II-03

3.2K 325 64
                                    




๏_๏




Dulu, di usia Rae Na tiga tahun. Dia harus kehilangan ayahnya dalam kecelakaan kerja. Sang ibu langsung mendapat panggilan dari pihak tempat kerja ayahnya.  Mereka pun langsung pergi rumah sakit. Sayangnya, Tuan Jang meninggal saat masih dalam perjalanan.

Saat itu, ibunya sudah menangis histeris di koridor rumah sakit. Sementara, Rae Na sendiri masih terlalu kecil untuk mengerti situasi ini.

Bahkan, ketika rumahnya ramai orang melayat. Rae Na masih tetap tidak mengerti. Yang dia tahu hanya ibunya yang terus menangis di depan foto ayahnya.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Biasanya, sang ayah sudah tiba di rumah dan menggodanya. Tapi hari ini, sang ayah belum juga muncul.

"Ibu?" Rae Na berusaha memanggil sang ibu dengan suara kecilnya. Seketika, tubuhnya dipeluk erat. "Ayah belum pulang?"


Polos, Rae Na benar-benar belum tahu apa-apa. Nyonya Jang justru semakin menangis histeris.

"Telepon ayah?" Pinta Rae Na.


"Ayah sudah pulang, sayang. Ayah sudah pulang" racau sang ibu.


"Rae mau lihat ayah"

Terlalu berduka dan menangis, tubuh Nyonya Jang semakin lelah dan berujung pingsan.


Pemakaman dilakukan hari berikutnya. Rae Na sudah menangis sejak beberapa jam lalu. Bukan karena sudah tahu ayahnya meninggal. Tapi, karena dia belum bertemu sang ayah sampai detik ini. Dia juga merasa dibohongi oleh sang ibu. Sungguh, Nyonya Jang belum menjelaskan apapun pada anak itu.

Sampai Rae Na bertanya. "Ibu, mau ke mana?"


Masih dengan sesegukan, beliau menjawab. "Mengantar ayahmu, nak"


"Ayah? Ayah pergi?"


Tak kuasa, lagi-lagi Nyonya Jang menangis. Membuat Rae Na semakin tidak mengerti.


Satu minggu kemudian, Nyonya Jang baru menjelaskan pelan-pelan. Karena, anak itu selalu menanyakan keberadaan sang ayah dan berujung menangis.

"Ayah pergi, sayang. Ayah tidak akan pulang. Ayah Rae Na pulang ke tempat Tuhan. Rae Na tidak bisa bertemu lagi dengan ayah, begitupun ibu. Tapi, ayah bisa melihat Rae Na dari atas sana. Karena ayah sayang ibu dan Rae Na"


Kenyataan bahwa ayahnya tidak akan pernah pulang membuat Rae Na menangis histeris. Nyonya Jang hanya bisa mendekapnya dengan erat dan air mata yang mengalir.

"Janji dengan ibu, jangan tanyakan ayah lagi. Mengerti? Rae Na harus bahagia dengan ibu"


Dua bulan kemudian, Nyonya Jang memutuskan menjual rumah. Lalu, memilih pindah ke kota lain. Untuk hidup baru dan bekerja demi kelangsungan hidup mereka.



Dua tahun kemudian, Nyonya Jang menemukan sosok pengganti suaminya.






Saat itu Yoongi berusia sepuluh tahun. Ini adalah tahun ke empat Yoongi hidup tanpa seorang ibu.

Ya, Yoongi dan kakaknya adalah korban perceraian kedua orang tuanya. Hingga Yoongi memilih hidup bersama sang ayah. sementara, sang kakak dibawa ke luar kota oleh sang ibu.

Hingga suatu hari, sang ayah mengenalkan calon pengganti ibunya. Seorang wanita kisaran tiga puluh dua tahun. Yoongi terima, karena wanita itu tampak baik dan lembut.

Tak lama setelah itu, keduanya memutuskan untuk menikah. Barulah saat itu, Yoongi tahu. Wanita itu memiliki anak perempuan.

Di awal, Yoongi tidak suka kehadiran anak kecil bernama Rae Na itu. Yoongi sering mengabaikannya.

"Minggir! Jangan di jalan!" Ketusnya.


Saat itu, Yoongi baru pulang sekolah dan mendapati Rae Na berdiri di ambang pintu.

Sampai suatu hari, sang ayah menyuruh Yoongi mengajak adiknya ikut bermain dengan teman-temannya. Yoongi patuh, dia tidak mau dimarahi oleh sang ayah.

Rae Na tampak senang. Karena dia diahak ke tempat yabg belum dia tahu. Jalan-jalan di sekitar perumahan, hingga berakhir di taman perumahan. Banyak teman di sana. Yoongi biarkan anak itu. Sementara, dia bermain dengan teman-temannya.

"Dia adikmu?" Tanya salah satu temannya.


Yoongi tidak menjawab. Dia tidak mau diejek.

"Jadi, kau punya dua ibu?"

Dari sana, Yoongi sudah merasa dihina.

"Mana bisa seorang anak punya dua ibu"

"Kalau aku, mungkin akan malu. Untung ayah dan ibuku baik-baik saja"

Yoongi kesal. Dia tendang bola di depannya sembarangan. Lalu, pergi begitu saja.

Beberapa menit, dia baru sadar kehilangan adik barunya. Yoongi kalang kabut. Dia berlari mencari adiknya, atau akan dimarahi oleh sang ayah.

Saat menemukan gadis kecil itu, ternyata dia juga tengah diejek oleh anak-anak lain entah karena apa. Rae Na menangis, dia berlari menjauhi mereka. Tapi, sebuah batu menghalangi jalannya hingga harus terjatuh.

Lututnya berdarah. Yoongi segera mendekat dan membantunya untuk bangun.

Pertama kali, Yoongi menerima adiknya. Pertama kali juga, Yoongi menggenggam tangan adiknya. Dituntun untuk kembali pulang.

Lalu, Yoongi berpesan. "Jangan pergi jika tanpa kakak. Kakak akan menuntuntu, agar kau tidak ke mana-mana"

Tidak ada maksud apapun saat itu. Hanya bualan seorang kakak pada sang adik agar tidak merepotkannya.


Walaupun mungkin akan berbeda seiring pertumbuhan mereka.






To be continued™

Gimana konsernya?

Seru?

Habis berapa juta?

Nanti nonton lagi ya.

Lavyu

Ryeozka

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang