dua puluh tujuh

169 25 0
                                    













"jiheon, kantin kuy!" ajak haruto, jiheon mengangguk, omong omong gadis itu belum pindah tempat duduk, dia masih di sebelah wonyoung.

haruto menatap wonyoung sebentar, tak berniat mengajak gadis itu.

mereka berdua beranjak meninggalkan kelas, tapi yujin menghalangi pintu.

"minggir." ucap haruto, yujin masih belum minggir,

"lo apa apaan sih?! awas dong!" kesal jiheon, dia juga mendorong yujin, tapi tentu yujin tak bergerak sedikit pun.

gadis itu membuang permen karet nya di seragam haruto, jiheon mendelik kesal, "apa apaan sih?! bisa ga sehari anteng?!!"

"itu sahabat lo ajak dong, kasian dari tadi cuma liatin." ucap yujin, sedangkan wonyoung mengalihkan pandangan nya.

haruto mendengus kesal, menarik kerah baju yujin, bagi nya yujin tak seperti gadis lain nya.

"gue udah diem dari tadi,"

"terus? gue harus bilang wow gitu?"

Brakkk!!

"yujin!"

wonyoung menghampiri yujin yang terkapar berkat pukulan haruto.

"nah pinter, bawa tuh temen lo yang sok jagoan." celetuk jiheon, dia memegang erat lengan haruto

yujin kembali berdiri, menendang perut haruto dan memukul wajah tampan laki laki itu brutal, membuat jiheon dan wonyoung histeris.

"kalian apa apaan, berhenti yujin!"

gadis itu mengatur nafas nya, melirik guru laki laki itu, ah dia benci ini.

"kenapa? mau manggil orang tua saya? tcih, basi."

yujin menarik tangan wonyoung pergi dari sana, karna secara tidak langsung mereka mengundang para murid untuk melihat atraksi tadi.

jiheon membantu haruto duduk, "sakit ya? ayo ke uks."














"harus nya lo ga usah ribet ribet gini,"

"gue suka keribetan. apalagi keributan." jawab yujin santai, wonyoung menekan kapas nya pada luka yujin, membuat sang gadis kesakitan.

"kenapa lo lakuin ini?" tanya wonyoung sambil membersihkan sisa kapas,

yujin menatap langit biru diatas mereka, "gue, cuma mau punya temen."

"sedangkan dia bukan nya bersyukur malah ngerusak. kadang dunia memang ga adil." lanjutnya, kemudian menghela nafas panjang.

wonyoung bisa merasakan apa yang dirasakan gadis itu. tangan nya terulur mengusap punggung gadis itu, "sekarang kita temenan."

"udah tau."

"tcih, ngeselin."

"bodoamat."

wonyoung tersenyum, dia salah menilai yujin dari awal.

"em, omong omong lo ga punya keluarga gitu? sampai harus gini dulu."

yujin diam, oke salahkan wonyoung yang menanyai pertanyaan semacam itu ke yujin.

"maaf, gue cuma kepo."

gadis disebelah nya tertawa, sampai sampai lesung pipi nya terlihat, bahkan wonyoung tidak tau bahwa yujin memiliki lesung.

"engga, udah biasa gue dibilang gitu."

yujin memutar badan nya, menghadapkan nya langsung dengan wonyoung.

"haruto bakal nyesel, gue yakin."

"gue ga butuh penyesalan dia, cuma permintaan maaf yang gue butuhin."

"iya, terserah, gue nurut."

"ya udah, ayo kantin aja."

Warna; [izone]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang