II-43

2.3K 292 110
                                    




๏_๏




"Nyonya!"

Semua terkejut. Baru saja, bos mereka jatuh pingsan di hadapan para koki dan pelayan di dapur. Panik, mereka langsung mengerubunginya. Kecuali, mereka yang sedang melayani pelanggan.

"Cepat bawa ke ruangannya!" Perintah kepala koki.











Perasaan cemas itu masih terus mengganggu hati keduanya. Sampai sekarang, belum juga ada menemukan jalan keluar. Yoongi pusing, tentu saja. Apa dia harus mengaku pada ibunya?

Mengatakan akan menikahi putrinya.


Ya. Tapi nanti, bukan sekarang.


Malam lalu, dengan sembunyi-sembunyi keduanya bertemu di kamar Rae Na. Saling berpelukan sekilas. Sebelum akhirnya membicarakan hubungan keduanya.


"Kakak, mulai sekarang kita harus jaga jarak. Aku juga tidak bisa sering menghubungi kakak"

"Apa yang terjadi? Apa yang ibu katakan?" Tanya Yoongi, menuntut. Tatapannya fokus pada mata sang adik. Kalau-kalau ada yang disembunyikan.

"Kak, hubungan kita memang salah. Ibu menentang, itu pasti. Jadi, mungkin kita harus mengembalikan keadaan seperti semula"

"Apa maksudmu?" Yoongi mulai sedikit terpancing amarahnya. Namun, yang ditanya tak kunjung menjawab. Hingga dia melanjutkan kalimatnya. "Sudah ku bilang, kan? Kakak tidak bisa mengakhiri ini"

"Tapi-"

"Tunggu sebentar lagi. Sampai aku tahu apa yang harus ku lakukan"



Tapi, kapan dia tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan sampai sekarang dia hanya bisa diam.


Tersadar dari lamunannya. Yoongi raih ponsel di meja kerja. Mengetikkan pesan yang ditujukan pada sang adik.



'Pulang kerja, mampir di apotek. Beli alat tes kehamilan. Pilih yang paling akurat'

Pesan sampai ditujuan. Rae Na membacanya. Setelah itu segera menghapusnya. Takut kalau-kalau sang ibu memeriksa ponselnya.







Benar. Rae Na melakukan apa yang diminta kakaknya. Meski merasa ragu karena ketakutannya. Tapi, dia sadar, ini sudah hari ke sekian dari tanggal bulanannya. Jadi, dia pikir untuk berani memastikannya. Walaupun jika kemungkinan terburuk itu terjadi, entah apa yang harus dia lakukan.

"Ibu?"

Terkejut, kala memasuki rumah sudah ada di ruang tamu. Duduk santai dengan sebuah katalog di tangannya.

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang