yujin meletakan air minum di sebelah kakak nya, minju. wajah gadis itu sangat pucat, yujin ingin menangis saja.
"harusnya yujin ga sekolah hari ini."
"siapa yang ngajarin kamu buat bolos, hm?"
"ga ada, tapi liat kondisi kakak dong."
tangan minju mengusap rambut yujin, yang tumben diikat ponytail.
"kamu cantik kalau gini."
"oh ya? temen aku yang nguncirin."
minju tergelak, "kamu udah punya temen? siapa? kasih tau kakak dong."
yujin tersenyum tipis, dan menggeleng. gadis itu meninggalkan minju, ah minju bisa bernafas lega.
adik nya sedikit demi sedikit membaur.
"kak?"
baru saja dia ingin memejamkan matanya, kepala adik nya menyembul dari luar pintu,
"kenapa?"
"ada yang mau—"
"hai minju!"
yujin mendecak kesal, menendang kaki laki laki itu, "ga sopan! kan udah gue bilang tunggu bentar!"
"yujin, kamu yang harus sopan." jawab minju sambil terkekeh kecil, dia menatap jaemin yang sedang kesal dengan yujin.
"jaemin? kenapa?"
jaemin tersadar, tujuan dia kesini bukan lah untuk bertengkar dengan gadis bar bar seperti yujin,
"engga, aku cuma mau tau keadaan kamu."
"sabar ya, aku masih berusaha." lanjutnya sambil mencium tangan milik minju, gadis itu mengangguk, mungkin dia bisa berharap dengan jaemin kali ini.
"apa aku donorin jantung aku aja?"
"hus! kamu katanya mau bahagia sama aku? kenapa malah kamu yang donorin?!"
yujin hanya menyimak, ternyata kakak nya membutuhkan donor jantung. diam diam gadis itu beranjak dari sana.
mereka berdua sibuk tertawa, dan secara tiba tiba air mata milik jaemin keluar,
"ish kenapa nangis?! ayo dong jangan nangis!" kesal minju, tapi tangan nya tetap terulur mengusap air mata itu,
"aku cuma takut, ini terakhir kali nya aku denger suara tawa kamu."
minju menutup mulut jaemin dengan tangan nya, dia menggeleng. "aku bakal bertahan sekuat aku, oke?"
laki laki itu mengangguk, memeluk tubuh yang cukup mungil dibanding dengan nya.
"aku pamit ya?"
minju mengangguk, "maaf, aku lemes banget ga bisa nganterin ke depan."
"no problem."
jaemin melangkahkan kaki nya keluar, tapi langkah nya terhenti, melihat gadis tadi menangis di bawah tangga.
awalnya jaemin mencoba tak peduli, tapi tangisan itu terdengar pilu.
"heh, ngapain lo nangis? jangan bikin orang takut."
gadis itu mengusap wajah nya kasar, dan menatap jaemin dengan kesal, "pergi lo, jangan harap kesini lagi!"
"dih, ntar ga bisa ketemu sama minju dong gue?"
"minju bukan punya lo! awas anjir!"
"tapi gue calon nya woi!"
"calon mata mu!"
Brak
pintu utama ditutup yujin setelah jaemin keluar dari sana. laki laki itu hanya bisa mengelus dada nya, "sabar ya, dia adek minju. kalo engga juga udah gue slepet."
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna; [izone]
Diversos"Kalau hidup kamu monokrom, aku siap jadi pewarna hidupmu."