chapter 8

212 118 31
                                    

🌈🦋!!!

Hari Senin, hari yang paling menjengkelkan bagi sebagian pelajar. harus mendengarkan pidato dari guru yang tidak lain pidatonya "jangan buang sampah sembarangan, jangan taro di kolong meja kan ada tempat sampah" ya seperti itu lah.

Lebih parahnya lagi harus berdiri di lapangan dibawah sinar matahari yang terik.

Setengah jam upacara berlangsung.....

'Gue udah ga kuat aduh pala gue' batin seseorang.

"Sya lo kenapa? Lo pucet banget ke uks aja yu? " tanya Ayu yang sembari memegangi pundaknya Rasya.

"Udah yu gue gapapa eh bentar yuu gu--" ucap Rasya yang yang suaranya memudar karena dia lari entah ke mana.

Rasya menjadi pusat perhatian semua orang. Ya karna, lagi upacara dia lari - lari menuju kamar mandi yang untungnya kamar mandinya tidak jauh dari lapangan.

"Sya lo ngapain lari si? mana diliatin banyak orang lagi" ucap ayu dengan nada cape.

huek huek huek

'Eh kok merah ya muntah gue? Kenapa gue? huft tenang sya tenang'

"Syaaa lo gapapa? lo muntah sya?" tanya Ayu yang sembari menggedor - gedor pintu kamar mandi.

"E- eh ga - papa yu" balas Rasya dengan gugup seraya membuka pintu kamar mandi, sedikit demi sedikit wajahnya mulai keliatan.

Rasya pun keluar dengan muka yang keliatan biasa saja seperti tidak terjadi apa apa.

"Lo kenapa si sya? lu udah makan kan? Terus lo kenapa? Kok mulut lu merah banget? Muntah lu darah? Sya jawab dongg" tanya Ayu yang mukanya keliatan panik dan kesal karena sedari tadi Rasya hanya diam dan menunduk.

"Gapapa yu ini bibir gue berdarah tadi gue klopekin" balas Rasya yang berbohong.

"Yaudah yaudah sekarang ini lagi upacara tadi pada liatin lo"

Tidak mau mengambil risiko diomelin guru mereka pun memutuskan kembali ke barisan upacara bendera.

Salah satu guru pun datang menghampiri barisan Rasya.

"Sini kamu!!!" ucap Pak Subroto. ya dia guru bk cowok dia manggil tanpa menyebutkan nama, mana bisa tau kalo dia memanggil orang yang tengah dalam masalah, dan semua pun menengok ke arah Pak Subroto.

"Manggil siapa si tuh? Sini kamu sini kamu tapi gak nyebut nama" ucap Rifka.

"Au si boruto ngapa ya? " balas Rasya

Tiba - tiba saja tangan Rasya ditarik dari belakang dan refleks Rasya pun menepis tangan tersebut.

"Eh maap pak kirain siapa" ucap Rasya spontan dan bersusah payah meneguk ludahnya.

"Ngapain kamu tadi lari? udah tau ini upacara gak sopan sekali kamu, tengakkan pala kamu kenapa kamu nunduk aja!" ucap Pak Subroto.

"Saya gak lari - larian pak saya ke toliet saya gak tahan mau muntah dari pada disini mending saya lari aja" balas Rasya dengan nada santai.

"Ngapain lagi pake lari - lari kamu tuh tadi jadi pusat perhatian tau ga!"

"Iya pak maafin saya ya, lain kali saya akan lebih hati hati. terimakasih" balas Rasya.

"Lain kali jangan lari, jalan saja gak usah seperti itu gak sopan!"

Setelah Pak Subroto itu berlalu pergi seseorang yang melihat Rasya terkena hukuman itu mengeleng - geleng kepala.

"Huft masalah lagi masalah lagi heran gue mah. Nanti ada masalah apalagi ni? huft" ucap Rasya yang baru saja kena masalah dan dia mengheran kan kenapa dia kenapa masalah mulu padahal baru kelas tujuh gimana nanti.

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang