chapter 30

110 6 9
                                    

Jaga kesehatan kalian ya, masih banyak orang yang berharap lebih ke kalian, aku sayang kamu pembaca kuh

.
.
.

"sus tolongin mamah saya" ucap Rasya yang baru saja datang dan menuju ke loket rumah sakit.

"dengan nama siapa mba? Sudah pernah berobat disini sebelumnya?" tanya Suster dengan pertanyaan pada umumnya.

"dengan nama Riana Wijaya urusan kartu dan administrasinya nanti aja yang penting mamah saya sembuh dulu"

"langsung di bawa ke IGD saja" ucap suster itu dengan memanggil satu dokter laki - laki tampan dan siap membawa Riana ke ruang IGD.

Mereka pun duduk dibangku yang terdapat di luar ruangan IGD, muka yang sangat lelah bercampur khawatir itu pun terlihat di wajah cantik Rasya.

"Dek kamu mau kakak kasih es krim gak?" tanya Rasya yang berusaha mengajak Erlangga berbicara.

"iya dek kamu mau es krim gak? Nanti kak Genta kasih tau tempat yang jual es krim, nanti kamu bisa milih deh. Tenang nanti kakak Genta yang bayar" ujar Genta yang berusaha juga untuk mengajak adik Rasya untuk berbicara.

"Kak ayah di tangkap kak, di depan mata aku aku takut, ayah nangis kak mohon - mohon sama pak polisinya. Aku benci polisi! Benci! Hiks" balasan Erlangga adalah kejadian yang Erlangga liat di depan mata dia, sebuah kebentrokan yang sebenarnya gak baik di lihat oleh anak kecil.

"kamu yakin gak mau es krim?" tanya lagi Genta tetapi sangat lama sekali mendapatkan jawaban dari Erlangga.

"mau deh hehe" ucap Erlangga yang tersipu malu.

"tapi kamu harus janji sama kakak, kamu harus bisa lebih dewasa. Aku tau kamu masih kecil, berusahalah untuk jadi dewasa di umur kamu yang masih kecil, pasti ayah kamu bangga banget punya anak kaya kamu" ucap Genta seraya mengangkat jari kelinkingnya ke hadapan Erlangga.

Rasya yang melihat Genta membuat ia tau seberapa besar rasa sayang dia kepada keluarga Rasya, bahkan keluarga diri dia sendiri entah kemana.

"janji deh, aku janji gak akan pernah inget soal itu lagi dan aku akan jadi dewasa sebelum umur ku sudah besar, aku janji kak Genta aku janji!!" sorak gembira terdengar dari ucapan Erlangga membuat yang mendengarnya tersenyum kagum kepada anak ini.

"dengan keluarganya Riana?" ucap dokter tampan itu setelah keluar dari ruangan IGD, Rasya yang mendengar itu langsung menghadap ke dokter itu di ikuti Genta dan Erlangga di belakang.

"iya saya, bagaimana keadaannya dok?" tanya Rasya dengan muka yang sangat lelah dan panik.

"Ibu kamu cuman butuh istirahat saja dan hari ini Ibu kamu akan sembuh, jangan sampai ibu kamu kepikiran hal yang berlebihan itu akan menyebabkan ibu kamu sakit. Kalau mau jenguk silakan, saya permisi" ucap dokter itu dengan sangat jelas.

"oke dok, makasih banyak" balas Rasya dengan membungkukkan tubuhnya, seragam yang masih Rasya kenakan itu sudah lecek sekali, tetapi Rasya tidak mempedulikan tentang stylenya.

"Mahh, mah ayok dong bangun aku ada disini bersama mamah. Mamah harus kuat ya, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya kok mah hiks mah bangun" ucap Rasya sambil memegangi tangan Riana yang terdapat infusan di tangan Riana.

Mata Riana mulai terbuka sedikit demi sedikit, Riana yang masih sedikit pusing karena masalah yang menimpa keluarga dia.

"Mamah! Aku mau di beliin es krim tau sama kak Genta... Itu loh mah yang pacarnya kakak, tapi kok kak Genta mau ya sama kakak padahalkan kakak jarang mandi, ileran, jelek, dann bauu hahahaha" bisik Erlangga ke sang mamahnya yang masih terbaring lemas.

Riana yang tertawa saat mendengar anak kecil ini berbicara tentang kakaknya, tapi sedikit bingung kenapa anak ini tidak menangis?

Rasya dan Genta pun ikut tertawa akan ucapan Erlangga barusan. Itu sangat mengejek Rasya tetapi itu sangat lucu, ia berhasil jadi anak kecil tetapi memiliki sifat yang dewasa.

Dewasa itu bukan berarti dia itu 'tua' atau sudah 'besar' dewasa itu pilihan kita sendiri dari jiwa kita sendiri, kadang kita sudah besar tetapi lisan kita seperti anak kecil.

Manusia itu sendiri yang akan nyatakan bahwa dirinya itu dewasa, Dewasa itu sifat.

"Mahh udah mendingan apa masih sakit?" tanya Rasya.

"Mamah udah sembuh ka..." lirih Riana dengan senyuman manisnya.

"Mah, kalo ditinggal gapapakan?"

"gapapa kak"

Erlangga pun tersenyum gembira saat mendengar jawaban dari sang mamah. Mereka pun ke kasir rumah sakit ini untuk membayar perobatan mamahnya.

"berapa ya sus perobatan mamah saya?" tanya Rasya sambil mengeluarkan lembaran - lembaran uang kertas.

"dengan nama siapa?"

"atas nama Riana Wijaya"

"500 ribu dan ini obatnya" ucap suster itu sambil memberikan obat - obat mamahnya.

"nih sus makasih" balas Genta yang langsung menaruh selembaran uang berwarna merah ke meja kasir itu dan tidak lupa mengambil obat Riana.

"eh apaan sih ta?!" bentak Rasya yang merasa tidak enak.

"udah sya beli es krim aja, yukk!" ucap Genta dan langsung menarik tangan Rasya, membuat Rasya langsung menarik tangan adiknya.

Erlangga yang sudah pasrah tangannya di tarik oleh sang kakak, sesekali tersenyum tipis terlihat di bibir Erlangga.

Di parkiran rumah sakit....

Mereka pun memasuki mobil Genta, perjalanan masih panjang hanya lantunan musik saja yang meramaikan suasana di dalam mobil itu.

Rasya yang duduk di belakang bersama adiknya, mata yang mulai tersayup seakan jam tidur pun dimulai. Benar saja Erlangga yang sudah tertidur bersandar ke pundak Rasya.

"ta..." lirih Rasya

"kenapa? Gue bilang gak usah di pikirin lo tenang aja sya lo bisa kok tinggal di apartemen gue" balas Genta dengan tatapan menghadap ke arah jalan.

"gak habis pikir gue sama anak baru itu ternyata dia datang ke sini cuman buat bales dendam doang, pengen aja rasanya gue bunuh tadi eh lo dateng gak jadi deh" ucap Rasya.

"hus ngaco!"

"gak salahkan gue? Dia yang salah ta, gue ingin keluarga gue utuh udah itu aja, tapi ada aja orang yang gak seneng kalo gue bahagia"

"gak gitu caranya sya, gue gak mau ya lo tindak serendah itu, lo harus sabar iya si gue tau sabar itu ada batasnya tapi please untuk sabar dalam beberapa waktu kedepan"

"hadapin masalah dengan senyuman, jangan sampai temen lo tau kalo orang itu jahat sama lo, pasti lo juga gak maukan ada keributan lagi? Jadi please, pasang topeng baru di hari esok kalau sekarang lo nangis gapapa nangis aja"

"tapi besok lo harus ceria, lo harus buktiin kalo lo itu kuat. Semangat Rasya cangtip!" lanjut Genta.

"makasih ta"

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang