sakura dan dimas sekarang ada di restoran depan kantor mereka. tadi nya ingin membungkus, dan memakan nya di rumah, tapi terlanjur lapar.
"besok kita milih undangan nya."
sakura hanya manggut manggut, sibuk dengan makanan nya.
ponsel dimas lagi lagi bergetar, menunjukan ada pesan masuk.
"siapa mas?"
dimas tersenyum kecil, "eunbi, dia nyuruh aku dateng ke kantor."
sakura menghela nafas panjang, "ganti sekretaris aja sana mas, ganggu aja sukanya. ga bisa gitu dia yang handle semua?"
laki laki itu menggeleng, kemudian mengambil kunci mobil nya, "makanan nya dihabisin ya? nanti aku suruh supir nganter kamu pulang."
"calon istri kamu tuh aku atau eunbi sih?! prioritasin aku dong!!"
"maaf sayang, aku duluan ya."
sakura mendecak, meletakan sendok dan garpu nya secara kasar, membuat nya dilihat oleh beberapa orang yang ada disana.
"apa liat liat?!"
gadis itu beranjak, dan keluar dari sana, berharap supir suruhan dimas sudah datang.
dimas lagi lagi harus masuk ke kantor nya. ini sudah sepi, ya karna sudah jam pulang.
"kenapa manggil saya?"
eunbi menoleh, dan memberi dimas berkas, "ini harus ditanda tanganin pak."
dimas menghela nafas, mengambil pulpen yang ada di meja nya, "besok kan bisa. saya lagi nemenin calon istri juga."
"maaf, pak."
laki laki itu beranjak, tapi lengan nya dipegang oleh eunbi, "sebagai ganti nya, ayo kita makan malam, saya traktir."
dimas ingin menolak, tapi tidak enak, atasan macam apa dia yang menolak ajakan sekretaris nya,
"ya sudah, ayo keburu malam."
"mau kak?" tawar wonyoung, sakura menggeleng dan mendudukan diri disamping wonyoung,
"kaga bosen lu nonton ni upin ipin?"
"kenapa kudu bosen. masih bocah nikmatin aja dulu."
"iya, gue pengen balik jadi bocah." gumam sakura, wonyoung menaikan satu alis nya, "kak, r u okay?"
sakura mengangguk, "okay, okay banget dek ya ampun."
wonyoung mendecih, kemudian melempar camilan nya ke sakura
"jijik goblok!"
"dih, mandi sono bau lo!"
"gue ga jadi nikah deh sama mas dimas."
wonyoung memutar bola mata nya malas, "kak, plis dia baik. ga mungkin kan lo sia siain dia?"
"ya coba lo bayangin deh dek, dia mentingin sekretaris nya ketimbang gue?!"
"wajar kakak ku sayang. kalau ga gitu, mana bisa kerjaan nya kelar, kalau ga selesai juga ntar ga dapet uang."
"ga dapet uang, lo ga bisa makan sushi juga." lanjut gadis itu, sakura mengangguk, "iya juga ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna; [izone]
Random"Kalau hidup kamu monokrom, aku siap jadi pewarna hidupmu."