did you cry?
'yes, every night'
'maafin gue ta gue belom bisa buka hati sama siapa - siapa dulu''coba aja lo tau sya gue tuh suka sama lo gue seneng banget pas gue tau lo putus sama Erlangga'
Setelah mereka ke kelas guru pun datang tetapi Ferisha belum datang juga karena masa hukumannya belum selesai.
"Assalamualaikum anak anak" ucap guru tersebut.
"Wa'alaikumsalam bu" balas Murid.
Setelah beberapa menit berlalu...
Seseorang pun menghampiri guru yang sedang mengajar para murid.
"Bu saya ijin ke kamar mandi ya" ucap Genta.
"iya jangan lama - lama"
Genta pun menyusuri kelas kelas yang sudah ada gurunya, jalannya yang sepi dia izin ke kamar mandi tetapi dia tidak ke kamar mandi laki melainkan ke kamar mandi perempuan.
Genta melihat Ferisha yang sedang membersihkan kamar mandi, tersenyum licik terlihat jelas di muka Genta membuat Ferisha menyadari ada orang yang sedang melihat dia.
"Eh lo gen? Bantuin gue dong gen" ucap Ferisha dengan nada memohon dan muka cape dia terlihat di muka dia.
"Sini gua bantuin, mana sabunnya lantai nya?" balas Genta tersenyum dengan penuh banyak arti.
"Wah kirain gak mau, nih sabunnya"
Genta pun mengambil sabun yang di kasih oleh Ferisha tetapi ia malah menuangkan sabunnya semua ke lantai kamar mandi membuat Ferisha terjatuh dan yang ia pegang pun terjatuh ke tubuh membuat seragamnya basah dan jadi tembus pandang.
"Mampus lo! Gue ingetin ya jangan pernah ganggu Rasya lagi kalo lo sampai ganggu dia atau buat dia kenapa - kenapa gue gak bakal segan - segan untuk lukai lo wanita jalang" ucap Genta sambil memegangi dagu perempuan itu dan menghempaskan.
Ferisha yang menggempalkan tangannya dan hatinya sakit bertubi - tubi membuat ia semakin membenci Rasya.
"Awas lo sya! Gue bakalan bales lo" gumam Ferisha dengan tersenyum psyco.
Bel istirahat..
Dan masa hukuman Ferisha pun sudah berakhir yang bajunya masih basah dan sontak menjadi pusat perhatian karena pakaian yang dikenakan oleh Ferisha tembus pandang.
'wah bikin nafsu tuh cewe'
'anak yang punya sekolah di hukum hahaha'
'anjir gede'
'wah mantep banget anjir'
Ferisha yang mendengar suara ejekan itu pun membingungkan ada apa dengan diri dia ada yang salah kah sama dia.
"Baju lo tembus pandang" ucap seseorang ya siapa lagi kalau bukan Genta.
Membuat Ferisha melotot dan tidak percaya dia sangat malu, malu sekali dia memeluk diri dia sendiri. Dan ia pun berlari terbirit - birit ke kelas.
"Eh ada incess masuk kelas, halo ncess" ucap Ayu
"halo ncess gimana enak gak dihukumnya?" tanya Rasya
Ferisha yang keliatan sudah kesal sekali dan dia mengambil tas nya dan kemudian ia keluar dari kelas, ya dia pulang.
"Enak banget anjir! main pulang - pulang aja gue mah kalo pulang harus pura - pura sakit atau ga pura - pura lemes gitu" ucap Rifka
"Nah iya!! Kalo ga nembus pas lagi pms nah baru bisa pulang, parah si emang parah" balas Shahnaz yang tidak terima.
"Udah lah biarin kasian dia udah kesel banget kayanya sama gue" ucap Rasya.
"Iya dia kayanya kesel banget ege sama lo tapi dia tahan gitu keliatan banget anjir" balas Najwa.
"Mau tau ga lo!" ucap Rasya dan membuat teman - temannya langsung menengok ke arah Rasya.
"Apaan gece anjir kepo gue?!" ucap Andini
"Tau lo bikin kepo aja" ucap Ayu
"Jadi Erlangga itu temen deket Genta" ucap Rasya dan membuat teman - temannya kaget.
"Ha demi! Eh tadi emang lo gak denger kalo Genta bilang kalo dia itu suka sama lo? terus Erlangga juga suka sama lo gimana itu?" ucap Rifka
"Denger gue sebenernya, tapi gue pura - pura aja, soalnya gue belom bisa nge buka hati buat orang yang gue belom tau sifat asli dia" balas rasya dengan jelas.
'gue bakalan setia menunggu hati lo terbuka buat gue sya'
"Bagus lo harus tau sifat asli dia dulu, dari pada lo di boongin lagi nanti mewek lagi marah - marah lagi ribet anjir" sahut Andini
Sedang bergosip ria ada seseorang menghampiri ke meja Ica dan membuat mengerutkan dahinya.
"Lah ngapain lo dibasis cewe?" ucap Ica.
"Basis dong anjir ngakak" balas Rifka sambil tawa tawa
"Gue mau ngomong sama lo" ucap Fairul seraya tangannya menunjuk ke Andini membuat Andini menunjukkan diri sendiri.
"iya lo!" ucap Fairul seakan ia mengerti dan menarik tangan Andini keluar.
'asik pj pj'
'uhuy huy huy huy'
'anjjay si Fairul'
Andini yang yang bingung harus jawab apa nanti, karna ia belom berpakaian sebelumnya. "pj pk" apakah itu artinya pajak jadian?! Sialan bisa - bisanya cowo ini senekat ini.
'pj jadian aja belom' batin Andini
"Mau jadian?" ucap Fairul seakan ia membaca pikiran Andini dan membuat Andini tercengang.
"Ha jadian? gila lo" balas Andini yang kaget dan terkejut dengan yang dikatakan cowo tersebut.
"Terima! Terima! " suara terdengar dari di dalam kelas ya tidak lain teman - temannya.
"Hm nanti gue jawabnya" ucap Andini yang melihat arah matanya ke cowo tersebut.
"Yaudah gue tunggu, dah ay" balas Fairul dan menuju ke kelas ia.
Fairul dengan Andini memang beberapa hari ini sangat dekat, tapi Fairul beda kelas dengan Andini.
"ay dong anjay" gumam Andini yang mukanya putih menjadi merah meronta jantung seakan sudah tidak tahan ingin menjatuh, ah lebay memang.
"cailah ay" ucap Rasya se akan meledeki Andini membuat Andini menatap sinis ke arah Rasya.
"maapin aku ya Andini hahahah"
Tertawa lepas seakan tidak memiliki masalah, tetapi ada yang sedang memikirkan kata - kata yang tadi dia tidak tau bagaimana jawabnya selalu teringat di pikiran dia.
"udah din jangan dipikirin" ucap Ayu seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Andini.
"iya din udah jangan dipikirin, nanti lo wa aja kalo lo terima terus kalo lo tolak lo juga bilang sama dia jangan diem aja" ucap Shahnaz
"iya iya gue bakal pikirin, makasih ya jing" balas Andini.
"tai lo jing jing aja" sahut Rifka.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
VERLOREN
TeenfikceSEDANG DIREVISI! Bianca Rasya, sipemilik cerita ini. Yang baru masuk SMA dan merasakan indahnya masa-masa SMA. Bertemu, dekat, jatuh cinta, dan memulai hubungan. Ya seperti indahnya menjalani sebuah hubungan saja, namun karna tragedi tersebut si p...