II-40

2.6K 319 141
                                    

Dengerin lagu galau dong, pliiiissseu. Muach!



๏_๏

Dua hari setelah pengakuan jujur seorang Kang Daniel, dia langsung kembali ke Kanada. Rae Na bahkan sempatkan mengantarnya ke bandara hingga pesawat lepas landas.

Bukan lagi sebagai kekasih. Tapi, sebagai seorang teman yang saling mendukung. Mengucapkan selamat tinggal dan memeluk. Tidak ada dendam, tidak ada kecewa. Semua berjalan sebaik-baiknya.

Tidak seperti hubungan Yoongi dan Rae Na. Hubungan mereka seolah tak ada baiknya. Entahlah, jika dunia menentang mereka. Tapi, untuk saat ini mereka memilih bersama. Pergi bersama, pulang bersama. Bahkan, sering menghabiskan waktu bersama. Meski seringkali, hanya membicarakan kecemasan mereka.

"Kakak, sampai kapan kita akan menjalani seperti ini?"

Duduk di kursi taman, di bawah langit malam. Begitu gelap, tanpa bintang. Layaknya hubungan mereka yang tak kunjung menemui jalan terang.

"Sampai kakak menemukan cara menghadapi ibu" begitu jawab Yoongi yang menatap kosong pemandangan di depannya.

Jawaban yang membut Rae Na semakin menahan air matanya. "Aku takut pada ibu"

"Di dunia ini, hanya ibu yang ku takutkan. bahkan, aku tidak takut pada ibu kandungku sendiri. Tapi, dengan ibu, aku benar-benar merasa durhaka"

Tergugu, tangis Rae Na pecah saat memikirkan kemungkinan terburuk yang akan menimpanya. "Bagaimana jika dunia menentang kita?"

Akhirnya, Yoongi alih pandang pada sang adik. Mengambil tangannya yang tergeletak lesu di atas kursi untuk digenggam. Berusaha memberi keyakinan  bahwa mereka bisa melewati bersama.

"Bagaimana jika ibu kecewa pada kita? Ibu akan menyesal memiliki putri sepertiku. Dalam sisa hidupnya, ibu hanya akan membenciku"

Yoongi diam. Tidak bisa menanggapi cerita adiknya yang terdengar ketakutan.

"Kenapa kita harus mengalaminya?" Lagi, Rae Na seolah menyesali semua yang telah terjadi.

"Tidak hanya kita" berusaha menenangkan. Meski kenyataannya dia sendiri tidak mengerti dengan semua yang sudah terjadi.

"IYA! TAPI KENAPA KITA HARUS SALAH SATUNYA?!"

Rae Na berteriak. Meluapkan segala emosi yang mengganggu hati. Dia tidak mengerti, kenapa harus mereka. Kenapa harus dia.

Bahkan, setelah menanggung perasaan terpendamnya begitu lama. Dia masih harus dihadapkan dengan kenyataan penuh kesulitan.

Yoongi memeluknya. Membiarkan kekasih terlarangnya meluapkan tangis di bahunya.

"Kakak, jika kita memang dilarang. Kenapa tidak kita akhiri sekarang? Kita akhiri sekarang. Kita selesaikan sampai di sini. Kakak, beri tahu aku bagaimana caranya mengakhiri semua ini. Beri tahu aku cara menyelesaikannya" masih berlanjut. Rae Na tidak tahu apa yang sudah dikatakan. Terus menangis melepas kekalutan.

Yoongi hanya bisa mengeratkan pelukan.

"Setelah aku menahan semuanya sendiri. Merasakan sakitnya sendiri. Kenapa masih seperti ini? Bahkan, harus menyakiti Jungkook, hingga menjalani hubungan dengan Daniel. Kenapa masih harus merasakan ini? Aku benci diriku sendiri, aku benci"

Kecupan Yoongi daratkan di kepala adiknya. Ya, adik. Adik sekaligus kekasih terlarangnya. Sekali lagi, hubungan mereka terlarang.

"Tiba saatnya nanti, aku akan membuatnya mudah untukmu. Kakak hanya butuh nyali untuk mempermudah semua ini"

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang