II-11

2.3K 307 135
                                    

๏_๏




Ingat benar, saat dulu Yoongi dan Rae Na harus sembunyi di belakang rumah hanya untuk makan kue ulang tahun. Agar sang ibu tidak tahu, karena kue itu banyak krimnya. Lalu, Yoongi mengucapkan selamat ulang tahun dan Rae Na menyuapkan potongan pertama padanya.

Lalu, saat di mana mereka merayakan ulang tahun bersama Ibu dan Ayah Min. Hingga Yoongi menginjak kelas dua SMA, dia mulai meletakkan hadiah di kamar sang adik. Bahkan, tahun lalu Yoongi juga meletakkan hadiah di meja belajar Rae Na.

Mengerjabkan mata, melirik meja belajarnya. Kosong, tidak ada apa-apa. Tidak ada kotak hadiah di sana. Tidak ada bingkisan apapun di sana.

Memilih bangkit untuk ke kamar mandi sembari menyunggingkan senyum miris. Pikirnya, tidak apa-apa, memang dia tidak meminta hadiah apapun dari kakaknya untuk tahun ini.

"Rae Na belum selesai, bu?" Tanya Yoongi yang memasuki dapur. Namun, belum ada sang adik yang duduk di meja makan.

Sang ibu diam. Beliau kesal, bagaimana mungkin Yoongi melupakan ulang tahun adiknya. Lebih dari itu, mengetahui dia pulang begitu larut membuatnya dua kali lebih kesal.

"Ibu?" Tegur Yoongi lagi.

"Duduklah, Yoon!"

Nada bicaranya tidak bersahabat. Yoongi cukup peka ibunya sedang marah. Karena, ini bukan kali pertama. Hampir setiap marah, sang ibu akan seperti itu. Hanya saja, kali ini Yoongi tidak mengerti apa penyebabnya.

Tak lama, Rae Na datang. Duduk di tempatnya tanpa mempedulikan Yoongi yang sudah ada di sana.

"Rae, kau mau membawa bekal? Untuk teman-temanmu, mungkin?"

"Apa?"

"Kue semalam masih ada. Kau bisa membawanya beberapa potong. Jika kurang, kau bisa membelikan sesuatu yang lain nanti"

"Baiklah. Ibu bisa kemaskan. Nanti akan ku bawa"

Yoongi ingin mengatakan sesuatu. Tapi, melihat suasana yang kurang mendukung, jadi urung.

Suasana pagi ini jadi canggung. Yoongi kesal sendiri. Dia ingin marah. Tapi, itu hanya akan memperkeruh suasana.

"Ibu, aku berangkat" mengambil bekal di meja dan memasukkannya ke dalam tas.

"Kau tidak mau bersama kakak?" Sela Yoongi.

"Tidak. Hari ini aku sedang bahagia. Jadi, ingin naik bus bersama teman-teman"

Bahagia katanya?

Kebohongan jenis apa semacam ini?

Rae Na berlalu. Meninggalkan sang ibu yang siap membereskan meja makan. Sementara, Yoongi masih diam di tempatnya. Memikirkan kejanggalan pagi ini. Juga entah kenapa dia merasa melupakan sesuatu.

Lalu, berdiri untuk mengambil air dingin di kulkas. Atensinya langsung jatuh pada kue yang tinggal beberapa potong.

"Apa yang kau lihat, Yoon! Jika tidak ingin mengambil sesuatu, cepat tutup kulkasnya"

"Ibu, Rae Na hari ini ulang tahun, kan?"

"Kenapa? Rae Na bilang, kau sudah punya kekasih. Perhatianmu sekarang tidak hanya pada adikmu. Tapi, juga pada kekasihmu"

Bukan seperti nasihat. Tapi, lebih seperti sebuah sindiran jahat.

Yoongi mengusap wajahnya kasar. "Astaga!"

Buru-buru, dia bergegas meninggalkan ruang makan. Berusaha mengejar sang adik. Namun, bus yang membawanya baru saja berlalu.

Yoongi hanya bisa merutuki dirinya sendiri.


"Rae Na!"

Seung Wan langsung menyambutnya dengan teriakan.

"Tidak perlu berteriak!" Balas Rae Na sembari menjatuhkan tas di kursinya.

"Bagaimana? Kau dapat hadiah apa dari kakakmu?"

Menghela napas sebelum menjawab. "Bahkan, mengucapkan selamat saja tidak"

"S-sungguh?" Mata Seung Wan menelisik tajam.

"Sekarang aku bukan satu-satunya orang yang harus dia perhatikan" mata Rae Na mulai memanas.

Rae Na ceritakan semuanya. Seung Wan merasa sedih sendiri. Sampai Jungkook dan Taehyung datang, mereka langsung merubah raut wajah dan pembicaraan.





Jam istirahat, Rae Na pergi ke loker. Diikuti Jungkook di belakang. Anak itu mengambil sesuatu dari lokernya.

"Selamat ulang tahun" ucap Jungkook memberikan kotak kecil yang diambilnya tadi.

"Emm? Untukku?" Bingung Rae Na, menerima hadiah itu.

"Ya, untukmu. Untuk siapa lagi?"

"Kenapa kau memberiku hadiah? Tidak biasanya"

"A-aku, aku,,, ya, mungkin saja setelah ini kita lulus dan tidak bertemu lagi"

Mengabaikan jawaban Jungkook, Rae Na lebih tertarik membuka kotak di tangannya.

"Kook! Ini bagus!" Senangnya, melihat barang di dalam kotak. Membuat Jungkook tersenyum puas.

"Mau ku pakaikan?"

Jungkook mengambil kalung dari kotak. Lalu, memasangnya pada leher Rae Na. Jungkook merasa berdebar. Rasanya, ingin sekali memeluk gadis di depannya. Hidungnya dia dekatkan pada kepala Rae Na. Dia ingin menciumnya.

Bolehkah?

Dengan keberanian yang dipaksakan, Jungkook mendaratkan ciuman itu. Bukan sekedar di pucuk kepala. Tapi, di pipi. Setelahnya, langsung menjauh.

"JUNGKOOK!"

"HADIAH ULANG TAHUN TAMBAHAN!" Teriaknya sambil berlari.

Segera, Rae Na menyimpan kotak itu ke dalam loker dan mengambil buku yang dibutuhkan. Lalu, berlari mengejar si sialan Jungkook.

"JEON JUNGKOOK!"




To be continued™

Biar jungrae momen dulu ya. Setidaknya bs sedikit melupakan si sialan min yoongi. Raena juga ingin bahagia dan kalian makin kesal dgn yoongi 😂😂

Suka akutuh

Lavyu

Ryeozka

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang