Karena lupa nulis di part sebelum ini jadiiii
Minal aidzin wal faidzin, maaf lahir batin ya semuanyaaa! Hehehe masih suasana lebaran kan ini?Alias, happy reading part terakhir dari cerita ini, guys!
***
Pukul enam pagi, Vino sudah berdiri di depan unit apartemen Shani dengan menggunakan baju olahraganya. Ia juga membawa sebotol air minum berisi infused water, minuman yang Shani sering minum.
Ketika pintu di depannya terbuka, Vino langsung memasang senyum terbaiknya.
"Hai, Shan!"
Gadis itu berjengit kaget dan langsung menutup kembali pintu apartemen.
"Kok dia bisa di sini?!"
"Katanya mau lari pagi, Dek?" Henri melangkah menuju ruang TV sambil membawa semangkuk sereal, "kok masih di sini aja, nggak jadi lari?" Pria itu kemudian menyalakan TV.
"Jadi kok. Koko ... ngundang teman Koko ke sini hari ini?"
Henri menoleh dengan alis terangkat sebelah, "ngomong apa, sih? Ngapain Koko ngundang teman Koko pagi-pagi gini."
Shani menghela napasnya panjang, setelah mengatur napas dan berdoa agar ia tidak berubah menjadi lembek ketika melihat Vino. Ia kembali membuka pintu dan hal pertama yang ia lakukan adalah langsung mendorong tubuh Vino yang menghalangi jalannya.
Beberapa detik kemudian Vino sudah berjalan di sampingnya, lelaki itu memamerkan botol yang ia bawa.
"Mau lari pagi ya, Shan?"
Nggak, mau nyuci baju, "iya."
"Oh, ikutan, boleh?"
Sebenarnya sih boleh, tapi karena gue masih kesel sama lo, jadi.. "terserah."
Ah, ini mulut nggak bisa diajakin kerja sama!
Jadi, minggu pagi Shani diisi dengan kegiatan lari di lingkungan sekitar apartemen ditemani dengan Vino yang terus mengoceh tentang berbagai hal pada Shani. Vino juga selalu sigap memberikan minum pada Shani ketika gadis itu berhenti berlari atau memberikan handuk kecil untuk mengusap keringat yang menetes di wajahnya.
"Shan, soto ayam, yuk?"
Shani menoleh sekilas tanpa menjawab, ia melangkah lebih dulu pada sebuah warung tenda soto ayam. Vino tersenyum senang kemudian mengikuti Shani. Ia langsung memesan dua mangkuk soto dan jeruk hangat untuk mereka berdua.
Shani sibuk memainkan ponselnya dengan airpods yang menyumpal telingannya dan Vino sibuk memandangi wajah kelelahan dan no make up Shani yang malah membuat gadis itu terlihat sangat cantik.
Oke. Kalian sedang melihat Vino mode bucin pada Shani Indira. Harap jangan jijik atau geli.
"Ngapain lihatin aku terus? Ngelamun jorok, kan?!" Shani mendelik pada Vino.
"Nggak kok, fitnah banget."
Gadis itu memutar bola matanya malas, "ya, ya, ya ... terserah."
Pesanan mereka berdua datang. Vino langsung menarik mangkuk milik Shani, membuat gadis itu melayangkan tatapan protesnya.
"Kamu kalau mau makan dua mangkuk bilang, jangan ambil soto punyaku!"
Vino bergeming, ia sibuk memindahkan tauge dari mangkuk Shani ke mangkuknya dan memberikan daging ayam yang ada di mangkuknya ke mangkuk Shani. Shani yang awalnya mendumel itu akhirnya terdiam ketika sadar apa yang sedang Vino lakukan.
