Akhirnya kebenaran terungkap, ternyata kondisi Derry tidak separah yang diberitakan. Bocah laki-laki itu hanya keseleo. Tidak ada luka serius yang dideritanya, kepala dan wajahnya tidak lecet sama sekali.
"Ke mana satpam itu?" Tanya Alena dengan nada dinginnya, matanya menghunus tajam tepat pada manik wanita yang baru diketahuinya bernama Lastri itu.
Lastri menggeleng, "Ti-tidak ta-tahu." Alena menyeringai mendengar wanita yang tadinya sangat sombong dan percaya diri itu kini berucap pun terbata.
Meski wanita tersebut sudah terpojok bukan berarti Alena akan melepasnya begitu saja. Baginya Lastri harus diberi pelajaran dan dipermalukan karena telah menyudutkan Vina.
Alena mengutak-atik ponselnya kemudian tersenyum misterius yang membuat Lastri semakin gemetar.
15 menit kemudian, pintu ruang inap Derry terbuka menampilkan 2 orang pria berbadan tegap membawa seorang pria berseragam yang diperlakukan seperti tahanan.
Sontak semua orang di dalam sana dibuat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, akan tetapi berbeda dengan Lastri yang ketakutan setengah mati.
Alena menepuk punggung Vina pelan kemudian berjalan mendekati pria tersebut.
"Katakan!" Titahnya
Salah seorang pria bertubuh tegap itu mendorong tubuh lemah si satpam hingga nyaris tersungkur jika saja dia tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.
"I-ini ha-hanya inisiatif saya sendiri. Sa-saya khawatir saat melihat keponakan saya jatuh dari tangga."
Keponakan? Ya, ternyata satpam yang bertugas di sekolah tersebut adalah paman Derry, adik almarhum ayahnya. Sebuah fakta yang baru diketahui oleh kepala sekolas dan wali kelas mereka. Pantas saja semuanya terasa janggal dan terkesan menyudutkan Vina. Tetapi apa tujuannya? Tidak mungkin tanpa alasan memojokkan gadis sekecil Vina.
Tatapan Alena kembali tertuju pada Lastri. Gadis itu mengintimidasi wanita yang penampilannya yang sangat sederhana itu, mungkin kesan pertama bagi orang yang melihatnya adalah wanita lugu dari desa. Sangat berbeda dari watak aslinya.
"Bagaimana bu guru? Jawabannya bisa diterima?" Tanya Alena diplomatis
Bu wali kelas menggeleng tak terima, "Lalu apa tujuan Anda menuduh Vina yang mendorong Derry dan mengatakan bahwa dia ditemukan dalam keadaan bersimbah darah?" Tanyanya berapi-api. Sungguh dia tidak suka jika salah satu muridnya difitnah seperti ini. "Nyatanya tidak ada luka apapun pada wajah ataupun kepalanya." Lanjutnya dengan tatapan dan nada mencemoohnya yang ditujukan kepada Lastri
"I-itu ha-hanya kesalahpahaman saja." Satpam itu menelan salivanya dengan susah payah, wajahnya terus menunduk dan nyalinya menciut untuk sekedar mendongak menatap semua orang yang ada di sana.
"Benarkah?" Kini Alena yang berbicara. Raut wajahnya memang tampak tenang namun suaranya mampu membuat semua orang yang mendengarnya merinding.
Lewat tatapan matanya Alena meminta wali kelas membawa Vina dan Derry keluar dari ruangan tersebut. Dia tidak ingin adegan selanjutnya disaksikan oleh anak kecil seusia mereka.
Pintu tertutup dan detik itu juga Alena mengetukkan heels nya ke lantai kemudian memberi kode kepada kedua suruhannya.
"Ssshh.." satpam itu meringis kesakitan saat kedua lengannya yang telah lecet dan memar dicengkram kuat oleh pria berbadan besar itu.
Salah seorang lagi mencengkram dagunya, memaksanya mendongak menatap tatapan dingin Alena.
"Katakan!" Alena kembali berucap dengan nada dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Glamour Wife (TAMAT)
Romance⚠️⚠️ Warning!!!! Banyak adegan 18+, 21+ #Sequel Melt Her Heart Alena Greene Milton, gadis yang terlahir dari keluarga kaya dan terbiasa hidup bergelimang harta. Segala hal tentangnya tidak pernah lepas dari kemewahan. Penampilannya yang glamour memb...