chapter 2

371 157 72
                                    

Setiap hari pasti aja ada masalah entah itu mudah masalahnya entah itu sulit sekali di pecahkan masalahnya, pasti ujungnya masalah itu akan bisa diselesaikan kok tenang aja.

- Bianca Rasya -


Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu dan sekarang Rasya sedang menanti - nantikan untuk mengikuti latihan paskibra. Matahari yang sangat terik membuat suasana menjadi panas di lapangan.

"Baik sekarang kita berdoa agar berjalan dengan lancar berdoa dimulai...."

"Selesai.." lanjut Pembina itu perlahan tundukan kepalanya mendangak keatas.

"Pemanasan dulu, lari putarin lapangan 5 kali, cepat!." perintah Pembina yang mengikuti lari juga.

"Siap ka!" jawab semua Pasukan Paskibra dengan tegas dan lantang.

Pasukan banjar satu sudah berlari berlanjut ke banjar selanjutnya, sampai mendekati banjar dimana ada seorang perempuan yang sedang bingung ketakutan.

'Aduh anjir gue kan pake rok gimana ni untung gue paling belakang' batin perempuan paras putih itu.

"Itu kenapa?! Yang pake rok maju kedepan sekarang!" sahut salah satu Pembina.

'Aduhhh mampus dah gue'

"Eh iya ka, sa -saya minta maaf saya gak tau kalo sekarang latian jadi saya gak pake celana panjang maaf ka" ucap Andini sambil nunduk karna ketakutan sudah menjalar seluruh tubuhnya.

Pembina yang mendengar penjelasan dari seorang perempuan itu pun memahami dan mengerti tapi harus tetep kasih hukuman.

"Yaudah cepet sana kamu push up dulu 10kali!"

"Siap ka!"

S K I P

.

.
.
.

Pembina pun mengijinkan untuk istirahat sebentar agar power yang di keluarkan lebih kuat.

"Bil ? Tolong ambilin minuman gue dong disamping tas, tolong ya bil"

"Oh iya bentar"

'Kaya ada yang liatin gue dah dari tadi, tapi siapa ya?'

"Lo kenapa sya? Kok dari tadi gue liatin bengong aja" tanya Ayu yang tiba - tiba saja dateng dalam lamunan Rasya.

"Ha? Ee- eee gapapa kok gapapa" sontak Rasya menjawab.

"Udah gak usah dipikirin, mending jajan dah? eh ajak Andini ege kasian dia hahahaha" ucap Ayu sambil tertawa.

"Din jajan yu din?"
"Hm, gue tau lo pada mau ngeledekin gue kan? Tapi bodo lah"

Menuju kekantin saat selesai latihan itu adalah sebuah penantian yang sangat - sangat dinanti, Rasya yang tengah sibuk dengan handphonenya tanpa disadari dia menabrak seseorang.

"Aduhh! liat - liat dong kalo jalan!" ucap Rasya yang langsung melihat pria itu. Tetapi Rasya sangat senang melihat orang ini, seperti tidak asing di matanya.

"Lah ? Lo yang salah, bukan gue. Lo jalan aja sambil main handphone, nunduk lagi! Butuh kaca ya mba?" oceh seseorang pria yang badannya menjulang tinggi, rambut yang berwarna hitam pekat, alis yang tebal, bulu mata yang tebal, manis seperti gula.

"Kok lo bawel si?! Ya udah gue minta maaf" ucap Rasya yang perlahan mendangakkan kepala ia dan menatap pria di depannya itu dengan kesal.

'Ganteng - ganteng si bawel'

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang