7. Tamu Istimewa

7.3K 500 2
                                    

Pagi-pagi sekali Alena terpaksa bangun karena ulah Vina. Gadis kecil itu memasang alarm jam 5 pagi, padahal hari ini Alena sudah berencana tidur sampai siang. Sudah menjadi kebiasaannya bangun siang jika memang tidak ada jadwal kuliah.

Alena mengacak-acak rambutnya, bunyi jam beker yang terletak tepat di samping telinganya membuatnya sungguh terganggu.

"Kenapa ada jam beker di kamarku?" Alena menggeram kemudian menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Gadis itu duduk bersandar pada ranjang dan membuka matanya dengan malas.

Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah wajah Vina yang berseri bahagia. Baru kali ini dia melihat gadis kecil itu tertawa puas.

Dia tahu bahwa Vina sengaja menyetel alarm dan meletakkannya di dekatnya. Sebenarnya Alena ingin memarahi Vina, akan tetapi ketika melihat bibir mungil itu melengkungkan sebuah senyuman membuat amarahnya menguap begitu saja.

"Sudah puas menertawaiku, huh?"

Vina berhenti tertawa kemudian memutar bola matanya malas. Tidak sopan memang.

"Pergi ke mana sepagi ini?" Tanya Alena, kedua matanya memperhatikan penampilan Vina dari atas ke bawah.

Vina memutar bola matanya malas, "sekolah. Aku tidak mungkin memakai seragam jika ingin berenang."

Alena mengernyit kemudian mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas, "oh. Ternyata ini hari jumat." Gumamnya setelah melihat layar ponselnya.

"Sepagi ini?" Tanya Alena, dia heran mengapa Vina sudah berseragam lengkap bahkan sudah menyabdang ranselnya padahal masih pukul 5 pagi.

Vina menghembuskan nafasnya pelan kemudian duduk di pinggir ranjang, "Sekolahku cukup jauh dari sini." Gadis kecil itu melepaskan ranselnya dan mengeluarkan buku pelajarannya dari sana, "hari ini ada ulangan matematika." Lanjutnya, kemudian dia mulai membuka dan membaca bukunya.

Alena menganggukkan kepalanya, "kau gugup?" Dia mencoba menerka apa yang sedang dialami Vina saat ini.

"Tidak." Vina menyangkal, akan tetapi Alena tidak percaya begitu saja.

Alena bergeser dan duduk di samping Vina. Dia menahan tawa ketika mendapati bahwa posisi buku yang tengah dibaca oleh Vina terbalik.

"Sepertinya kau selalu mendapat rangking kelas."

Vina langsung mendongak, dahinya mengkerut, "Iya, aku memang siswi terpintar di sekolahku yang dulu." Gumamnya yang masih didengar Alena

"Sekolahmu yang dulu?" Tanya Alena penasaran

Vina mengangguk, "Aku dan Daddy baru pindah ke kota ini sekitar sebulan yang lalu."

Alena mengangguk paham, "Hmm.. Aku penasaran dengan cara belajarmu."

"Aku belajar seperti yang lain. Hanya saja memang kapasitas otakku ini berbeda dari yang lain." Jawab Vina dengan sombongnya

Alena terkekeh, "Mungkin rahasianya adalah membaca buku terbalik. Benarkah?" Ucapnya dengan nada mengejek.

Vina mengalihkan tatapannya pada buku yang ada di atas pangkuannya dan benar saja posisinya memang terbalik.

Barulah Vina mengerti bahwa saat ini Alena tengah mengejeknya bukan memujinya.

Pipinya bersemu, "Sungguh memalukan." Batinnya

Alena tidak tahan untuk tidak mencubit pipi Vina yang tampak menggemaskan di matanya.

"Awshh.." Vina meringis dan menepis tangan Alena kemudian menatapnya tajam.

Alena hanya terkekeh dan menjulurkan lidahnya sebelum dia berlari ke dalam kamar mandi.

My Glamour Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang