Mohon yang masih di bawah umur, di skip aja kalau nemu bagian yang mereka berdua lagi bereproduksi yaaa!!!
HEHEHE
Selamat membaca part yang benar-benar terakhir dari cerita ini👀
***
"Haduh, capek banget aku." Vino langsung membanting dirinya ke atas kasur setelah ia masuk ke dalam kamar.
"Mandi sama ganti baju dulu, Mas." Ucap Shani yang masih mengoleskan berbagai macam skincare di wajahnya.
Ya, Shani memang sudah lebih dulu kembali ke kamar dan membersihkan dirinya. Berbeda dengan Vino yang tadi masih harus menemui beberapa teman sekolahnya di Jogja.
Shani bangkit dari duduknya, duduk di tepi ranjang sambil mengusap pipi Vino lembut.
"Mandi dulu, Mas. Emangnya nggak gerah? Sini dasi sama jasnya di lepas dulu."
Vino akhirnya bangun dari posisi tidur terlungkupnya, membiarkan Shani melepaskan jas dan dasi kupu-kupu di lehernya. Setelah itu, Vino kembali menjatuhkan dirinya ke kasur. Shani terkekeh melihat kelakuan ajaib suaminya.
"Kamu nggak mau mandi, yakin?"
Vino membuka matanya perlahan, "aku ngantuk dan capek banget, Sayang ... emang udah bener ide aku, ngundangnya keluarga sama orang terdekat aja, nggak kayak tadi, aku bahkan nggak kenal sama orang-orang yang nyalamin aku sejak tadi." Keluh Vino dengan mata kembali terpejam.
"Ssst, nggak boleh ngomong gitu."
"Heem, nggak boleh ngomong gitu. Tapi, boleh kan aku tidur sekarang?"
Shani tertawa, ia mengangguk dan terus mengusap rambut Vino lembut hingga terdengar suara dengkuran halus dari pria yang masih menggunakan sepatu, kemeja dan celana slim fitnya.
"Good night, Husband."
***
Keesokan paginya Vino terbangun karena Shani yang menusuk-nusuk pipinya dengan jari telunjuk sambil sesekali menekan hidung Vino sehingga pria itu tidak dapat bernapas.
"Bangun dong, Byyy," Shani menggoyangkan tubuh Vino, "masa kamu mau biarin aku sholat subuh sendirian setelah kita nikah?!"
Dengan perlahan, Vino akhirnya membuka matanya. Ia mengucap syukur dalam hati karena semalam ternyata bukan mimpi, ketika ia mengucapkan kalimat yang sangat sakral itu, kalimat yang seperti janji bukan hanya pada Shani dan Papa Richard tapi juga pada Tuhan. Kalimat yang merubah status di antara kami berdua menjadi suami dan istri sekarang.
Eheee, suami. Lucu banget.
Jadi malu.
"Good morning, Wife."
Alih-alih bangun, Vino malah ndusel dan menempatkan kepalanya di atas paha Shani dengan wajah menghadap perut gadisnya.
"Good morning, Husband," Shani mengusap rambut Vino, "udah mau jam setengah enam, Bebbb, ayo sholat dulu ih!" Shani menjewer telinga Vino hingga pria itu menjauhkan wajah dari perutnya.
"Bentar aku wudhu dulu, yaa." Vino mencium bibir Shani kemudian melesat ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Sepasang suami istri itu kini memulai ibadah pertama mereka sebagai pasangan sah, Vino menjadi imam dan Shani makmumnya. Mencium tangan Vino setelah selesai sholat, mengikuti Vino yang memimpin doa dan diakhiri dengan Vino yang mencium keningnya lama.
Mimpi apa Vino, bisa menikahi gadis impiannya sejak dulu?
"Mas, hari ini mau jalan-jalan atau mau di kamar aja?" Shani bertanya sambil melipat mukenanya.