"Gue setuju, dulu juga waktu gue jatuh dari sepeda dan enggak berani pulang karena takut diomelin emak, Kay justru nyeret gue kehadapan emak gue. Jelas lah, gue dimarahin! Tapi itu semua dia lakukan biar luka gue cepat diobati dan enggak infeksi." Kata Gama buat gue makin terharu dan sadar enggak sadar, gue mulai menitikkan air mata. Hahaha lebay!
"Jelaskan? Gue jatuh cinta sama Kay, karena semua yang ada pada dirinya, bikin gue sulit menolak cinta yang dia tawarkan!"
Titik-titik air mata haru berjatuhan, lalu dengan cepat gue hapus agar tidak ada yang melihat.
"Nak, sebentar lagi kita jurit malam ya, kalian persiapkan barang-barang kalian dan langsung berkumpul di lapangan." Ujar bu Nirwana mengagetkan kita semua, kemudian kami beranjak dari duduk dan langsung bersiap untuk ke lapangan. Untuk persiapan jurit malam, gue hanya membawa senter, handphone dan air minum sesuai instruksi kepala sekolah. Setelah semua persiapan gue bawa, gue langsung ke lapangan bersama yang lainnya. Sebelum jurit malam dimulai, seluruh siswa disuruh berbaris untuk mendengarkan arahan kepala sekolah.
"Jadi setiap tim terdiri dari 5 orang, dimana setiap tim beranggotakan perempuan dan laki-laki. Lalu nanti kalian akan jalan memutari SMANSA, dimulai dari kelas 11 IPS satu sampai lima, kemudian dilanjut 11 MIPA satu sampai tujuh, lalu selanjutnya kelas 10 IPS satu sampai lima, dan diakhiri oleh kelas 10 MIPA tujuh." Jelas pak kepala sekolah panjang lebar, sebenarnya gue sedikit tidak suka dengan ide kepala sekolah yang menyelipkan jurit malam diantara seluruh acara. Apalagi hal ini dilakukan di jam 10 malam, dimana para warga biasanya sudah tidur nyenyak dirumahnya masing-masing. Bukannya apa-apa tapi gue beneran takut kalau ada kejadian yang tidak kita inginkan terjadi, misalnya ketemu setan.
"Peserta pertama dari 10 IPS satu Adalah Nando Firmansyah, Ardinan Gama Syaputra, Adara Destiani dan Megan Audi Christiani."
Begitu nama kedua sohib gue disebut dan nama gue tidak, sontak gua cemberut dan melempar tatapan tidak rela saat harus pisah dengan mereka. Tapi apa boleh buat, ketika wali kelas udah asal pilih gue cuma bisa pasrah. Setelah tim pertama dari IPS 1 sudah berjalan sekitar 10 menit, barulah tim kedua dibacakan kembali oleh kepala sekolah.
"Tim kedua Kayra Aletta, Rahmalia Putri, Putra Nandito, Arka Elramdhan, dan Shawn Daniel Mendes." Kelima nama yang dipanggil termasuk gue, kemudian maju dan memulai petualangan horor kami. Disebelah kiri gue ada Lia dan disebelah kanan gue ada Yaya yang sok berani.
"Tenang Kay, enggak perlu takut, gue ada disini." Kata Yaya yang membuat mata gue berotasi.
"Cih sok gentle, lo kira cuma lo apa yang bisa begitu? Lihat nih gue," kata Putra tidak mau kalah dengan Yaya.
"Lia, tangan kamu dingin, boleh aku panggang tangan mu agar hangat?""Ye setan, tangan lo aja sini yang gue bakar!"
"Lia, adikku yang manis, enggak boleh ngatain Putra setan gitu ah. Dajjal aja sekalian," kata Yaya yang diikuti tawa diakhir kalimat.
"Weh diem, becanda terus lo pada. Enggak denger tuh, suara apa?" Sial, si Daniel malah bikin suasana makin sepi dan menegangkan.
Duuuut!
"Najis suara kentut!" Kata gue yang kesal dan langsung memukul Daniel yang berada tepat di samping Yaya. Setelah puas menghujat dan memukuli Daniel, kami semua melanjutkan perjalanan dengan sedikit tingkah konyol dari Putra, Yaya maupun Daniel. Saat kita hampir sampai di sebuah pohon sukun di persimpangan jalan, kami dikejutkan dengan sosok mbak Kunti yang berdiri tepat dibawah pohon sukun tersebut. Kompak kami semua diam tertegun sambil menelan ludah masing-masing, rasanya mau teriak pun sulit, apalagi lari.
"Ah OSIS itu mah gais enggak usah parno gitu," ujar Daniel yang lalu memberanikan diri berjalan mendekati sosok tersebut dan menyentuhnya. "Cih konyol banget, gua kira OSIS pada cosplay hantu ternyata ini hantu real gais! Tunggu apalagi yuk, mari kabur!"
"Waaaa!!!!" Teriak Daniel histeris yang juga mengundang kami semua untuk ikut berlari histeris, Yaya yang kelihatannya khawatir dengan gue, langsung menggandeng tangan gue sambil berlari.
"Setan siaaaaaal haaaaaaaa!" Kata Putra yang sudah lari mendahului kita semua di depan.
"Tungguin gue wooooy!" Kata Lia yang berlari paling belakang.
"Aduh Lia ku sayang ketinggalan," ujar Daniel yang lalu memutar arah dan langsung menyamai langkah cepatnya dengan Lia. "Berasa jogging gue njir,"
"Bapak kau jogging!" Teriak Lia kesal. Kita semua lari sekuat tenaga sampai ke depan gerbang sekolah, di sana kami bertemu para guru dan beberapa peserta terakhir yang baru saja ingin berangkat. Hampir setiap orang disana melempar tatapan bingung melihat kami yang memegangi lutut dengan napas terengah-engah dan Daniel yang langsung terlentang diatas aspal jalanan yang sepi dari pengemudi.
"Kalian kenapa? Kayak habis dikejar setan aja," tanya pak Aang keheranan.
"Bukan cuma dikejar pak, tapi saya nyetuh sentannya pak. Bayangin pak, saya nyentuh setannya!!!" Daniel histeris ditempatnya membuat para guru menatap semakin heran.
"Kalian enggak lagi bohong, untuk viral kan?"
"Ya Allah pak, saya masih sadar dosa kali. Urusan yang ghaib mah, saya enggak pernah main-main." Ucapan Daniel barusan membuat tim terakhir yang baru ingin berangkat jadi ketakutan dan memohon agar mereka tidak perlu mengikuti jurit malam, namun permohonan mereka tidak dikabulkan oleh Pak Aang.
**
Gue merenggangkan otot gue yang kaku sambil menunggu api unggun menyala, tetapi dari habis magrib sampai sekarang jam 12 malam, api tersebut tidak menyala juga. Bukan IPS satu namanya kalau menyerah begitu saja, Yaya dan Amil tetap berusaha untuk menyalakan api itu dengan berbagai macam cara.
"Kata gua geh mendingan ditancepin senter aja kayak tadi," ujar Putra yang tidak senang ide menancapkan senternya di tolak mentah-mentah oleh Yaya dan Amil.
"Sabar dulu kek Put, bentar lagi pasti nyala nih" kata Yaya sambil terus menggosokkan kayu, berharap api akan menyala.
"Sampai kapanpun itu api enggak akan nyala Yaya,"
"Sotoy lo!"
"Gelut, gelut, gelut,"
"Niel, kok lo habis lihat setan kelakuannya malah kayak setan sih?" Tanya Yaya kesal.
"Maklum, tadi kan gue menyetuh si kunti-nya, wajar aja kalau sedikit sifat setannya masuk ke tubuh gue."
"Astaga ambigu," ujar Putra sambil bergidik merinding.
"Ye, pikirannya 21+ aja nih Putra, kebiasaan." Kata Daniel yang lalu dibarengi oleh sorak sorai IPS 1 yang akhirnya memiliki api unggun juga. Kami semua bertepuk tangan sambil sedikit menyombongkan diri, begitupun dengan Yaya yang sudah berhasil menyalakan api unggun.
"Assalamualaikum wr. wb, dikarenakan malam yang sudah larut, semuanya masuk ke tenda dan bagi siswa yang masih menyalakan api unggun diharap untuk sesegera mungkin mematikan api tersebut terimakasih," kata sebuah suara yang berasal dari ruang radio. Kami semua hanya menatap datar dan langsung mengguyur api unggun dihadapan kami.
"Ye, Bambang telat lo ngasih pengumumannya, dari tadi kek sebelum api punya gue nyala."
**
Marhaban ya Ramadhan semuanya! Awal puasa ini saya udah dikasih hadiah luar biasa dari kalian semua, berupa jumlah pembaca yang mencapai 1,23k yeaaay! Mana tepuk tangannya untuk kita semua? Kriiik.
Okay garing next.
Makasih banyak untuk kalian yang tetap disini, nungguin saya, setia sama saya, memberikan semangat secara tidak langsung melalui vote dan komen. Makasih banyak juga untuk kamu secret admirer (pembaca yang tidak memberi vote), banyak-banyak terimakasih juga untuk kamu pembaca terang-terangan (pembaca yang memberi vote), pokoknya makasih deh!
Saya harap nanti kalian lebih banyak memberi saya semangat dan kejutan lagi melalui vote. Setiap satu vote dari kalian itu memberikan saya satu alasan untuk melanjutkan cerita ini, jadi ayo semangat memberi votenya. Anggap saja setiap kalian memberikan vote, kalian sedang menyumbangkan satu kebahagiaan besar untuk saya.
Terakhir nama saya greentea dan jangan lupa untuk selalu bahagia serta sehat tentunya!
🌟 tekan ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
IPS 1 ✓
Teen Fiction[completed] Nama gue Kayra, cewek bermuka biasa yang nyasar ke SMANSA lewat jalur zonasi. Jujur, kehidupan SMP gue jauh lebih seru dibandingkan kehidupan SMA gue. Tapi gue belum pernah tuh, ketemu manusia jenis Arka (Yaya) yang overprotektif banget...