II-06

2.5K 290 94
                                    



๏_๏



"Ayah, ku harap ini hanya perasaan sementara seorang remaja. Bukankah, ayah juga berharap begitu?"

Itu hanya satu dari sekian aduan Rae Na pada sang ayah. Ayah yang telah membesarkannya. Setelah ayah kandungnya.

Di tengah hening, ponsel Yoongi bergetar. Kemudian, mundur dua langkah untuk membuka pesan. Setelah membacanya, dimasukkan lagi ponsel itu ke dalam saku celana.

Dirasa cukup, mereka segera keluar dari tempat penyimpanan abu Tuan Min. Berjalan hening menuju mobil.

"Setelah ini, aku akan pergi lagi"

"Kemana, Yoon?" Sahut sang ibu.

"Hanya bertemu teman"

Yoongi mengemudi ditemani sang ibu. Sementara, Rae Na duduk di belakang. Duduk diam, tidak memberikan argumen apapun.

Sebenarnya, peringatan hari kematian Tuan Min masih esok hari. Tapi, sang ibu mengajaknya hari ini selagi hari minggu. Karena besok, dua anaknya pasti akan sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Kapan kau ujian?" Yoongi buka suara.

"Bulan depan"

"Kenapa lesu begitu?"

"Lapar"

Yoongi sadar, anak itu sedang dalam kondisi tidak baik rupanya. Terdengar dari setiap jawaban yang seadanya.

Tiba di halaman rumah, Yoongi hanya menunggu ibu dan adiknya turun. Setelah itu, dia langsung memutar mobil dan kembali pergi.

Rae Na tidak peduli. Dia memilih segera masuk dan mengambil minum di dapur. Diikuti ibunya di belakang.

"Ibu, sampai kapan kita akan tinggal di sini?"

"Kenapa bertanya seperti itu?"

Rae Na duduk di hadapan sang ibu. "Kalau dulu, kita ikut Ayah Min. Tapi, kalau sekarang kita ikut siapa?"

"Ikut Yoongi, tentu saja"

"Kenapa-"

"Rumah ini memang akan diberikan pada Yoongi. Memang siapa lagi? Kakak Yoongi sudah ikut ibunya. Pemindahan kuasanya sedang diproses. Termasuk dua swalayan, toko perhiasan, dan rumah makan itu. Bahkan, kartu kredit dan kartu debitnya. Semua akan pindah ke tangan Yoongi" sahut sang ibu.

"Tapi-"

"Rae Na, kita sudah terdaftar di kartu keluarga. Di sini ibu secara sah istri dari Ayah Min. Juga sebagai ibu kalian. Lagipula, ini permintaan Ayah Min"

"Maksud ibu?"

Malam, sebelum meninggal. Tuan Min berbicara pada sang istri. Tangan keduanya saling bertaut begitu kuat.


"Aku mohon! Apapun yang terjadi, jaga Yoongi. Rawat dia seperti anak kandungmu sendiri. Bimbing dia sampai benar-benar menjadi pria dewasa"

Wanita itu sudah tidak nyaman. Pembicaraan ini sangat aneh. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi. "Bicara apa kau ini?"

Tidak menanggapi, Tuan Min kembali melanjutkan. "Rumah itu milik Yoongi. Semua milikku adalah milik Yoongi. Jangan tinggalkan dia. Jangan tinggalkan rumah itu. Aku titip dia padamu"

IF ILY / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang