17. Sick

7.4K 413 28
                                    

* Maaf ya tadi pagi gak sengaja di-publish padahal belum selesai diketik *

* ini update beneran ☺☺ *

Setelah mendengar kabar yang tidak mengenakkan dari Mrs. Dominic, Alena langsung menuju rumah sakit tempat di mana gadis kecil itu berada.

Ternyata tadi pagi saat Bryan akan membangunkannya, gadis itu demam tinggi. Tubuhnya menggigil dan terus meracau tidak jelas.

Bryan yang panik segera membawa putri semata wayangnya itu ke rumah sakit. Dia tidak memikirkan apapun selain keselamatan Vina. Bahkan dia melupakan fakta bahwa dia adalah seorang dokter yang bisa saja memberikan pertolongan pertama kepadanya. Dia juga lupa mengabari pihak sekolah.

Sesampainya di rumah sakit, Bryan dibuat semakin khawatir karena anaknya didiagnosa demam tifoid. Sampai siangnya pun suhu tubuh Vina tidak kunjung turun, dia juga tidak mau makan. Bryan yang memang tidak pernah merawat Vina saat sakit menjadi kewalahan. Biasanya di saat seperti ini, Vina akan dirawat oleh neneknya.

Bryan menghubungi Rebecca untuk bertanya bagaimana biasanya cara membujuk Vina agar dia mau makan.

"Biasanya Vina penurut dan dia tidak pernah rewel soal makanan meskipun dia sedang sakit."

Bukan jawaban yang diharapkan olehnya. Lalu apa yang harus dilakukannya?

"Di saat seperti inilah peran seorang ibu sangat penting, nak."

Bryan menghela. Dia membenarkan ucapan ibunya, akan tetapi statusnya membuatnya sulit menemukan wanita yang benar-benar tulus mencintainya dan juga anaknya. Dia juga harus berhati-hati memilih seorang pendamping, selain karena masa lalunya dengan istrinya terdahulu, dia juga harus memikirkan putrinya.

Jika memang Vina telah memilih seseorang untuk menjadi ibunya, maka Bryan akan mengabulkannya meskipun itu harus mengorbankan kebahagiaannya. Termasuk menikah tanpa perasaan cinta.

Masalahnya siapa yang akan dinikahinya? Sepengetahuannya saat ini Vina hanya dekat dengan Alena dan dia tahu bagaimana pengaruh gadis itu terhadap putrinya.

"Haruskah aku menikahinya?"

Bryan menggelengkan kepalanya kemudian menyugar rambutnya frustrasi. Dia kembali mengingat betapa jauhnya selisih usianya dengan gadis itu. Mungkin menikahi Alena adalah pilihan terakhir dalam hidupnya.

"Vina belum pernah memintanya secara langsung." Bryan menjawab pertanyaannya sendiri demi menenangkan hatinya.

Pintu terbuka membuat Bryan mengalihkan perhatiannya kepada pelakunya dan alangkah terkejutnya dia melihat sosok gadis yang diakuinya memang cantik itu tengah berdiri di ambang pintu. Bryan dapat melihat kekhawatiran di mata gadis itu.

Dia tidak menyangka Alena akan datang. Selain karena masalah mereka yang belum selesai, dia juga tidak merasa memberitahukan tentang Vina kepada siapapun kecuali ibunya.

"Ah. Kenapa aku tidak meminta mommy untuk merahasiakannya?" Bryan mengusap wajahnya kasar, merutuki kecerobohannya.

Alena melangkahkan kakinya memasuki ruang rawat Vina tanpa menunggu dipersilakan oleh Bryan. Dia berjalan dengan tergesa mendekati ranjang di mana tubuh rapuh itu berbaring dengan mata tertutup.

My Glamour Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang