chapter 21

125 56 51
                                    

"ada mbak Lastri dia yang jagain gue jadi kita bertiga gak berdua"

"hmm oke ta"

Terdengar sangat lantang suara bel pulang membuat Genta dan Rasya pun bangkit dari tempat duduk mereka dan tiba - tiba saja Genta menarik paksa tangan Rasya membuat ia bergandengan tangan.

"ta lepasin..." meringis Rasya kesakitan dan Rasya pun berusaha melepaskan tangan yang kuat itu dari perlegangan tangannya.

"gapapa sya biar yang iri tambah burik" balas Genta dengan itu, apa maksudnya?.

"apaan si ta siapa yang iri?" tanya Rasya dan Rasya pun pasrah tangannya di gandeng, berdua berjalan bersama menuju ke keluar pintu secara bersamaan.

"itu yang gangguin kamu sya yang waktu itu" jawab genta yang membesarkan nadanya membuat ferisha itu pun menengok dan menatap ke mereka dua serasa melihat hell.

"tuh sya liat tuh ngeliatnya aja gak biasa serasa ngeliat apaan tau"

"udah ta udah kasian kan udah selesai juga masalahnya gue juga udah lupain kejahatan dia"

"ah emang lo mah baik banget sya hatinya,, udah yu balik gak ada guru ini"

"eh gue duluan ya" ucap Rasya yang berpamitan kepada temennya.

Rasya pun menunggu seperti biasa digerbang sekolah sambil menunggu Genta datang dihadapannya itu, Rasya tak sengaja berpapasan dengan Erlangga di saat Rasya menunggu Genta.

"eh sya gimana kabar?" tanya Erlangga selintas.

"ha gue ga? gue b - baik" jawab Rasya yang aga kaku kaya hubungan kita.

"duluan sya" ucap Erlangga yang berlalu dan dibalas oleh Rasya dengan senyuman hangat.

'di chat gimana ketemu gimana heran gue mah'

Ada yang melihat kejadian itu membuat yang melihat itu berpura-pura saja tidak mengetahuinya.

'iya tau gue sama rasya cuman temen gak bisa berkutik dah'

"sya!" ucap Genta yang aga kencang membuat Rasya yang melihat kebelakang langsung menghadap ke arah yang memanggil.

"eh iya ayu" balas Rasya yang spontan membuat Genta yang melihatnya tingkah laku Rasya tersenyum gemas.

"ta beli es krim dulu yu pengen banget nih"

"hm"

Setelah membeli es krim Rasya pun membawanya dan tidak waktu lama lagi rumah Genta yang sangat menakjubkan itu pun terlihat Rasya sampai tertakjub melihat rumah sebesar ini ditinggalkan oleh 2 orang saja.

"ta! gila ini rumah lo?!" ucap Rasya yang sedikit ngebentak.

Rasya yang bersikap manis dan norak itu menjadi lawakan Genta. Genta yang hanya melihat tingkah laku yang mengemaskan ini membuat Genta tidak sabar ingin melamar.

"iya ini rumah orang tua gue sya ayu masuk, anggep aja rumah sendiri"

"gue anggep ah rumah gue, gila rumah gue gede banget ya apa si anjir gue norak banget ini kan rumah gue" oceh Rasya yang tidak berhenti - henti.

"eh non udah pulang" ucap mbok Lastri sudah lumayan parubaya tetapi masih terlihat muda tidak terlihat keriput, cantik.

"halo mba" sapa hangat dari Rasya dan sambut oleh Lastri dengan sangat baik.

"eh non bawa perempuan, wah non mau minum apa non"

"gak usah ah mba ngerepotin" balas Rasya membuat Genta yang melihatnya menahan tawa.

"jus mangga ya mbok sama mangkok mbok yang kosong satu" sahut Genta membuat Rasya menyengir.

"makasih ta haha tai aja eh tau aja"

"udah duduk gih, gue ke atas dulu ambil gitar sekalian gue juga mau ganti baju"

Tidak lama lagi mbok Lastri itu pun datang membawa jus mangga dan tidak lupa mangkuk kosong untuk menaruh es krimnya itu sangat merepotkan memang si Rasya.

"nih non mau saya temenin non?" ucap mbok Lastri.

"eh mau banget mba" balas Rasya dengan fast respon.

"jangan panggil mba non panggil mbok aja kalo mba kaya masih muda non hehe" ucap mbok Lastri itu dengan malu malu.

"eh iya mbok, jangan panggil saya non juga ah panggil aja Rasya gak enak banget di panggil gitu"

"eh iya no - n ah susah ah non" ucap mbok Lastri membuat Rasya tertawa bersama dan memakan es krimnya itu dan tidak waktu lama lagi Genta pun datang sangat tampan.

"non saya tinggal ya" ucap mbok Lastri da  dibalas oleh Rasya "iya mbok makasih mbok"

"ta lo tinggal berdua aja? lo gak ada ade gitu atau kakak?" tanya Rasya kepada Genta yang tengah sibuk dengan gitarnya itu.

"hm gue punya kakak tapi dia kuliah di luar negeri, orang tua gue sibuk sya sibuk banget makanya gue main mulu kelayaban mulu gak ada kerjaan gue" jawab Genta dengan panjang lebar berarti dia sedang tidak mager.

"wi di luar negeri jauh ya"

"lo jangan main mulu juga ta lo kan bisa telponan sama mamah lo sama bapak lo, teruskan dirumah ada mbok tuh kalo lo kelayaban mulu ya dia juga kesepian ta, gue juga pernah kok ngerasain orang tua sibuk dengan pekerjaannya gue tau, jangan main mulu lo!" nasihat dari seorang wanita yang sekedar hanya temen tetapi membuat Genta sangat sayang.

Seseorang pun melihat ke uwu an mereka berdua tersenyum - senyum sendiri mungkin ia mengingat masa lalunya saat mereka saat muda berduaan seperti itu.

"iya Rasya cantik ini mau lagu apa" rayuh Genta.

"hm best part aja coba tau kagak lo?"
"iya tau udah ya itu aja ya oke"

Setelah mencoba - coba mereka berdua bernyanyi dan Genta sambil memetik gitarnya itu seketika gitar mengeluarkan suara yang sangat bagus ditambah lagi mereka berdua bernyanyi dan tidak lupa juga ada juri, ya mbok lastri menjadi juri untuk mereka berdua.

"bagus non bagus"
"wah makasih mbok mau jadi juri hahaha" tawa Rasya.

"hm ta gila udah sore ini jam setengah 5 balik yu!" ucap Rasya yang sambil bebenah tasnya dan berpamitan dengan mbok Lastri.

"ujan sya tapi yaudah ayu pulang" balas Genta membuat Rasya menyadari bahwa diluar tengah ujan sangat deras.

"lah gimana anjir orang ujan?!" sahut Rasya kepada Genta yang menuju bagasinya dan Rasya pun mengikutinya dan ternyata oh shit.

"gila! Emang lo bisa anjir masih kelas sembilan ini woy?" ucap Rasya yang tidak percaya bahwa Genta bisa mengendarai mobil.

"bisa sya gue"

Rasya pun di antarkan pulang oleh Genta dengan mobil yang sangat hitam mengkilap itu hanya suara musik saja yang meramaikan suasana didalam mobil itu.

"terimakasih ta" ucap Rasya yang masih didalam mobil itu.

"iya sya, gue gak ada payung lagi? lo pake tas aja ke kepala lo abis itu lo lari tuh ke depan pintu pintu lu gece"

"oke satu.... dua...... tiga.....  Lariiiiiiii makasih ta aduh anjir tetep basah" teriak rasya yang sudah basah terkena air hujan itu dan yang berada di dalam mobil itu pun tersenyum melihatnya.

TBC.

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang