II-30

2.3K 321 120
                                    


๏_๏


Baru beberapa waktu Yoongi sulit menghubungi adiknya. Dia sudah uring-uringan. Bahkan, mulai tak acuh pada kekasihnya sendiri. Menjadi lebih diam dari biasanya. Namun, diamnya bukan diam baik-baik. Dia diam karena menahan kesal dan amarah agar tidak dicurigai oleh rekan kerjanya.


"Bukankah, sikapmu berlebihan?" Tegur Hoseok, teman Yoongi.

"Berlebihan bagaimana?"

"Kau seperti ini hanya karena adikmu"

"Hei! Sebagai seorang kakak, tidak mendapat kabar dari adiknya wajar jika aku begini"

"Kau punya kakak juga. Apa kau juga berlaku sama? Bahkan dia kakak kandungmu. Sementara, adikmu hanya,,,"

Hoseok tidak berani melanjutkan kalimatnya mendapati mata sang teman menatap tajam padanya. Namun, dia melanjutkan dengan kalimat lain.

"Atau jangan-jangan sebenarnya kau,,,"








Otak Yoongi rasanya berantakan. Dia tidak bisa memikirkan ide untuk produk yang akan diiklankan. Rekan kerjanya sudah berusaha mengajukan ide pada kepala divisi. Namun, belum disetujui sepenuhnya. Mereka masih menunggu ide dari Yoongi yang sama sekali belum memberi suara.


Belum lagi, laporan dari usaha yang didirikan ayahnya dulu mengalami beberapa masalah. Saat benar-benar emosi, Rasanya Yoongi ingin menjual saja semua usaha itu. Kenapa juga ayahnya harus meninggalkan banyak usaha yang merepotkan?

"Aku ke toilet dulu. Aku benar-benar tidak bisa berpikir"





Sementara, hari ini Soohyeon akan kembali dipindahkan ke bagian lamanya, bagian produksi. Karena ada pegawai yang memutuskan berhenti dari perusahaan tersebut. Jadi, Soohyeon direkrut kembali untuk menggantikan posisinya. Itu berarti, dia akan satu bagian dengan Lee Ji Eun, kekasih Min Yoongi.

Untuk bagian kreatif, mungkin akan merekrut pegawai baru atau mengambil dari bagian lain.

"Hai?" Soohyeon menepuk bahu Ji Eun.


"Oh, jadi kau yang dipindahkan ke sini?" Senangnya. Tanpa menyadari sang teman memiliki rasa tidak suka padanya dalam hati.


"Ya. Divisi lamaku"

"Ah, kau senior di sini. Aku akan belajar banyak darimu"


"Kau juga harus belajar tentang Min Yoongi dariku" balas Soohyeon asal.


Mendengar nama itu, wajah Ji Eun berubah murung. Membuat Soohyeon tidak bisa menahan tanya. "Ada apa?"


"Dia sedikit menyebalkan sekarang. Sering mengabaikanku"


Seringai tipis muncul di bibir Soohyeon. Akhirnya, saat seperti ini tiba juga.


"Karena adiknya?"


"Ku pikir begitu"


"Berhati-hatilah, dia bisa sewaktu-waktu meninggalkanmu"

Terkutuklah untuk Soohyeon dengan mulut liciknya. Karena dalam hati, gadis itu belum rela jika Yoongi memiliki kekasih baru. Soohyeon masih ingin memiliki posisi di hatinya.









"Kau mau jadi kekasihku?"


Jujur, penuh kehati-hatian, Daniel memberanikan diri bertanya. Rae Na yang tengah berjalan di sampingnya sontak berhenti. Menatap pria yang sudah lebih dulu menatapnya.


"Da-"


Tangan Daniel mulai meraih tangan Rae Na. Menggenggamnya cukup erat. Sebagai bentuk cara meyakinkan gadis itu. "Aku menyukaimu"


Rae Na menunduk sembari menggigit bibirnya. Berpikir sejenak untuk menjawab pernyataan kakak tingkatnya.

"Aku menemukan pengganti Soohyeon. Kami telah menjadi kekasih"

Ucapan kakaknya yang terngiang tiba-tiba, membuatnya semakin lama berpikir.


"Kau menolakku?" Tanya Daniel yang tak kunjung mendapat jawaban.

Rae Na mendongak, kembali menatap Daniel yang tak berhenti menatapnya.


"Baiklah! Aku menerimamu"


Daniel tersenyum puas, semakin erat menggenggam tangan kekasih barunya. "Terima kasih"


Keduanya kembali melanjutkan jalan. Saling membalas senyum. Meski bagi Rae Na ini sedikit canggung dari biasanya. Sampai suara dering ponsel mengalihkan perbincangan seru keduanya.


"Siapa?" Tanya Daniel saat Rae Na sudah membuka pesannya.


"Laporan dari bank. Biasa, kakakku mengirimkan uang"


"Haruskah aku meminta izin pada kakakmu untuk mengencani adiknya?"

"Apa?! Tidak perlu! Aku yang akan bicara nanti" jawabnya sembari tersenyum.


"Baiklah"











'Aku mengirim uang. Gunakan dengan baik'


Lagi-lagi, mengirim pesan lewat email. Jika lewat akun media lain, kemungkinan besar tidak akan dibuka. Semakin hari, anak itu semakin jarang bermain media sosial.


Yoongi kesal. Dia lempar ponselnya ke tempat tidur. Sungguh konyol, hanya mengirim pesan tidak penting begini harus lewat email.

Dia harus mendapatkan nomor baru yang bisa dihubungi dari sang ibu secepatnya. Begitu sekiranya yang Yoongi pikirkan.






To be continued™

Sulitnya mau up dari td... Untung bisa...

Masih ingin nonton bang bang con 😭😭

Lavyu

Ryeozka

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang