"wony!"
"apa sih?!"
"kenapa ngehindarin gue sih?!"
wonyoung diam, dia juga bingung kenapa menghindari laki laki itu.
"engga, perasaan lo aja."
"ya tapi— "
"kalian berdua disini?"
keduanya menoleh, mendapati jiheon tersenyum kearah kedua nya. lihat, betapa manis nya dia.
haruto mengangguk, "iya, kita lagi bahas ulangan ekonomi tadi, ya kan won?"
gadis itu melirik tajam ke haruto, "ga tuh, kata siapa?"
jiheon menaikan satu alis nya, "terus bahas apa?"
"haruto, lagi mepet anak kelas sebelah." celetuk wonyoung, asal tentu nya
haruto langsung memukul kecil kepala wonyoung, "ngasal aja lo kalau bilang!"
"lo kenapa sih? biasanya ga pernah mukul!" kesal wonyoung, dia berjalan meninggalkan keduanya, berlari kearah kamar mandi terdekat
jiheon menatap wonyoung, kemudian haruto, "kamu, kenapa?"
haruto menggeleng dan menarik tangan jiheon, "ayo ke kelas."
di kamar mandi, wonyoung langsung masuk ke salah satu bilik, dia menangis dalam diam.
dasar, laki laki memang tidak peka. bisa bisa nya juga dia memukul wonyoung, padahal biasanya dia tidak pernah segitu nya.
"udah puas?"
wonyoung terkejut, tapi mencoba mengabaikan yujin yang menatap nya. gadis itu, selalu saja ada dimana pun.
gadis itu menyodorkan tisu ke wonyoung, "pakai ini,"
"makasih."
yujin diam, menatap wonyoung, dia merasa kasian sebenarnya.
"jangan terlalu baik sama jiheon."
wonyoung menghentikan kegiatannya , menatap yujin tak suka, "urusan lo apa? dia temen gue, jadi harus baik."
"temen ya, gue harap gitu." jawab nya, kemudian meninggalkan wonyoung sendirian.
"kamu nangis ya?" tanya jiheon,
"jangan terlalu baik sama jiheon."
ucapan yujin terlintas di pikiran wonyoung, gadis itu buru buru menggeleng, dia yang lebih tau sifat jiheon.
"ga kok, tadi aku kebelet banget."
"kebanyakan kibul, maemunah."
haruto datang dari arah belakang, wonyoung memutar bola matanya malas, "apa?! pergi sana!" ucap wonyoung sambil mendorong badan bongsor laki laki itu
jiheon memisah kedua nya, "jangan kaya anak kecil dong!"
laki laki itu tersenyum, "nanti tungguin gue piket ya? kita balik bareng."
jiheon mengangguk anggun, rasanya wonyoung menjadi nyamuk disini.
"napa lo liat liat?!"
wonyoung tersentak, kemudian menggeleng kecil, "y—ya ya santai dong, ga usah bentak." ucap nya, dan pergi keluar kelas.
haruto mendelik, "wony bentar lagi mau pelajaran!!! lo mau kemanaaa!!"
jiheon memegang lengan haruto, "udah, biarin aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna; [izone]
Random"Kalau hidup kamu monokrom, aku siap jadi pewarna hidupmu."