"udah gak usah banyak bacot mending ikut gue aja" jawab Genta dan seraya megenggam tangan Rasya dan saling bertautan satu sama yang lain.
"ihh ta!"
"bisa gak biasa aja sakit tau" celetuk Rasya dan masih saja Genta memegangi tangan Rasya.
Rasya pun memutuskan untuk bersabar karena ini sangat ramai,, tepat di ruang untuk memesan kamar tetapi Genta melewatinya.
"ta, lo ga mesen dulu? kok langsung? emang udahan di p- -" lagi lagi di potong membuat Rasya semakin menjadi - jadi dan Rasya berontak supaya tangannya di enyahkan dari genggaman - nya.
"sya..." ucap Genta dengan sangat halus dan lembut membuat Rasya yang mendengarnya diam mendadak, pasrah lebih tepatnya.
Sudah depan kamarnya dan Rasya yang sedikit ragu karena ia hanya berdua di sana, kalo dia dia apa - apakan bagaimana? pertanyaan - pertanyaan itu lah yang selalu muncul di brain - nya.
"gue ga apa - apain lo sans aja, gue ngajak ke apartemen gue, di sini tempat biasa gue ajak nongkrong Erlangga, Bimo ama bocah lain main lah tapi ga sering sih" jelas Genta dan membuat Rasya merasa lega.
"hm ya - yaudah gapapa kan?" tanya Rasya yang memastikannya lagi dan di balas dengan anggukan.
Pintu yang disandi itu pun terbuka dan oh shit, sangat rapi, sangat menakjubkan sekali sampai ingin pingsan rasanya.
Warna tembok yang berwarna seperti kayu layaknya bak rumah dulu - dulu sangat esthetic sekali, Rasya yang melihat saja tak menyangka bahwa seorang laki - laki memiliki kamar se - rapi ini.
Terlihat mata Rasya yang berbinar - binar melihat ini tetapi ia harus lebih menjaga attitude - nya dan harus kalem karena ia tidak ingin malu di depan Genta ((lagi)).
"udah yu nyanyi"
"gak mau makan dulu sya? gue masakin tenang" tawar Genta.
"hmm, boleh juga gue juga laper nih" ujar Rasya dan Genta pun melihat isi lemari es ada apa didalam sana? yang ia akan masak terlihat hanya ada telur, sawi, wortel, daun bawang yang lebih dominan itu jajanan. Kira - kira mau bikin apa ya? Oh iya untung saja nasi masih banyak.
"eh, emang lo bisa masak?" tanya Rasya dan membuat Genta menyeringai ke arah Rasya.
"bisa lah gue, cocokkan buat pendamping hidup lo?" jawab Genta dengan nada angkuh, ia tidak tahu di atas langit masih ada langit.
"gue bantu deh kasian gue haha"
Mereka pun memasak nasi goreng dengan telur mata sapi, saling membantu satu sama lain dan tiba - tiba saja adegan sinetron pun dimulai tangan mereka bersentuhan membuat jantung mereka berdebar sangat tidak beraturan.
"eh eh maaf ta" ucap Rasya dan Rasya pun melepaskan tangan ia yang berada di bawah membuat tangan Genta terhempaskan.
"iya iya, udah lo duduk aja gih sono, kalo gak nonton film tuh" suruh Genta.
"film - nya sabeb ya?" ucap Rasya.
"iya cantik udah gih sono" ujar Genta
"lo ngusir gue? gih sono mulu perasaan ngomongnya" Balas Rasya yang sambil berjalan ke arah ruang tamu itu tidak lama lagi makanan pun datang.
"ah anjir tonjok aja gc woy!" bentak Rasya yang heboh sendiri saat menonton filmnya.
"eh nona sudah jadi nih nasi goreng nya saya taruh sini ya nona" ucap Genta yang menghampiri Rasya yang tengah heboh akan filmnya.
Genta yang menaruh nasi goreng itu di hadapan Rasya membuat ia terhalang menonton film.
"ih awas dong ta itu lagi seru ta"
"Rasya ini makan!" ucap Genta dengan sedikit lebih keras suara yang di keluarkan membuat Rasya yang tengah fokus itu sontak menatap ke arah Genta.
"iya Genta ganteng....." suara lembut itu yang di lontarkan Rasya membuat Genta pun bergidik ngeri.
"nah gitu dong bikin gue deg - degan, yok makan"
"enak ta gue suka" ucap Rasya di sela - sela dia memakan nasi goreng buatan Genta.
"gw juga suka sya sama lo" balas Genta dengan kode keras selalu.
"maafin gue ya ta gue belum bisa ngebuka hati gue dulu" ucap Rasya dengan sangat hati — hati ia sangat takut salah bicara, ia harus bisa tegas dengan diri sendiri.
"iya sya gue paham, gue selalu menunggu lo kok,, my heart is always empty and only you can occupy it in this space" balas Genta terlihat matanya sangat tulus ia berbicara seperti itu, tidak main - main akan yang ia bicarakan.
Selang beberapa jam kemudian, setelah mereka menghabiskan waktu untuk makan, nonton film dan rehat sebentar. Saatnya mereka berdua pun bernyanyi dan tidak lupa Genta yang sudah siap akan gitar — nya itu.
"lupa, lupa lupa lupa lupa lagi syair - nya" nyanyi Rasya yang memegang remot seakan itu mix dan berhadapan dengan Genta.
"ingat, ingat ingat ingat cuman ingat kuncinya" nyanyi Rasya pun di balas oleh Genta membuat ia seakan berkonser berdua saling bertatapan membuat kemistri mereka sangat baik.
"C A minor D minor ke G ke C lagi" lanjut mereka bersamaan mengikuti aluran musik yang Rasya berikan.
"A minor D minor ke G ke C lagi" membulatkan mulutnya seperti nada rendah.
Setelah bernyanyi - nyanyi ria bareng Rasya pun sangat lelah dan ia rehat lagi, kapan kerja kelompoknya?
"minum kaga ada apa ta?" tanya Rasya kepada Genta yang masih sibuk dengan gitar itu.
"ada tuh cari dong sendiri" jawab Genta dengan jutek.
"hm"Rasya pun beranjak dari sofa yang empuk itu, membuka lemari es yang dingin seperti sifat doi. Banyak sekali jajanan yang ada di lemari es itu membuat Rasya tergiur akan jajanan nya.
"hm ambil aja yang lo mau" ucap Genta dengan menghadap ke arah Rasya yang tengah memandangi lemari es itu.
"tau aja lo mah bikin gue malu haha" balas Rasya seraya mengambil ciki - ciki dan minuman dingin.
"udah yu kita nyanyi!" serentak mereka berdua membuat Rasya tersenyum kecut.
"gw mau bagi - bagiin lirik lagunya" ucap Rasya sambil memegangi handphone yang terdapat lirik best part itu.
"lirik pertama kan You don't know, babe itu kita barengan tuh nyanyi sampai Best part, nah abis itu best part kan liriknya It's the sunrise itu lu ampe akhir" jelas Rasya dan Genta yang setia mendengarkan apa yang Rasya jelaskan.
"It's the sunrise itu lo ya ta ampe yang kaya gini nih You're the sunshine on my…"lanjut Rasya seraya menjelaskannya dengan menggunakan nada.
"oke abis itu kan balik lagi ke i just wanna see,, nah itu kita barengan kan? Iya gue udahan tau" balas Genta yang seakan sudah mengerti apa yang di rencanakan Rasya.
"oke pinter juga lo"
"iya lah itukan sama kaya lagunya yang nyanyi Rasya cantik"
"jum kita mulai" ancang - ancang Genta dan Rasya yang seakan sudah siap.
"satu...."
"dua...."
"tiga...."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERLOREN
Teen FictionSEDANG DIREVISI! Bianca Rasya, sipemilik cerita ini. Yang baru masuk SMA dan merasakan indahnya masa-masa SMA. Bertemu, dekat, jatuh cinta, dan memulai hubungan. Ya seperti indahnya menjalani sebuah hubungan saja, namun karna tragedi tersebut si p...