5. Bertemu Lagi

8.3K 486 2
                                    

Sudah seminggu berlalu semenjak pertemuan tiba-tibanya dengan Rinaldi. Alena masih bertanya-tanya apa yang membuat pria itu membuka diri dan begitu ramah kepadanya. Rinaldi kini semakin gencar mendekatinya.

Sebenarnya Alena tidak keberatan jika Rinaldi mengakrabkan diri dengannya. Apalagi di kampus, Alena hanya memiliki satu atau dua 'teman' saja. Itupun hanya teman yang menganggapnya di kala sedang membutuhkannya, lebih tepatnya uangnya.

Alena mulai merasa nyaman bersama Rinaldi. Meskipun terkadang ada kalanya Alena merasa risih mendengar bisikan-bisikan dari mahasiswa/i lain yang mengatakan bahwa dirinya telah berhasil menaklukkan Rinaldi karena kekuasaannya bukan karena pria itu menyukainya. Alena sendiri juga menaruh curiga terhadap pria yang dulu disukainya ini.

Sungguh aneh rasanya jika pria yang selama setahun ini mengabaikannya tiba-tiba mengejarnya. Ya, Alena mengakui bahwa dia sudah tertarik dengan Rinaldi semenjak masuk kuliah, dia tertarik padanya karena Rinaldi adalah salah satu most wanted di kampus. Namun seniornya itu bertingkah seolah-olah tidak mengetahui keberadaannya sampai seminggu yang lalu.

Alena bukanlah gadis bodoh yang akan terlena begitu saja ketika sang pujaan melihatnya. Dia sudah sering dipermainkan sehingga dia harus meningkatkan kewaspadaannya terhadap siapapun, termasuk pria yang kini dipanggilnya Aldi.

Tiba-tiba seseorang menyentuh bahunya membuat Alena berjengit kaget dan hampir saja menjatuhkan ponsel dari genggamannya. Namun, Alena sangat hebat mengendalikan keterkejutannya dan dengan cepat menormalkan ekspresi wajahnya.

"Masih ada kelas?" Tanya suara bariton yang sudah familiar di telinga Alena akhir-akhir ini.

Alena menggeleng pelan, sebenarnya dia sedikit kesal dengan pria yang sudah mengagetkannya ini. Apalagi pria itu tampak tidak merasa bersalah sama sekali.

Aldi tersenyum kemudian meraih tangan Alena lalu menggenggamnya. Alena sedikit tersentak, dia memandangi Aldi dan tangannya bergantian. Pria ini semakin sering melakukan kontak fisik dengannya.

"Kamu mau membawaku ke mana?" Tanya Alena ketika Aldi mulai melajukan mobilnya.

Aldi tersenyum manis yang mungkin dulu bisa membuat Alena jatuh hati. Namun sekarang di pikiran Alena hanya ada berbagai spekulasi tentang motif pria ini.

"Makan siang. Kamu pasti udah lapar kan?"

Alena tersenyum kemudian mengangguk pelan. Sebenarnya dia ingin segera pulang dan sedang tidak mood untuk makan di luar, tetapi dia segan menolak Aldi yang terlihat antusias.

Aldi membukakan pintu mobilnya untuk Alena kemudian mengulurkan tangannya, "Ayo turun!" Ucapnya lembut kemudian memamerkan senyum termanisnya

Kali ini Alena mungkin meleleh dibuatnya. Dia tidak bisa memungkiri bahwa perlakuan manis yang baru pertama kali diterimanya dari seorang pria ini telah membuatnya tersanjung dan dihargai.

Alena menyambut tangan Aldi dan membalas senyuman itu dengan tak kalah manisnya. Sepersekian detik netra mereka saling beradu, hingga suara seseorang memaksanya untuk berpaling.

"Mau saya bantu parkir, pak?" Seorang petugas valet menawarkan jasanya sebab mobil Aldi telah menghalangi mobil lainnya yang juga sedang menurunkan penumpangnya di depan lobi.

Aldi terkekeh pelan kemudian menyerahkan kunci mobil kepada petugas.

Keduanya berjalan berdampingan memasuki salah satu Restoran Italia terbaik di Jakarta. Aldi kembali menggenggam tangan mulus Alena, sementara Alena hanya tersenyum merasakan hangatnya telapak tangan Aldi.

Semuanya berjalan begitu lancar, Aldi memperlakukannya dengan lembut seperti sedang melakukan kencan yang romantis. Mulai dari menggeser kursi untuknya hingga menyeka sisa saus spaghetti di sudut bibirnya.

My Glamour Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang