23. Pembalasan Alena

6.9K 532 14
                                    

* Budayakan tekan ☆ sebelum/sesudah membaca 😉 *

Alena keluar dari kamar Bryan dengan penampilan acak-acakan khas orang yang baru saja bangun tidur. Sebelumnya dia sempat melihat keluar jendela yang ternyata sudah gelap yang berarti mereka, ya, dia dan Bryan terlelap cukup lama.

Hal yang pertama dilakukannya adalah mengecek Vina apakah gadis itu sudah pulang atau belum. Dia sungguh merutuki kecerobohannya karena melupakan bocah itu. Bagaimana kalau terjadi sesuatu kepadanya? Atau bahkan seseorang menculiknya pada saat dalam perjalanan pulang. Memang jarak sekolah dengan rumah ini tidaklah jauh, banyak teman-teman seusianya yang berjalan kaki pulang dari sekolah ke komplek ini. Akan tetapi tetap saja Alena mencemaskannya.

Namun saat dia melewati ruang tengah hendak menuju kamar Vina, suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Cuit. Cuit. Pengantin baru udah bangun nih."

Suara itu. Alena sangat mengenalnya, tanpa menoleh pun dia tahu siapa orang itu. Siapa lagi kalau bukan penggemar berat kakaknya?

Alena memutar tubuhnya dan menoleh ke asal suara tersebut. Meskipun enggan dia tetap melangkahkan kakinya bergabung dengan 3 orang gadis lainnya di ruang tengah.

Baru saja dia mendaratkan bokongnya di sofa, seseorang kembali bersuara memancing emosinya. Alena tahu betul kalimat itu bertujuan untuk menyindir dan mengolok-oloknya.

"Hmm. Kenapa aku mencium bau uncle Bryan padahal orangnya tidak ada di sini, ya?"

"Kenapa kalian bisa ada di sini?" Tanyanya kepada Ann dan mengabaikan Angel yang menatapnya jengkel karena diabaikan. "Terus sejak kapan?" Kali ini Alena melayangkan tatapan tajamnya kepada Angel.

"Un-

Angel menyikut lengan Ann sebelum gadis itu membocorkan sesuatu yang tak seharusnya diberitahukan kepada kakaknya, "kebetulan kami melihat Vina di depan gerbang sekolahnya, kami tidak tega membiarkan anak semanis Vina...." Angel menggantung kalimatnya, gadis itu tersenyum manis kepada Vina dan mencubit pelan pipinya yang mulai chubby semenjak mengenal Alena. "Ah. Lihatlah pipi bulatmu ini. Sepertinya kau sangat bahagia memiliki mommy baru." Lanjutnya dengan sengaja melirik Alena saat mengucapkan kata "mommy".

Vina terkikik geli kemudian berhambur ke dalam dekapan Alena. Tentu saja Alena tidak akan sanggup mengumpat di depan Vina meskipun sebenarnya dia sudah sangat ingin melakukannya. Apalagi melihat wajah menyebalkan Angel di hadapannya saat ini.

"Ah iya, kami sudah di sini sejak kak Al dan uncle tidur berpelukan."

Uhuk. Uhuk.

Alena tersedak salivanya sendiri, pipinya merona malu. Gadis itu menundukkan wajahnya sambil menggigit bagian dalam pipinya.

"Sialan. Kenapa gadis gila ini harus menyaksikannya?"

Alena bangkit dan pergi meninggalkan ketiga gadis itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Kenapa tidak bilang kalau uncle Bryan yang meneleponmu tadi siang, meminta kita menjemput Vina?"

Angel melemparkan bantal sofa ke arah Ann, "kau mau mereka bercerai sebelum menikah?"

Ann menggelengkan kepalanya dan menyengir lebar.

My Glamour Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang