II-46

2.3K 280 137
                                    



๏_๏



Emboli paru, kondisi di mana terjadi penyumbatan pembuluh darah di paru-paru. Biasanya disebabkan oleh gumpalan darah dari bagian tubuh lain yang menyumbat arteri pulmonalis. Gumpalan darah ini biasanya lebih dari satu. Sehingga penderita harus segera mendapat penanganan.

Begitu penjelasan singkat dari dokter kala itu. Beserta seluruh gejala hingga cara penanganannya. Penyesalan bagi Rae Na, karena tidak mengetahui hal ini.

"Akibat terlalu banyak obat yang dikonsumsi ibu kalian, kini berdampak pada ginjalnya"

"Tentu, ada beberapa cara selain dengan obat. Salah satunya memasang kateter untuk mengeluarkan gumpalan darah dari arteri. Tapi, tindakan ini tidak terlalu efektif. Tapi, kita bisa melakukan tindakan lain. Operasi terbuka"

"Jadi, jika kalian setuju. Kami akan melakukan tindakan itu. Mengingat tubuh beliu sudah tidak bisa menerima obat. Sementara, obat itu sendiri sudah tidak berfungsi memecah bekuan darah"

Akhirnya, mereka setuju melakukan operasi. Setelah itu, segala prosedur langsung dijalankan. Karena, akan bahaya jika sampai terlambat sedikit saja.

Kini, Rae Na hanya bisa terduduk di samping sang ibu yang tidur dengan berbagai alat medis. Kepalanya dia tidurkan di tempat yang tersisa, sembari menggenggam lembut tangan sang ibu yang tak kunjung sadar usai operasi.

"Aku pasti sangat durhaka pada ibu. Sampai ibu seperti ini" Rae Na mulai bergumam dengan sedih. Wajahnya kusam. Jejak air mata tercetak jelas di pipinya. "Apa ibu akan sembuh jika aku mengakhiri semua?"

Rae Na terus mengeluarkan keluh kesahnya. Hingga tidak sadar, sang kakak sudah masuk dan berdiri beberapa meter di belakangnya.

"Ibu, aku pasti anak yang sangat buruk. Ibu kecewa padaku, kan? Apa ibu akan memaafkanku? Karena aku, ibu jadi seperti ini. Ibu, aku benci diriku sendiri"

Yoongi mendekat. Menyentuh punggungnya dari belakang. "Jangan lakukan itu. Ini bukan salahmu"

Menegakkan tubuhnya. Kemudian, berucap tanpa melihat sang kakak. "Ya, bukan salahku. Tapi, salah kita. Benar begitu, kan?"

"Ibu akan baik-baik saja" ucap Yoongi menenangkan. Walaupun pada kenyataannya dia sendiri merasa tidak tenang.







D

uduk di sofa ruang inap. Keduanya saling diam dengan pikiran masing-masing. Rae Na bersandar bahu sang kakak. Yoongi sendiri hanya merangkulnya dengan hangat. Pandangannya tak lepas dari sang ibu yang masih terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur.

"Apa yang akan kita lakukan setelah ibu sadar?" Tanya Rae Na setelah hanya diam sekian lama.

"Yakinkan ibu sekali lagi"

"Apa kita harus seegois itu?"

Kadang, Rae Na merasa tidak percaya dengan langkah yang mereka ambil. Dia merasa keterlaluan dan justru memaksakan keadaan.

Tapi, Rae Na juga tidak bisa berbohong jika hatinya memang menginginkan hubungan ini.

Pandangan Yoongi beralih pada sang adik. Tangannya yang bebas menyentuh pipinya. Rae Na mengangkat kepalanya untuk membalas tatapan sang kakak.

Yoongi dekatkan wajah mereka. Mempertemukan kedua belah bibir yang saling merindukan. Saling melumat pelan, seolah saling meyakinkan bahwa semua baik-baik saja. Semua dapat dilewati bersama.

Terhanyut, sampai tak sadar ada mata yang baru terbuka melihatnya secara lamat. Air matanya mengalir. Namun, tidak dapat berbuat apa-apa. Tubuhnya lemah tak berdaya. Bahkan, bibirnya tak mampu bersuara. Terhalang alat medis yang terpasang di sana.

Ciuman terlepas. Saling adu tatap beberapa saat. Rae Na berhambur memeluknya. Erat, seolah akan ada hal buruk terjadi. Jika benar, setidaknya, Rae Na pernah mendekap tubuh ini. Pernah menikmatinya walau dalam sebuah kesalahan tak termaafkan.

Saat itu, keduanya sadar. Ternyata, saling mencintai di antara mereka akan sesulit ini.

Bunyi dari salah satu alat medis menyadarkan keduanya. Segera melepas pelukan dan mendekati sang ibu.

"Ibu!"

Ada senyum tipis di balik bibir pucat itu. Seolah menyambut keduanya yang baru saja mendekat. Namun, justru membuat perih di hati keduanya semakin terasa. Rae Na, dia sudah berkaca-kaca.

Yoongi menyadarkan diri. Segera memencet tombol di bawah tempat tidur untuk memanggil dokter. Berkali-kali, berharap dokter segera datang.

Benar, tak lama dokter datang. Keduanya diminta keluar. Tepat saat dokter lain menghampiri mereka dan mengajak bicara.

"Mari ikut saya"

"Ada apa dokter?" Tanya Rae Na, buru-buru.

"Ini menyangkut donor ginjal untuk ibu anda"







Yoongi kembali ke kamar inap sang ibu, setelah mengantar sang adik pulang. Membiarkan anak itu untuk tidur di rumah dengan nyaman. Setelah, malam lalu terjaga dan menangis.

"Yoongi?" Panggil sang ibu dengan terbata.

"Ibu mau apa? Minum?" Tanya Yoongi yang duduk di sampingnya.

"Y-Yoon, jaga anak ibu. Jaga Rae Na untuk ibu"

"Aku akan menjaganya untuk ibu. Sebaiknya ibu istirahat. Agar ibu cepat kembali sehat" jawab Yoongi sekenanya. Tidak berpikir macam-macam dan tidak ingin membebani pikiran ibunya.

"Yoon, ibu ingin tidur nyenyak"

"Tidurlah. Aku akan di sini, menemani ibu"

"Tapi, bagaimana dengan anak ibu? Siapa yang akan menemaninya?" Semakin parau. Terdengar menyedihkan dengan intonasi terbatanya.

"Apa maksud ibu?"





To be continued™

Maaf maaf,,, aku baru balik lagi... Tbtb mengalami kemageran dan hilang inspirasi. Atai biasa dibilang writter block kalo bhs gaulnya mah.

Oh, ya. Aku mau minta maaf ke kalian. Semoga kalian gak kecewa. Ternyata, otakku ngalirnya yg pilihan ke dua. Jd silakan mampir.

Kemarin ada yang udah nebak alurnya soalnya hehehe. Jd coba dibuka ya. Judul buku, MEZZO-SOPRANO. Silakan kunjungi part satunya. Kita seru2 saja dulu. Kan baru nangis2.

buku ini akan dilanjut setelah book ifily tamat.

Ohya, happy4thanniversary Ryeozka on wp... 20july2016.

Lavyu

Ryeozka

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang