chapter 28

59 23 5
                                    

cintailah diri mu sendiri sebelum kamu mencintai seseorang.

-Bianca Rasya-


Rasya menangis dibangku yang sudah tersedia di atas sana, ia sangat pusing sekali kenapa ia harus mengingatkan satu tahun yang lalu.

Dimana satu tahun lalu Abraham Wijaya itu pulang karena mendapat kabar kalo Rasya sedang sakit, Rasya sangat sesak sekali harus berontak lagi bersama pikiran dia.

Rasya sekarang sedang di rooftop tempat biasa anak bandel suka bolos pelajaran, anak smp suka nongkrong sebelum menunggu bel sekolah Rasya berbunyi.

Tetapi untungnya saat ini sangat sepi sekali membuat Rasya tersenyum dan merenung. Ia tau pasti Rifka dan yang lain tengah mencari dirinya.

FLASSBACK ON

Rasya POV

Satu tahun yang lalu......

Riana yang sudah tidak tahu harus menelpon siapa lagi yang harus ia hubungi untuk meminjam uang untuk perobatan Aku.

Di saat itu Aku sudah tidak berdaya hanya melihat Mamah yang tengah mundar - mandir, dan itu membuat ku merasa tidak sangat enak hati. Merasa diriku adalah beban dari keluarga ku.

"halo, kamu bisa pulang gak? Aku butuh kamu disini" terdengar suara Mamahnya saat berbicara di telepon.

"……"

Tidak terdengar balasan dari Sang Ayah tetapi aku paham apa yang ia bicarakan, itu sudah pasti.

"ya udah, semangat kerjanya lain waktu kamu ke sini aku butuh kamu" ucap Riana seraya menutup matanya dan menangis.

Adik ku tinggal dirumah dari Nenek ku karena sekarang Mamah ku harus berkerja untuk perobatan aku. Betapa menyusahkan diri ku.

Teman - teman ku selalu menjenguk dan membawa sedikit uang kumpulan mereka untuk membantu aku untuk operasi.

"sayang kamu harus sembuh, dikit lagi kamu harus operasi oke kamu harus bisa yu sayang mamah selalu dukung kamu" ucap Sang Mamah sambil memegangi tangan ku yang tersuntik infus.

"mah maafin Aku selalu bikin mamah sedih, saat Aku sudah sembuh dari penyakit Aku ini Aku akan bikin Mamah bangga dengan ku" ucap aku dengan rasa sesak yang Aku tahan karena menahan tangisan yang sangat dalam.

"Mamah selalu dukung kamu selagi kamu bisa bahagia sayang, kamu sehat selalu ya biar bisa main lagi sama temen kamu Mamah gak nyesel kok nge lahirin kamu, Mamah bangga sama kamu kamu bisa nahan penyakit kamu dengan senyuman palsu kamu. Mamah selalu berdoa untuk kesembuhan kamu"

Hati ku hancur sekali saat seorang Ibu mengeluarkan air mata di depan anaknya dan berdoa di depan anaknya. Aku sadar bahwa aku harus bisa mencintai diriku sendiri sebelum mencintai orang lain.

Drttttt Drttttt

Suara telpon berbunyi dan Mamah sudah tertidur pulas di pinggir ku, sangat tidak tega rasanya membangunkannya. Tangan ku bergerak untuk mengangkat telpon itu dan terdengar suara orang yang aku sangat rindukan.

"..........."

Sesak sekali saat mendengarkan suara ini hasrat ingin mengeluarkan air mata itu pun bergejolak dan benar saja air mata ku turun sangat deras, deras sekali.

"A - Ayahh..." ucap ku sangat sendu, ingin rasanya Aku berteriak di kuping orang ini supaya dia bisa menemani Aku saat seperti ini, ya aku butuh dukungannya butuh sekali.

"............"

"Ayah masih inget nama Aku? Haha" tanya Aku dengan tertawa palsu ku.

"............"

VERLOREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang