16

2.6K 152 88
                                    

Aku nggak perduli lagi dengan berapa banyak mobil yang membunyikan klakson mereka padaku. Pikiranku benar-benar sedang kacau sekarang. Setelah mendengar pengakuan Shani tadi, aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Selain melepaskannya.

Aku nggak mau memaksakan perasaan Shani. Kalau memang bukan untukku, yasudah. Lagipula nggak enak banget menjalin hubungan dengan seseorang yang masih terbayang dengan orang lain, yang sebenarnya masih abu-abu dengan perasaannya sendiri. Rasanya aku cuma punya raga dan status pacaran dengannya. Tapi nggak dengan hati dan perasaannya. Yaampun, udah kayak lagunya Armada aja, aku punya ragamu tapi tidak hatimu.

Aku melepaskan Shani karena aku sayang padanya begitu juga karena aku sayang pada diriku sendiri. Banyak orang berkata, love yourself first before you love someone else. Jadi, mulai sekarang aku akan mencintai dan lebih menghargai diriku sendiri sebelum nanti suatu saat aku mencintai orang lain, lagi. Aku melepaskannya karena aku mencintai diriku sendiri juga karena aku nggak mau kalau aku terus dikhianati oleh perasaannya.

Mengenai aku dan Shani, mungkin waktunya aja yang belum tepat. Atau mungkin.. memang bukan Shani orangnya?

Pertahananku benar-benar runtuh ketika mengetahui jika dugaanku selama ini benar. I thought we were fine. Rasanya.. jujur, sedih, kecewa, mau marah tapi kok yang bikin marah Shani. Nggak tega.

Tapi hatiku rasanya makin hancur setelah mengetahui kebenaran jika Shani pergi bersama Gracio disaat seharusnya aku dan dirinya pergi melihat pameran berdua. Bocah itu menghancurkan kencan impianku, sialan. Rasanya kayak udah patah hatinya terus dibanting ke tanah dan diinjek-injek.

Oke, ini berlebihan. Nggak Vino banget.

Tapi, bodo amatlah.

Gue lagi patah hati ini.

Waktu itu sebenarnya aku melihat dengan mataku sendiri ketika Shani turun dari sebuah mobil mercedes benz berwarna putih yang sangat kuyakini milik Gracio itu. Tapi, aku belum mau menyimpulkan begitu saja waktu itu kalau laki-laki yang ada dibalik kemudi itu Gracio. Bisa aja abang grabcar, tapi mana ada mobil grabcar semahal itu.

Patah hati ternyata semenyakitkan ini, ya? Sesakit ini rasanya mengetahui orang yang selama ini kita cintai mencintai orang lain. Aku sekarang mau membenarkan kalimat, we always fall in love with people that we can't have. Ya, walau sebenarnya aku baru cinta-cintaan sama Shani doang. Tapi, baru mulai belajar cinta-cintaan aja aku udah kalah, sama anak SMA lagi. Sedih banget. Rasanya kayak ada pisau yang menusuk tepat dijantung terus ditariknya keluar dan menusuknya kembali berkali-kali.

Metafora banget gue. Kenapa, sih?!

Ini juga, lagu di radio kenapa sedih banget, sih?! Dukung banget gue buat galau.

Tak kusesali cintaku untukmu
Meskipun dirimu tak nyata untukku
Sejak pertama kau mengisi hari-hariku
Aku t'lah meragu mengapa harus dirimu

"Iya juga, Shani nggak nyata selama ini buat gue,"

Aku takkan bertahan bila tak teryakinkan
Sesungguhnya cintaku memang hanya untukmu
Sungguhku tak menahan bila jalan suratan
Menuliskan dirimu memang bukan untukku
Selamanya..

"Iya, kan. Makanya gue milih lepasin dia,"

Kadang aku lelah menantimu
Pastikan cinta untukku

"Udah ditungguin lama, nyatanya cinta eman bukan buat gue. Kambing," aku mendengus.

Aku takkan bertahan bila tak teryakinkan
Sesungguhnya cintaku memang hanya untukmu
Sungguhku tak menahan bila jalan suratan
Menuliskan dirimu memang buk--

How IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang