24. Alena dan Vina Bertingkah

6.4K 480 9
                                    

* Budayakan tekan ☆ sebelum/sesudah membaca 😉 *

Jam 8 tepat Bryan tiba di mansion keluarga Milton. Hari ini mereka memang sudah berencana akan berangkat ke Bali untuk menghadiri resepsi sahabatnya, Denny dan Mawar. Sebenarnya jadwal keberangkatan mereka nanti siang namun Bryan memang sengaja datang sepagi ini.

Selain ingin menumpang sarapan, dia juga ingin latihan menjadi bagian dari keluarga Milton. Memikirkannya membuat Bryan terkekeh sendiri dan tidak sadar sedang berada di mana saat ini.

"Dari mana kalian mendatangkan orang gila ini?"

Suara rendah dan dingin itu berhasil menarik Bryan dari alam bawah sadarnya. Dia baru menyadari kehadiran anggota baru di keluarga Milton. Anggota baru?

"Arthur, sayang. Jangan kasar seperti itu! Ini dr. Bryan, putranya uncle Axel."

Bryan tersenyum canggung kepada pria yang lebih mirip bodyguard dibanding putra dari seorang miliuner seperti Darren Greene Milton. Badannya yang kekar sangat pas dengan wajah tanpa ekspresi itu. Tatapan tajamnya juga semakin menyempurnakan penilaian seorang Bryan.

"Oh iya ke mana Angel? Sejak tadi Mommy belum melihatnya. Apakah dia belum bangun, Ann?"

Ann mengendikkan bahunya kemudian menggeleng lesu, "Ann tidak tahu, mom. Dia sudah tidak ada semenjak kami bangun tadi pagi."

"Ke mana dia? Tumben sekali dia pergi tanpa berpamitan."

"Ann sudah mencoba menghubunginya tetapi ponselnya tidak aktif. Barang-barangnya juga sudah tidak ada."

"Dia sudah pulang." Ujar Arthur dengan nada datarnya. Tidak ada sedikit pun ekspresi yang digambarkan di wajahnya. Pria itu tetap melanjutkan sarapan mengabaikan tatapan bertanya dari semua orang di ruangan itu kecuali Bryan.

"Tadi saya sempat melihat Angel bersama seorang pemuda tampan di kafe yang tidak jauh dari sini." Ujar Bryan dengan tatapan mata menyelidik, dia penasaran ekspresi apa yang akan ditampilkan oleh Arthur.

Prang.

Arthur meletakkan sendok dan garpunya dengan kasar hingga menimbulkan suara yang mampu menyedot seluruh atensi kepadanya. "Bisa tidak kalian berhenti membahas setan kecil itu?" Dia berdiri dan menatap tajam keluarganya satu per satu, kecuali ibunya tentu saja.

"Aku akan kembali ke New York malam ini." Arthur menatap ibunya dengan lembut.

"Kamu sudah berjanji akan menemani Mommy." Protes Stella.

"Ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan." Ucapnya tegas dan tidak ingin dibantah lagi.

"Huuh. Baiklah." Bibir Stella mengerucut, kemudian mengalihkan pandangannya kepada Alena dan juga Bryan, "mommy tidak jadi ikut kalian ke Bali."

Bryan bersorak kegirangan di dalam hati. Tangannya terkepal di bawah meja. Mungkin kalau sedang sendiri dia akan melompat-lompat seperti seorang anak kecil yang baru mendapatkan hadiah.

"Dan kau-" Arthur menunjuk Bryan tepat di wajahnya membuat empunya tersentak, "jangan macam-macam dengan adikku!" Tatapan matanya menghunus tajam ke dalam mata Bryan, tidak ada tanpa-tanda bahwa dia sedang bercanda saat ini. Ucapannya serius dan tidak main-main. Segala rencana yang sudah tersusun rapi di benak Bryan seakan lenyap begitu saja.

My Glamour Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang