22. Penderitaan Membawa Berkah

7.2K 457 48
                                    

Alena dibuat kewalahan menghadapi tingkah manja Bryan. Dia tidak menyangka pria tua ini akan sangat manja dan rewel bila sedang sakit. Bahkan pria yang sudah menjadi seorang ayah sejak 9 tahun lalu itu lebih merepotkan dari keponakannya, anak dari kakak sepupunya, Cesilya Reynold.

Tadi pagi, saat mereka bertiga sedang sarapan, Bryan mendadak mual dan muntah berkali-kali. Wajahnya pun pucat. Pakaiannya yang sudah rapi pun basah oleh keringat yang mengalir deras di tubuhnya. Tentu saja sebagai seorang manusia, Alena peduli dan tidak tega membiarkannya begitu saja.

Beruntung hari ini jadwal kuliahnya sedang kosong, namun dia harus mengorbankan kekasihnya. Untuk kesekian kalinya ia membatalkan jadwal kencan mereka. Dan alasannya selalu berkaitan dengan ayah dan anak ini. Padahal hubungannya dengan Aldi sedang terancam dan mereka seharusnya lebih sering menghabiskan waktu bersama untuk memperbaikinya.

Dia juga paham dengan sikap Aldi belakangan ini yang menuntutnya untuk segera mengambil keputusan untuk memilih dirinya atau Vina dan ayahnya. Kekasih mana yang rela berbagi perhatian dengan orang lain apalagi orang yang sebenarnya tidak ada hubungan keluarga dengannya. Namun, Alena berusaha memberi pengertian kepada Aldi bahwa dia hanya peduli kepada Vina dan berjanji tidak akan menjalin hubungan apapun dengan Bryan.

Setelah mengantarkan Vina ke sekolah, Alena menghubungi ibunya dan menanyakan obat apa saja yang diperlukan Bryan. Stella menduga kuat bahwa Bryan menderita gastritis atau gangguan lambung. Sebenarnya Alena tidak percaya pria ini bisa mengalami penyakit seperti ini sebab sepengetahuannya Bryan sangat menjaga pola makannya.

"Kamu melakukan sesuatu yang membuatnya tertekan?"

"Tidak, mom." Ya, Alena tidak merasa melakukan sesuatu yang salah hingga membuat pria itu stres atau tertekan.

"Coba kamu tanyakan baik-baik! Kalau pemicunya tidak diatasi, penyakitnya juga tidak akan sembuh."

"Ck. Mommy sok tahu. Bukan Alena yang membuatnya tertekan. Mungkin masalah pekerjaan."

"Bryan mencintai pekerjaannya. Jadi, mommy rasa ini ada hubungannya denganmu."

Mengabaikan tuduhan ibunya, "Bagaimana bisa stres memicu asam lambung?"

Dan...

Satu kalimat pertanyaannya berhasil memancing otak jenius ibunya. Berbagai teori yang dipaparkan oleh ibunya, mulai dari penurunan nafsu makan karena tertekan atau peningkatan produksi hormon tertentu yang memicu produksi asam lambung. Ah. Jika sudah membahas tentang ilmu kedokteran lebih baik Alena bungkam. Dia tidak ingin dibuat pusing memikirkan hal rumit seperti itu.

Alena mengakhiri panggilan. Dia tidak ingin memikirkan keterkaitannya dengan masalah Bryan. Dia hanya mengambil kesimpulan bahwa menurut ibunya yang merupakan seorang dokter, Bryan sedang stres atau tertekan.

Alena menuangkan bubur ayam yang sempat dibelinya tadi pagi ke dalam mangkok. Seperti tadi pagi, siang ini pun dia akan menyuapi bayi raksasa yang sedang berbaring di ranjangnya. Menyebalkan memang. Namun mau bagaimana lagi? Jika pria itu sakit dan tidak dirawat seseorang, Vina juga akan sedih nantinya. Mau tidak mau Alena jugalah yang harus turun tangan dan bersabar menuruti semua keinginannya. Pria itu berdalih sedang tidak memiliki tenaga bahkan untuk sekedar minum pun harus dibantu.

Ting. Nong.

Bel rumah berbunyi, Alena berhenti menyuapi Bryan dan meletakkan mangkok buburnya di atas nakas. Pria itu hendak protes namun Alena segera beranjak dan pergi membukakan pintu.

My Glamour Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang