II-16

2.2K 296 49
                                    






๏_๏






Malam itu, Rae Na langsung keluar dari mobil begitu saja. Tanpa menunggu kakaknya membangunkan. Bahkan, tidak menyapa kakaknya lebih dulu.

Hanya menyapa ibunya dan langsung pergi ke kamar. Yoongi heran, tentu saja. Namun, dia tidak ambil pusing. Mungkin adiknya sangat mengantuk.

Padahal, anak itu benar-benar melanjutkan tangisnya di balik pintu. Berpikir, harusnya ini tidak terjadi padanya. Kenapa justru semakin menyakitkan saja?

Hari ini, Rae Na putuskan menemui Guru Kim. Dia akan memilih salah satu universitas yang di rekomendasikan guru tersebut.

"Guru, aku sudah putuskan"

"Jadi, kau pilih yang mana?"

"Aku pilih universitas di Swiss"

"Kau yakin? Tidak terlalu jauh?"

"Tidak masalah"

"Baiklah. Akan ku kirimkan formulir pendaftarannya ke emailmu. Kau juga harus menemui kepala sekolah untuk rekomendasi siswa berprestasi. Agar lebih mudah mendapat keringanan. Kau juga akan mendapat asrama di sana. Jadi, tidak perlu bingung untuk tempat tinggal"

"Baik, guru"

"Ikuti prosedurnya dengan benar. Semoga berhasil"

"Terima kasih, guru"

Sebenarnya, Rae Na tidak seberprestasi itu. Tapi, termasuk siswa yang cukup mumpuni untuk segala bidang. Maka dari itu, guru pun bersedia membantu.

Sementara, keputusannya ini belum diketahui siapapun. Termasuk sang ibu. Rae Na hanya berharap ibunya tidak keberatan. Tidak peduli jika itu kakaknya. Pria itu tidak akan peduli.

"Kenapa kau dari ruang guru?" Kebetulan, kini yang memergokinya adalah Taehyung.

"Tidak ada. Hanya masalah melanjutkan pendidikan"

"Memang kau akan melanjutkan di mana, ha?"

"Terserahku" jawab Rae Na, bercanda.


Rae Na putuskan untuk merahasiakan ini semua. Sebelum dia benar-benar diterima. Dia hanya tidak ingin ada yang menghalangi rencananya.












"Ibu, aku pulang!"

Berteriak dari pintu utama. Kemudian, segera ke dapur menghampiri ibunya. Memeluk sang ibu tiba-tiba. Membuat wanita paruh baya itu heran dengan anaknya.

"Ada apa?"


"Tidak ada. Hanya ingin memeluk ibu saja"


"Mana kakakmu?"

"Aku tidak pulang dengan kakak"

"Kakakmu akhir-akhir ini pulang lebih larut"

"Kakak sudah punya kekasih, bu. Dia pasti akan mengantarkannya dulu"

Sang ibu melepas pelukan anaknya. Lalu, memegang kedua pundaknya. "Berarti, sekarang kau harus terbiasa pulang dan pergi sendiri"






IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang