak nya sudah menjemput nya.

"kak, laper." ujar wonyoung sambil mengerucutkan bibir nya

sakura menghela nafas panjang, tak berniat menjawab pertanyaan adik nya.

"ck, laper kak ya ampun."

gadis itu tetap tak menjawab adik nya, yang membuat wonyoung kesal.

"kenapa si hari ini orang orang pada ngeselin semua? ga haru, ga jiheon, ga kak sakura."

"kalian ada dendam sama wonyoung apa gimana?!"

sakura mendelikan matanya, "haru ngapain kamu?!"

wonyoung mendecih, "kepo lo. udah buruan balik."

padahal rencana nya tadi, sakura akan membawa adik nya ke kfc terlebih dahulu.


"benci, gue benci kalian semua ya ampun."

"ga ada yang bisa ngertiin gue!"

wonyoung memukul bantal nya, menangis kemudian. hari ini dia sangat aneh.

"apa salah gue coba?"

"gue kan ga ngelakuin apa apa bangsat!"

terakhir, di melempar vas bunga yang ada di kamar nya. membuat vas bunga itu pecah, yang bisa didengar sakura.

"dek? lo kenapa woi?!"

"heh, lo ga bisa gini ya! jawab gue!"

sakura mencoba membuka pintu kamar adik nya, tapi nihil, dikunci dari dalam.

"lo laper? ayo cari makan. jangan rese lo, itu vas harga nya mahal."

"sama aja lo kak, ga bisa ngertiin gue. benci gue sama kalian!" jawab wonyoung dari dalam kamar nya, bisa sakura dengar gadis itu juga menangis.

sakura menghela nafas panjang, dan turun ke bawah lagi. mengambil ponsel nya, menghubungi dimas.

"mas,"

"kenapa?"

"bisa kesini ga? sekalian bawain kfc."

"kamu laper?"

"bukan aku, tapi wonyoung."

"iya, aku kesana."

gadis itu menghela nafas, dimas tak seburuk yang dia pikir.

selang lima belas menit, dimas sudah datang lengkap dengan pesanan sakura.

"sekalian dong mas, bujuk wonyoung biar mau makan."

dimas mengerutkan kening nya, "loh wonyoung kenapa? sakit?"

sakura menggeleng, "ga tau tu. dia ga jelas sejak aku jemput dia."

dimas mengangguk paham. dia naik keatas, tepat nya ke kamar wonyoung yang masih terkunci rapat.

"wony, makan yuk? kak ucok beliin kfc."

hening, tidak ada pergerakan sama sekali. laki laki itu menghela nafas

"kamu ditinggal di rumah sendiri mau? biarin makan kfc sendiri."

"iya bentar!" jawab wonyoung yang kemudian membuka pintu kamar nya,

dimas saja nyaris teriak, melihat kondisi wonyoung.

rambut panjang nya berantakan, mata nya bengkak karena kebanyakan menangis, dan hidung anak itu juga merah.

"baik baik aja kan?"

wonyoung mengangguk, dan turun ke bawah, menghampiri kakak nya yang sedang merapikan meja makan.

"kak,"

"astaga, lo kenapa sih? haruto mutusin lo ya?!"

wonyoung mendelikan matanya, "pacaran aja belum!" jawab nya sambil memakan ayam

dimas terkekeh geli, dan ikut mendudukan diri di sebelah sakura, berhadapan langsung dengan wonyoung.

"makan yang banyak gih, kalau kurang bilang."

wonyoung mengangguk, perasaan nya agak sedikit lega karena kakak nya dan calon kakak ipar nya.

"kenyang, ayo nonton upin ipin!"

sakura memutar bola mata nya malas, "dasar bocah, labil."

dimas menggeleng pelan dan melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan nya, "aku balik ke kantor ya."

"loh, aku kira udah pulang."

"belum sayang. masih ada rapat lagi, aku pergi dulu ya?"

sakura mengangguk, dan mengantar dimas sampai ke depan.

wonyoung sempat melirik kedua nya, diluar sana dimas mencium kening sakura,

"ceilah, begayaan bener yang mau kawin."

"bocah diem aja."

Warna; [izone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang