21.

298 47 0
                                    

Pagi yang cerah, dengan anak IPS satu yang sudah berisik diluar tenda. Kami semua baru saja habis menunaikan shalat subuh berjamaah, dan seperti biasa anak cowok kelas kami pasti akan bersikap kekanakan lagi. Mereka semua kini saling menggulung sarung nya dan melucuti sarung tersebut ke tanah, ada juga yang memakai sarungnya untuk dijadikan kerudung.

"Etdaan, Yaya boleh juga pake kerudung." Ujar Amil yang menatap Yaya penuh takjub.

"Weh, lihat nih gue udah kayak pak kusir kan?" Tanya Putra yang heboh melucuti sarungnya yang kemudian hampir saja mengenai Rani.

"Heh lu ya, untung kagak kena gue! Siniin sarung lo, biar gue pecut Lo kayak kuda!"

"Ampun Ran!" Kata Putra yang langsung kabur, namun dikejar oleh Rani.

"Kok lo kalem-kalem aja sih, Gam? Biasanya lo yang paling rusuh?"

"Pacar gue ngelarang gue Ya, jadi sebagai pacar yang patuh, gue nurut lah!"

"Idih kek anjing aja patuh,"

"Dara, gue dikatain anjing sama Yaya!"

"Emang lo kayak anjing kan?" Ujar Dara yang berhasil membuat Gama kecewa. "Iya, lo tuh kayak anjing manis yang berhasil bikin gue susah jauh dari lo!"

"Aaah, so sweet!"

"Idih geli!" Kata Rani sambil bergidik di tempatnya. Gue yang menyaksikan pemandangan abnormal kelas gue ini, hanya bisa geleng-geleng kepala dan sesekali tertawa. Gue yang tengah duduk sediri, dikejutkan dengan Rani yang tiba-tiba mendekat kearah gue.

"Geser!"

"Woy Ran, jangan kasar-kasar sama Kayra!"

"Kasar apanya sih? Gue cuma suruh dia geser, gue sleding lu Ya!"

"Ampun Ran, tapi jangan galak-galak dong sama Kay. Gue kan sedih,"

"Alah jijik!"

"Haha, Ran kok lo galak banget sih?" Tanya gue penasaran.

"Gue galak apanya sih, perasaan biasa aja." Kalau dipikir-pikir Rani itu sebenarnya enggak galak, malah lucu. Setiap dia toxic, menghina anak kelas, marahin kebodohan Yaya, dan yang lainnya, pasti sukses bikin orang-orang sekitarnya bahagia. Dia juga orang yang baik karena selalu kasih hotspot satu kelas dan menyodorkan buku PR-nya pada yang membutuhkan.

"Lo itu baik Ran," ujar gue dengan senyuman yang membuat dia lagi-lagi kegelian dan gue hanya bisa ketawa lihat dia begitu.

"Pada mau makan apa?" Tanya Rani pada kami semua.

"SOP iga bakar!"

"Bego kali Daniel!" Kata Rani kesal.

"Ya udah pop mie aja,"

"Okay, Yaya nyalain api!"

"Idih trauma gue nyalain api unggun lagi,"

"Nyalain atau gue tinju?!"

Mendengar itu, Yaya langsung bergegas membuat api. Sementara yang lainnya sibuk mengeluarkan alat makan serta pop mie dari dalam tas. Lalu setelah itu kami semua berkumpul, melingkari api unggun yang belum jadi. Setengah jam kami menunggu, tetapi api belum juga menyala.

IPS 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang