Segera katakan jika kamu bukan jodohku, agar aku cepat berhenti bermimpi menjadi pengantin pria mu.
....
"Dia ini pacarnya Kay!" Jawaban Megan barusan sontak membuat gue dan Seok kaget bukan main, kecuali Rani yang hanya menatap datar terkesan tidak peduli.
"Eh, enggak Ya!" Bantah gue dengan cepat, namun tidak berdampak apapun pada Yaya.
"Tapi kalian OTW pacaran, kan?" Tanya Yaya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan. Gue diam tidak menjawab lagi, entah kenapa jadi sulit menjawab. Hubungan Yaya dan Vira yang akhir-akhir ini dikabarkan tengah berpacaran, membuat gue ingin sekali membalas Yaya juga. Salah satu caranya adalah dengan membuat chemistry bersama Seok.
"Ya udah, gue pergi dulu." Pamit Yaya, lantas pergi entah kemana.
**
"Lo suka sama dia?" Tanya Seok saat kami sudah sampai di rumahnya. Sore ini gue lagi ingin mampir ke rumah barunya yang terletak satu gang lebih jauh dari rumah gue.
"Harus ya, gue jawab?" Dia mengangkat satu sudut bibirnya sambil tertawa meremehkan.
"Kelihatannya lo suka?"
"Bukan urusan lo!" Ujar gue ketus. Dia kemudian melanjutkan kegiatannya memetik gitar seperti biasanya, yang mana itu adalah alat musik kesukaannya. Heran gue, kenapa sih, cowok tuh sukanya gitar? Kan banyak alat musik lain, rebana misal.
Tolong katakan pada dirinya
Lagu ini ku tuliskan untuknya
Namanya selalu ku sebut dalam doa
Sampai aku mampu ucap maukah denganku?Detik selanjutnya kami sama-sama diam, entah apa yang dia pikirkan saat ini. Sementara gue sudah bisa kalian pastikan, pikiran gue tertuju pada Yaya. Dengan deretan pertanyaan kecil seperti, kapan dia chat gue lagi? Kapan kita videocall-an lagi? Atau kapan kita main bareng lagi? Hah, sepertinya dengan hanya memikirkan Yaya saja, sudah cukup membuat mood gue berubah-ubah. Namun sesaat kemudian, gue langsung menyadarkan diri sendiri untuk membuang pemikiran tentang Yaya. Terlebih sekarang dia sudah mempunyai pawang. Gue enggak mau nanti ada embel-embel pelakor mengekori setelah nama gue disebut.
Aduh! Sialan!
Si si Doel anak Betawi asli!
Kerjaaannye sembahyang mengaji!
Tapi jangan bikin die, sakit hati!
Diberi sekali, hei!
Orang bisa mati!Gue menatap Seok dengan tatapan heran. Subhanallah, random sekali anak ini.
**
Satu tahun berlalu setelahnya, banyak masalah yang sebenarnya belum diselesaikan. Waktu berlalu begitu cepat, hingga hari ini telah tiba waktunya wisuda. Gue tahu, gue tidak menjelaskan tentang hubungan gue dan Yaya lagi. Bahkan cerita ini terkesan tamat begitu saja, namun percayalah, memang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi yang perlu di jelaskan. Meski Yaya pun, tidak berakhir dengan memacari siapapun. Sementara gue memilih menerima cinta Seok dan menjalani hidup sebagaimana mestinya.
"Kay, sudah siap?" Tanya ibu dari luar kamar gue. Dengan memakai baju wisuda, gue memantapkan diri untuk keluar dan menyambut sekali lagi hari di SMA. Meskipun ini yang terakhir. Lantai kelas, lapangan, bahkan bau toilet pun, akan gue ingat sepanjang hidup gue.
"Kay!" Panggil Megan, menyambut gue di pintu kelas kami. Gue mempercepat langkah, tak sabar ingin melihat wajah teman sekelas untuk terakhir kalinya.
"Lihat Rani! Baju nya kedodoran gitu, hahahaha!" Ejek Putra, namun tawanya tak bertahan lama setelah Rani meninju perutnya.
"Heum, rasain! Ledek terus, si Rani." Tegur Daniel.
"Eh, abis lulus, bisa enggak ya kita kumpul lagi?" Tanya Yaya membuat suasana menjadi mellow. Semua mata memandanginya tanpa menjawab pertanyaannya.
"Ketemu dong! Suatu saat kita harus ketemu lagi, meskipun nanti pertemuannya enggak semanis sekarang. Misalnya gue ketemu Putra yang lagi mungut sampah," ujar Daniel membuat kami semua tertawa kecuali putra.
"Iya, contoh pahit lainnya adalah ketika gue datang ke nikahannya Kay." Mendengar perkataan Yaya barusan, membuat suasana menjadi canggung.
"Lo apaan sih, kalau masih ada masalah lebih baik selesain sekarang! Mumpung masih ada umur."
"Etdaaaan ustad Amil bersabda!"
"Udah, yuk kita biarin mereka ngobrol sebentar." Ajak Dara, kemudian menyeret seluruh orang untuk keluar dari kelas. Semua orang keluar, menyisakan gue, Yaya dan hening. Baik antara gue dan Yaya, tidak ada yang membuka percakapan. Karena ini adalah pertamakali nya lagi kami mengobrol berdua, rasanya canggung. Tapi entah kenapa gue senang, akhirnya gue mendapat waktu ngobrol dengannya lagi setelah sekian lama. Entah sudah berapa lama gue menunggu hal ini terjadi.
"Apa kabar?" Akhirnya dia membuka percakapan, meski canggung sekali kedengarannya. Gue maklumi, karena sudah lama juga kami tidak bertanya kabar.
"Baik, lo sendiri?"
"Seperti yang lo lihat. Ngomong-ngomong gue dengar lo jadian sama cowok Korea itu, ya?" Gue hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaannya. "Selamat ya? Kalau dipikir-pikir semua ini cuma kesalahpahaman aja,"
Dia mulai bercerita, dari awal masalah yang sampai sekarang membuat ganjal di hati kami masing-masing.
"Lo ngira Vira itu pacar gue, kan? Padahal bukan, tapi gue akuin kalau dia emang sempet ngajak pacaran beberapa kali. Tapi gue tolak kok."
"Terus kenapa kalian selalu sedekat itu? Lo juga enggak pernah nolak kehadiran Vira,"
"Gue enggak mau jadi orang jahat Kay. Tidak menyukai bukan berarti membenci kan?" Gue diam, bingung harus menjawab apalagi. Bukan jawaban itu yang ingin gue dengar. "Lagi pun, lo enggak pernah bilang suka ke gue. Jadi gue enggak punya alasan untuk ngusir Vira,"
"Karena lo enggak pernah tanya."
"Maaf Kay,"
"Gue pacaran sama Seok, karena gue enggak melihat kepastian dari mata lo Ya." Kali ini giliran Yaya yang diam dan hanya menyimak perkataan gue. "Gue juga selalu berdoa agar cepat move on dari lo,"
"Gue mau bilang sesuatu yang seharusnya gue sampaikan satu tahun lalu," dia menunduk tidak berani menatap mata gue. Sebenarnya gue juga tahu apa yang mau dia bilang.
"Gue suka sama lo," dugaan gue benar. Sekarang gue merasa dipermainkan lagi, satu tahun lalu dia bersikap seolah dia membuang gue. Lalu sekarang dia malah memaksa gue untuk kembali ke pelukannya. Jujur gue belum move on sepenuhnya dari dia, tapi gue juga enggak mau nyakitin Seok. Sumpah, dunia segini nya ingin mempermainkan gue.
**
Masih ada satu chapter terakhir Minggu depan, chapter depan adalah penentuan. Apakah Kay akan kembali pada cintanya, atau mempertahankan hubungannya dengan Seok?
![](https://img.wattpad.com/cover/201614596-288-k736997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IPS 1 ✓
Novela Juvenil[completed] Nama gue Kayra, cewek bermuka biasa yang nyasar ke SMANSA lewat jalur zonasi. Jujur, kehidupan SMP gue jauh lebih seru dibandingkan kehidupan SMA gue. Tapi gue belum pernah tuh, ketemu manusia jenis Arka (Yaya) yang overprotektif banget...