chapter 9

185 104 22
                                    

"Ya ampun kasian banget temen gue hua" gumam Andini yang melihat Rasya dan Genta dari atas balkon.

"Iya kasian deh" tiba - tiba ada balas dari perkataan Andini.

"Eh anjir! kaget gue" sahut Andini dengan spontan.

"Hehe maap" jawab Fairul dengan wajah tersenyum manis dengan tangan "peace".

Mereka berdua pun melihat Rasya dan Genta secara bersamaan dan bercengkrama bersama tetapi hal yang tidak diinginkan mereka pun terjadi...

Teman - temannya melihat mereka berdua dengan mata yang seakan memiliki ide yang bagus, ya teman - teman nya berniat untuk mencomblangin mereka berdua.

"Cailah sikat udah rull" ucap Shahnaz.

Dan dibalas oleh teman - temannya dengan berganti - gantian, namanya juga temen gak enak kalo gak ledekin teman yang sedang asik asik dengan cowok.

"Udah rulll gebet lah, keburu diambil embat orang"

"Besok juga jadian nih kaya si Rasya"

"Jia jia jia, kabarin kalo jadian."

"Lah iya kabur, haha rull ngapain kabur haha" ucap Shahnaz yang sambil tertawa terbahak bahak.

Andini yang mukanya kelihatan cemberut dan kesal dan berlalu ke kelas meninggalkan temannya yang sedang meledekinnya.

Teman-temannya pun mengikuti dari belakang dan meminta maaf kepada Andini.

"Ehh din maapin kita ya din" ucap Ayu yang tangan memegangi tangan Andini dan dibalas oleh temannya.

"Iya din maaf ya din tapi lo tuh cocok din ama Fairul kalo di liat - liat" ucap Shahnaz dan ditoyol kepalanya sama Ica.

"Bego banget lo orang lagi marah pea" balas Rifka.

"Udah udah jangan berantem maafin kita ya din?" ujar Najwa.

"Iya wa gue maafin" balas Andini dengan senyuman yang manis.

Mereka pun bercanda lagi, namun ada hati yang masih sedikit kesal akibat ulah mereka. Ia berfikir apakah perkataan Shahnaz 'emang bener ya? Gue cocok sama Fairul?'

Bel masuk.....

Rasya dan Genta pun kembali kekelas karena masa hukumannya sudah selesai. Wajah yang masih merah padam akibat sinar matahari yang cukup terik hari ini ditambah ditemani oleh Genta yang terkenal akan ketampanannya.

'Manggil Genta ta aja ah jangan gen'

"Eh ta! Anterin gue dulu yu kekantin hehe" ucap Rasya yang memanggil Genta yang sudah berjalan, badannya sontak terhenti karnanya.

"Dengan bersenang hati nona" balas Genta seraya mempersilahkan Rasya turun kembali dan berjalan.

"Berasa kaya incess ya gue" ucap Rasya dengan tawa paksaannya.

"Iya lo mah incess tapi bukan si incess itu tuh" balas Genta sembari memonyongkan mulutnya pertanda menunjuk ke ruang guru.

"Haha bisa aja" sambil senyum masam - masam.

Mereka berdua pun sampai dikantin yang sudah sepi karena ini sudah masuk bel pelajaran terakhir.

"Maafin gue ya ta gara - gara gue lo jadi dihukum, harusnya kan gue aja yang berdiri dilapangan" ucap Rasya yang berkali - kali meminta maaf karenanya merasa bersalah sekali dengan Genta.

"Iya sya iya gue maafin, tapi gapapa sih kalo dihukum sama orang cantik mah" balas Genta yang sembari mengasih air putih dingin kepada Rasya.

"Ah bisa aja lo" sahut Rasya sambil menepuk pundak Genta yang sedang meminum dan sontak membuat baju Genta basah.

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang