II-49

2.8K 301 224
                                    



๏_๏




Degupnya luar biasa, seolah bergema. Waktunya berdenting terasa lebih lambat. Rasanya membuncah. Bahagianya tertampil cerah di wajah.

Geraknya luar biasa bersemangat. Menyiapkan sajian untuk penyambutan. Bibirnya akan menyungging senyum penuh penantian.

Lajunya terasa cepat saling bersalipan. Jantungnya setia mengalirkan debaran. Bahkan, bising jalanan terkalahkan. Dinding pipi bagian dalam menjadi pelampiasan. Betapa dia ingin menyungging senyuman. Tapi, masih ada rasa malu pada pengemudi di depan.

Pengemudi taksi yang akan mengantarkannya kembali.

Semakin berdegup cepat, kala jarak semakin dekat. Bahagia ini, antusiasme ini tak pernah terjadi. Ini yang pertama kali.

"Selesai!" Gumamnya, gembira. Melihat aneka sajian tertata di meja.

Melepas apron. Dilemparnya ke tempat cucian. Segera berlari untuk membersihkan diri. Sambil menikmati jantungnya yang tak dapat diajak kompromi.




Berdiri tak nyaman. Setiap detik adalah kegugupan. Oh, inilah sebuah penantian.

Semakin gugup kala bel rumah berbunyi. Nyaring, sebanyak dua kali. Dengan penuh tekad, dia siap menghampiri. Dia yang telah kembali.

Meyakinkah hati, ditariknya pintu utama. Lebar, hingga terlihat jelas siapa yang ada di sana.

Saling diam, beradu tatap begitu dalam. Keduanya sama-sama menikmati keterkejutan penuh debaran.

Hingga sadar apa yang harus mereka lakukan. Berpelukan, sebagai pelampiasan kerinduan sambil berbalas senyuman.

"Aku kembali" ungkapnya penuh bahagia.

"Aku sangat merindukan kakak"

"Ya. Aku juga"

"Aku sudah masak banyak untuk kakak"







Kecupannya ringan. Namun, semakin dalam. Hingga berubah menjadi lumatan. Inilah ciuman kerinduan.

Yoongi menyerangnya ketika memasuki kamar. Bahkan masih di samping pintu. Tidak ada paksaan. Karena, keduanya saling menginginkan. Bahkan, Rae Na menikmatinya. Dia lampiaskan dengan meremat ujung baju yang Yoongi kenakan.

Cukup lama, hingga Yoongi hampir meliar. Segera, Rae Na putus pagutan. Lalu, menggeleng pelan.

"Jangan lakukan" lirihnya.

Hampir saja, Yoongi melakukan kesalahan. Dia hela napas dan pejamkan mata sejenak. Kemudian, kecup kilat bibir wanitanya.

Rae Na terkikik melihat raut wajahnya. Tangannya jahil menepuk pelan pipinya. Lalu, segera memeluknya. "Tidak sekarang, kak. Kita pernah melakukannya sekali, cukup sekali. Jangan membuat kesalahan lagi"

Kini, keduanya sudah berada di atas ranjang. Yoongi yang posesif memeluk pinggangnya. Sementara, Rae Na bersandar manja di dadanya.

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang