• 6. | KENAPA HARUS PEDULI? •

1.4K 81 9
                                    

Bantu koreksi typo ya syng 😣
Typo ku estetik sekali soalnya, jadi g keliatan 💅

Bantu koreksi typo ya syng 😣Typo ku estetik sekali soalnya, jadi g keliatan 💅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat, 4 Juni 2021
__________

Arka sejak tadi duduk di balkon kamarnya, memandangi langit malam dengan suasana sepi yang masih terasa. Pikirannya dari Lyodryn masih tak bisa teralihkan. Arka mulai merasa ada yang aneh. Semesta seperti sedang mempermainkannya.

"Argh! Kenapa Lyo lagi sih? Gada yang lain apa?" gumam Arka kesal. Lelaki itu terus menggerutu dalam suasana sunyi ini, hingga siapapun mungkin dapat sedikit mendengar nya.

Arka mengacak-acak rambutnya, lalu menghela nafasnya pelan. "Arka?" Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari arah dalam kamarnya. Arka menoleh melihat seorang gadis cantik berdiri di dekat pintu balkon nya.

"Eh Taya, kenapa kesini?" tanya Arka. Asta memang sejak tadi berada di rumah Arka, lebih tepatnya Arka menjemput dia setelah mengantar Lyodryn pulang tadi.

"Bosen gue sendirian. Kenapa? Gak boleh?" Asta masih berdiri di tempatnya tadi, masih menunggu jawaban dari laki-laki di hadapannya itu.

"Nggak, boleh kok. Sini duduk sebelah gue," ucap Arka seraya menarik tangan Asta mendekat.

"Hm, Ka?"

"Apa?"

"Lo lagi ada masalah? Gue liat-liat kayak banyak pikiran banget," ucap Asta. Arka menatap gadis itu sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak kok. Gue baik-baik aja."

"Em em em." Asta menggelengkan kepalanya, lalu menatap Arka menyelidik. Asta tahu lelaki itu berbohong. "Lo bohong, gue tau itu," cetus Asta.

"Ish sotoi banget, dibilang nggak juga," ucap Arka yang masih berusaha meyakinkan. Asta tetap yakin, Arka berbohong.

"Gue udah kenal lo dari orok, gue tau kapan lo bohong dan nggak," ucap Asta lagi. Asta memegang lengan kanan Arka dan mengguncangnya. "Ayo kasih tau! Arka ayolah, Taya kepo nih," kata Asta yang terus memohon.

Asta menatap Arka dengan wajah memohon, sedangkan Arka terus menghela nafas sejak tadi. " Kepoan hidup lo. Udahlah gue gak apa-apa, Taya."

Asta mengerucutkan bibirnya. "Ya udah kalo mau bohong gak apa-apa. Tapi inget Arka juga gak boleh kepo ke Taya."

"Kok gitu?"

"Iyalah biar impas!"

"Ayo anter gue pulang! Ngantuk banget nih," rengek Asta pada Arka. Arka mengacak-acak rambut Asta pelan, lalu menarik gadis itu ke pelukannya hingga kepala Asta bersandar pada bahu kanan Arka. "Dulu lo suka tidur di pundak gue loh, sekarang kenapa nggak?" ucap Arka tiba-tiba.

"Hm."

"Karena Raihan?"

Asta terdiam mendengarnya. "Gak usah bahas Kak Raihan," ketus Asta. Arka hanya mengangguk, dia paham mengapa Asta tak mau membahas ini.

Adinata | end.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang