chapter 3

300 153 63
                                    

Bosan dalam hubungan wajar, yang tidak wajar itu adalah memutusi hubungan karena bosan.

- Erlangga Damara -


Waktu berjalan tak terasa, sudah hampir dikit lagi mereka sudah mau menaiki kelas, kelas 11.

Matahari yang cerah hadir dipagi ini. Terlihat seorang perempuan yang sedang asik dengan mimpi indahnya seharusnya ia terbangun namun masih tertidur pulas akibat malam hari tidak tidur memikirkan kejadian "Ciuman Pertamanya".

Tok! Tok! Tok!

"Rasyaaaa kok belum bangun sihhh udah telat nih!" ucap Riana seraya mengetukan pintu kamar Raysa dan Adenya pun ikut membantu ketuk - ketuk pintunya.

"Kak bangun ka udah Jam 8!" bentak Erlangga dengan alibinya.

Badan Rasya berdiri dengan otomatis saat mendengar "Jam 8". Rasya pun tidak memperpanjang ketelatannya dan dia pun segera mandi padahal bangun saja masih sempoyongan.

"Aduh mah telat lagi, gimana ya?" tanya Rasya sambil mengenakan dasi sekolahnya.

"Gimana lagi! ya udah makan cepetan!!" balas Riana yang kesal juga sama anak ini.

"Ya udah aku naik motor aja dehh gak usah naik angkot soalnya ngetemnya pasti lama" ucap Rasya yang tidak tau padahal dia tuh gak bisa naik motor.

"Ih kamu kan gak bisa naik motor Rasya ya ampun yaudah mama aja yang nganterin kamu" balas Riana yang sambil beres beres mengenakan kerudung.

B e l m a s u k

.
.
.

Teman - temannya pun sedang menunggu Rasya yang tak kunjung datang, tetapi mereka juga tidak mau di marahi oleh guru maka mereka pun bersiap untuk sholat di lapangan.

"Eh si Rasya beluman dateng juga?" ucap Najwa.

"Beloman, tau ni bocah masih tidur kali. Udah yu mending ke bawah udah di panggil tuh ama Pak Bowo" ucap Ayu yang menyuruh teman temannya kebawa untuk sholat

Setelah berpamitan dengan Riana Rasya pun tidak lupa untuk meminta ongkosnya "Dah mah hati - hati ya!" ucap Raysa yang sambil melambaikan tangannya kepada riana.

'Wayulu gue barengan sama bocah gitu lagi datengnya udah ini mah gue telat' batin dari seorang siswi.

"Eh bentar aduhh mampus! Gue gak pake ciput lagi, mana gue gak bawa mukena aduh asu." ucap rasya dengan suara kecil seperti berbisik bisik.

"Ehh yang cewe sini kamu!" ucap guru tersebut seraya menunjukkan ke cewe tersebut.

'Mati gue suara itu, mampus gue guru killer lagi yang hukumin cewe.'

"Ehh i - iya miss" ucap Rasya yang kelihatan panik dan palanya menunduk seperti tahanan penjara kasus narkoba.

"Kamu tau kesalahan kamu apa?!" bentak Guru itu.

"Hm ta - tau Miss" balas Rasya sambil menunduk.

"Kamu udah telat gak pake ciput kaos kaki pendek kamu kelas berapa emang?!" ucap Mis Silvi. iya itu guru yang kalo ngomong kaya toa sepertinya mereka bedua twins!

"Saya kelas 10 Mis" ucap Rasya yang sambil mengeraskan suaranya.

"Masih kelas 10 kok kaya gini gayanya? Sekolah buat nyari ilmu bukan mau cari pacar! Sini jidat kamu saya coret dulu pake lips yang permanen" ucap Mis Silvi seraya mengoleskan lipsnya ke jidat Raysa yang katanya permanen.

"Udah Mis?"

"udah. Ya belum lah kaos kaki kamu buka dua - duanya mau saya gunting"

"Astagfirullah"

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang