II-09

2.3K 297 88
                                    




๏_๏



"Ibu, aku pulang"

Lesu, tak bersemangat seperti biasanya. Tanpa menghampiri ibunya, Rae Na segera pergi ke kamar. Matanya sedikit sembab. Tenggorokannya sedikit perih karena menahan isak selama bersama Jungkook dan Taehyung.

Bersama mereka, Rae Na tetap terlihat biasa. Sampai akhirnya, berpisah untuk ke rumah masing-masing. Rae Na yang sudah tidak tahan, akhirnya menangis dalam diam.

Selang dua puluh menit, Yoongi tiba di rumah. Dia langsung masuk dan menghampiri ibunya di ruang makan.

"Rae Na di mana, bu?"

"Oh, di kamar. Mungkin baru selesai mandi. Kenapa kalian tidak pulang bersama?"

"Aku bertemu teman dulu, tadi"

Di kamar, Rae Na baru saja selesai mandi. Sekarang, perasaannya sudah cukup tenang. Baru saja menyisir rambut sebelum ke ruang makan, pintu kamarnya terbuka.

Dia menoleh, ada sang kakak mendekatinya. "Kau marah pada kakak?"

"Kenapa aku harus marah?" Jawab Rae Na tak acuh, kembali menyisir rambutnya.

"Lalu, kenapa kau tidak mau pulang dengan kakak?"

"Harusnya, kakak senang. Karena aku tidak mengganggu kencan kalian" balasnya, ketus.

"Benar, kan, kau marah?"

Rae Na jengah. Dia kemudian menatap kakaknya dengan kesal. Lalu, memekik dengan keras.

"Iya! Aku marah pada kakak! Kakak bohong padaku! Katanya, tidak bisa menjemput. Saat ku tanya kenapa, tapi kakak tidak membalas. Ternyata, kakak akan kencan. Padahal, kakak bisa jujur! Lalu, tiba-tiba memintaku pulang dengan kakak! Kakak itu menyebalkan sekali! Sangat menyebalkan!"

Yoongi justru terkekeh, salah paham dengan adiknya. Ya, Rae Na selalu berhasil berperan sebagai adik yang menggemaskan untuk Yoongi.

"Baiklah, kakak minta maaf. Tidak kakak ulangi lagi"

"Terserah!" Rae Na beranjak. Sempatkan dorong bahu sang kakak yang masih membelakanginya.

Yoongi berbalik. "Hei! Kenapa kasar sekali?!"

"Tidak tahu! Tidak tahu! Tidak tahu!" Rae Na berteriak sambil menuju ruang makan.

Di sana, ibunya masih duduk menunggu mereka. Kebiasaan, menunggu dua anaknya untuk diajak makan bersama.

"Apalagi yang kalian ributkan?" Tanya sang ibu, malas.

"Kakak menyebalkan!" Melirik sang kakak yang baru tiba dengan tajam.

"Aku tidak bermasud begitu" bela Yoongi.

"Sudah, sudah! Yoon, ayo makan"

"Kakak sudah makan dengan kekasihnya! Tidak perlu diberi makan lagi!" Sahut Rae Na.

"Hei! Kau pikir, aku anjing, diberi makan? Lagipula, aku tidak kencan. Kami belum ada hubungan"

"Ibu tidak peduli. Sekarang, kalian makan" sang ibu menengahi keributan dua anaknya. Ini bukan kali pertama. Dari kecil pun, mereka sudah sering berdebat seperti ini.

"Harusnya, ibu makan dulu. Tidak perlu menunggu kami" Rae Na membuka suara.

"Makan sendiri itu tidak enak, Rae. Ibu jadi kurang selera"





Selesai mandi, Yoongi pergi ke kamar Rae Na. Terlihat anak itu meletakkan wajahnya di meja belajar dengan buku sebagai alasnya. Yoongi banting tubuhnya di tempat tidur. Menatap langit-langit kamar sang adik yang memunggunginya.

"Kenapa tadi kau bisa pulang dengan mereka? Siapa nama mereka?"

"Taehyung dan Jungkook" tetap pada posisi. Tanpa sedikit pun menatap kakaknya. Rae Na setengah melamun. Hatinya kembali terasa tidak baik saat ini.

"Di mana Seung Wan?"

"Dijemput"

"Kau tidak ada hubungan dengan salah satunya, kan?"

"Teman"

"Sepertinya, Jungkook itu sangat dekat denganmu?"

Tidak dijawab, hingga Yoongi kembali melanjutkan. "Fokus saja pada ujian. Jangan pacaran. Kau masih terlalu kecil"

"Di mata kakak memang aku selalu masih kecil. Sampai kapan?"

Yoongi yang mendapat jawaban seperti itu, mengubah posisi menjadi miring ke samping. Menggunakan sikunya sebagai tumpuan kepala. Lalu, menatap punggung sang adik.

"Kakak hanya mengingatkan. Kau itu terlalu polos. Jangan sampai salah berteman. Apalagi, tentang cinta. Masih kecil, tidak tahu apa-apa"

'Ya, sangat tidak tahunya tentang cinta. Sampai harus mencintai kakakku sendiri' gumam hatinya yang terasa nyeri. Diiringi air mata yang mulai muncul.

"Apa saat usiaku sudah legal juga tidak boleh?"

"Fokus saja pada pendidikanmu. Lulus sekolah, kuliah. Lalu, dapatkan pekerjaan yang bagus"

Rae Na usap air matanya yang menggenang di pelupuk, sebelum terjatuh.

"Lalu, kenapa kakak sudah punya kekasih saat masih SMA?"

"Itu beda. Kakak laki-laki, kau perempuan" jawaban yang sangat tidak masuk akal.

"Apa bedanya?" Air mata Rae Na berhasil jatuh membasahi buku. "Saat itu kakak juga seorang pelajar"

"Kau tidak perlu mencintai sejak dini"

Lalu, bagaimana dengan hati yang sudah terlanjur mencintai ini?

Bisa tolong jelaskan?

"Ingat, kau masih terlalu kecil" lanjut Yoongi yang semakin menyayat hati Rae Na. Sekuatnya, Rae Na menahan isakan. Mencoba agar tubuhnya tidak bergetar.

"Kakak! Kembalilah ke kamar. Aku mau tidur"

"Baiklah" Yoongi bangkit. Lalu, menuju pintu keluar.

Takut sang kakak melihatnya menangis. Rae Na palingkan wajahnya berlawanan arah dengan jalan sang kakak.

"Jangan bangun terlambat. Besok kakak antar"







To be continued™

Ayo challenge...

Kalo berkenan, sebutkan usia kalian 😁😁

Kalau berkenan saja ya...

Lavyu

Ryeozka

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang