II-33

2.3K 317 75
                                    





๏_๏




Mungkin jika dihitung, sudah satu tahun berlalu sejak Daniel dan Rae Na memutuskan menjalin hubungan. Begitu juga dengan Yoongi yang tidak bisa menghubungi adiknya. Satu tahun itu pula, Yoongi tidak lagi menjalin hubungan dengan perempuan manapun.

Tanpa sadar, kerinduannya membuncah seiring berjalannya waktu. Terlebih, dia hanya bisa melihat potret sang adik di media sosial milik temannya.

Sementara, Rae Na sendiri dengan kehambaran dalam hati, sebatas mengandalkan kenyamaan dalam kebersamaan, berhasil menjalani hubungannya dengan sang kekasih.

"Aku akan pulang ke Kanada" ucap Daniel yang berhasil mengalihkan perhatian Rae Na.

Benar, ini sudah masa akhir pendidikan pria itu. Dalam satu bulan ke depan, dia akan menyelesaikan segala urusan kependidikannya.

"Kenapa?" Tukasnya setelah menelan satu sendok sup hangat dari mangkuknya.

Keduanya tengah berada di salah satu tempat makan khas Korea.

"Orang tuaku berulang kali meminta untuk pulang ke sana"

"Lalu, bagaimana dengan kita?"

Daniel raih telapak tangan Rae Na yang ada di atas meja. "Aku ingin kita tetap bersama. Hubungan jarak jauh, apa kau sanggup?"

Rae Na hanya diam. Menatap lekat lelaki di hadapannya dengan perasaan yang tidak dia mengerti. Seperti akan ada satu hal yang hilang.

Apakah mungkin, gadis itu mulai mencintainya?

"Sampai aku kembali ke Korea" Lanjut Daniel sebagai penutup perbincangan tegang keduanya.









Hampa, hambar, tak lagi ada yang menarik dengan apa yang dijalani. Sebisa mungkin, menghapus rasa rindu di hati. Sungguh, Yoongi tidak ingin mengakui rasa rindunya.


Tapi, semakin keras dia mencoba, semakin besar juga amarah yang tersimpan di hatinya. Menggunung, menjadi kerak begitu tebal. Yoongi, tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

Dua tahun yang dia jalani, hanya seperti ini. Dihantui rasa takut dibenci adik sendiri.

Kini, saatnya anak itu kembali. Yoongi akan berjumpa lagi. Keduanya akan kembali bertatap muka, bersua seperti sedia kala. Berada dalam satu atap seperti semula.

"Kau siap?"

Sang ibu menggenggam tangan anaknya saat berjalan keluar dari bandara.


"Ibu?"


Ada rasa cemas yang menggelayut. Merasa takut untuk kembali ke rumah itu. Keadaan pasti akan canggung. Akan ada rasa berbeda dalam setiap harinya.


Bertemu dengan pria itu, adalah alasannya. Oh, ingatkan Rae Na, ada Daniel yang akan datang menemuinya. Pria Bermarga Kang yang selalu menantinya.

"Semua akan baik-baik saja"

Berjalan menghampiri taksi. Saling menguatkan genggaman, memberi keyakinan satu sama lain.


"Ingat apa yang sudah kita bicarakan. Jangan mengecewakan Ayah Min yang sudah terlalu baik pada kita"












Harap-harap cemas, Yoongi menanti kedatangan ibu dan adiknya yang akan segera tiba. Sesekali, Yoongi akan membenturkan kepala pada sandaran sofa. Apa yang akan dia lakukan setelah ini?

Ingat, Min Yoongi. Semua telah berbeda dari sedia kala.

Terdengar suara mobil berhenti. Yoongi seketika menatap jendela. Bayangan keduanya memasuki gerbang terlihat dari sana. Membuat detak jantungnya kian berontak dengan kuatnya.





"Siap, sayang?"

Hanya senyum simpul sebagai jawaban. Kemudian, kembali menarik koper besarnya. Membawa tas punggung, bersama barang-barang lain milik keduanya.

Yoongi berdiri, kala pintu utama terbuka. Pandangnya langsung bertemu tatap dengan dua perempuan di sana. Terutama gadis muda yang berdiri di samping ibunya.

Sama-sama ingin saling memeluk. Namun, hanya saling diam menikmati detak jantung masing-masing.

"Rae, ayo masuk! Selamat datang kembali di rumah" sang ibu berhasil membuyarkan keduanya. "Yoongi, tolong bantu adikmu membawa barang-barangnya ke kamar"

Yoongi mendekat. Meraih koper besar milik adiknya. Dengan ragu menyambutnya tepat di depan muka. "Selamat datang kembali"

Tidak menjawab, Rae Na hanya memandang sang kakak dengan mata berkaca-kaca. Ingin memanggil. Namun, mulutnya seolah tak bisa bicara.

Rae Na ikuti jalan kakaknya. Hanya bisa menatap punggung yang pernah menjadi sandarannya.

"Kamarmu masih sama. Tidak ada yang berubah" ucap Yoongi, meletakkan koper di dekat ranjang. "Istirahatlah"

Hampir melangkah pergi dari sana. Namun, berhenti saat sang adik memanggilnya. "Kakak!"

Yoongi menoleh, menunggu kalimat selanjutnya. Tanpa bertanya, tanpa suara.

"T-tidak ada. T-tidak jadi"


Ternyata, kecanggungan terasa sejauh ini.




Memasuki kamarnya sendiri, Yoongi langsung mendesah frustasi. Tidak mengerti dengan sikapnya tadi.







To be continued™

Alur cepat alur cepat

Semoga sebelum tgl 14 bulan depan sudah bisa end ya...

Lavyu

Ryeozka

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang