chapter 29

103 26 82
                                    

dunia? Ada apa dengan dunia ini? Kenapa begitu hancur dunia ini? Apakah aku layak untuk hidup?

-bianca rasya-


"turuin gue" ucap Rasya yang tiba - tiba.

"kenapa? Lo marah sama gue? Gue minta maaf sya gue begini karena gu--" balas Genta yang selalu menanyakan itu dan itu tetapi Rasya memotong pembicaraan Genta.

"gue mau minta obat dulu, sesak nafas gue" ujar Rasya dengan sangat kencang agar Genta mendengarkan nya.

"ya udah nanti aku berenti tuh di warung" ucap Genta dan bener saja ia pun memberhentikan motor di depan warteg Jaya.

"bu saya pesen air bening ya jangan pake es batu" pesan Genta satu air bening, dan Ibu itu pun langsung sigap memberikan air bening itu.

"bismillah"

"berapa bu?" tanya Genta kepada Ibu penjual warteg Jaya itu.

"gak usah bayar ngapain" ucap Ibu penjual itu dan melihat keharmonisan mereka berdua dibalik etalase kaca.

"pacarannya neng? Baik neng pacarnya jaga bae bae neng" celetuk Ibu itu dan membuat Rasya yang tengah minum tersendak.

"eh bukan bu ya ampun" balas Rasya dengan spontan dan membuat mereka berantem.

"boong mu dia itu tunangan saya bu" balas lagi Genta yang berhalusinasi.

"gak bu dia itu tukang rujak yang biasa di dekat pom bensin bu saya bawa aja ke sini" timpal lagi Rasya tetapi itu membuat si Ibu penjual tertawa mendapatkan jawaban dari Rasya.

"makasih ya bu, saya duluan ya" pamitan terlebih dahulu sebelum pergi, dan Rasya pun tersenyum ke arah Ibu - Ibu dan pemuda berbaju kantoran yang sedang makan.

Mereka pun keluar warteg itu dengan hati yang gembira karena minuman itu ternyata gratis, dan Genta pun senang karena bisa jaga Rasya.

Mereka pun melanjutkan perjalanan lagi menuju rumah Rasya, lima menit kemudian perjalanan sudah pertengahan lagi.

"sya dikit lagi pisah......"

"tapi gue gak mau pisah sama lo karena gue pengen jagain lo terus" lanjut Genta dengan sangat melow banget.

"taa pekerjaan lo itu di luar sana banyak, gak usah jagain gue terus menerus, gue bisa kok jaga diri gue sendiri dan lo ta, lo harus banggain orang tua lo walaupun mereka gak peduli sama lo" ucap Rasya sambil mempererat pelukannya.

"gue tau lo suka sama gue, makasih banyak lo mau jaga gue tapi untuk saat ini lo gak bisa selamanya jagain gue terus masa lo jagain gue terus yang sakit - sakitan kaya gini? Kita mau ujian nasional loh minggu depan, kita harus berjuang sama - sama buat dapetin negri, gue sayang lo ta tapi sebagai kakak"

"lo udah gue anggep abang gue lo udah gue anggep keluarga gue ta, gue sayang sama lo, gue peduli sama lo, please jaga kesehatan lo sendiri jangan terus jagain gue mulu" lanjut Rasya sambil menangis di pelukan Genta.

"gue gak tau mau bilang apa kehabisan kata - kata gue, tapi intinya gue sayang lo bukan sebagai sahabat atau bahkan keluarga, gue sayang lo karena gue yakin jodoh gue kelak pasti lo," balas Genta yang terjeda

"gue janji sya kalo gue bakalan berjuang buat Ujian Nasional nanti, lo daftar di situ gue di situ gue gak akan bosen sama lo, gue akan jagain lo walaupun kita pisah inget itu sya" lanjut Genta.

"i love u more sya" ucap Genta sambil memegangi tangan Rasya.

"i love u too ta" balas Rasya dengan posisi berpelukan ia sangat nyaman sekali.

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang