'dengerin podcast dulu kali ya'
Mendengar podcast dari seorang penulis yang sering di panggil paus, membuat Rasya meng-introspeksi diri sendiri.
"pembunuh paling kejam nomor satu didunia itu isi kepala kita sendiri - Pra" gumam Rasya sehabis ia mendengar podcastnya paus, kata - kata itu selalu terngiang - ngiang di kepala Rasya.
"isi kepala kita sendiri aja bisa ngebunuh kita dengan secara perlahan"
Setelah Rasya mendengar podcast dan sedikit eh banyak deh mengeluarkan air matanya, dan ia pun terlelap matanya yang mulai redup dan bengap.
Waktu pagi sudah datang.....
Saatnya Rasya bersiap - siap untuk berangkat sekolah dengan tas yang sudah berada di pundak belakangnya Rasya seakan sudah siap berangkat ke sekolah.
"mah aku berangkat ya" ucap Rasya yang sudah siap berangkat ke sekolah.
"iyah hati - hati ya" teriak Riana yang sedang berada di dapur.
Berjalan sendiri menuju tempat ia biasanya nunggu angkutan umum itu tetapi tak kunjung - kunjung datang.
TIN! TIN!
Sampai suara motor dari belakang yang selalu berbunyi lagi, lagi dan lagi membuat Rasya yang sudah kesal karena suara motor di belakang itu selalu berbunyi, Rasya pun meminggirkan dirinya.
TIN! TIN! TIN!
'apasi anjir rese banget' batin Rasya dan ia pun menengok ke arah pengendara motor itu dan membuat mata Rasya melotot seperti melihat penampakan hantu.
"lu nga- -" ucap Rasya yang belum sempat berbicara sudah dipotong dan disuruh naik motornya.
"naik" ucap seorang pria itu dan membuat Rasya yang merasa senang dan juga tidak enak dengan pria ini.
"eh makasih tumpangannya nanti gue traktir deh" ucap Rasya dengan nada kencang supaya si pria itu mendengar apa yang Rasya bicarakan dimotor.
"gak usah sya gue mah ikhlas sya" balas Genta ya dia pria yang berbaik hati itu.
"asik uang jajan gue berarti utuh haha gak ta gue canda" ucap Rasya
"yaudah lo aja gue traktir" balas Genta yang sambil mengendarai motornya itu
"lah?! Ya udah ya traktir haha" ucap Rasya sambil tertawa karena ucapannya itu ternyata membawa rejeki.
Sudah sampai ditempat parkir - an sekolah dan Rasya pun membuka helm yang ia pake, Rasya memutuskan untuk duluan masuk ke sekolahannya sedangkan pria itu belakangan.
Karna dia tidak mau nyari masalah lagi dengan Ferisha, Rasya pun berjalan menuju kesekolahan di buntuti oleh Genta di belakangnya.
"eh eh liat deh Genta sama Rasya berangkat barengan deh kayanya" ucap Andini sambil menunjuk ke Genta dan Rasya. padahal Genta dan Rasya sudah sangat menjaga jarak supaya tidak ketauan kalo mereka berangkat bareng.
"ah lo mah gak nyadar lo juga berangkat bareng sama Fairul cailah Andini Octa Viandra pacaran" ledek Ayu membuat pipi Andini merah seperti ditampar.
Oh iya, Andini Octa Viandra itu loh yang kemarin di tembak bukan di tembak dor ya, di tembak oleh panah hati yang tulus dari seorang laki laki yang bernama Fairul, ya mereka berdua sudah resmi berpacaran.
"iya dong gue mah sekarang ada doi anjay" ucap Andini yang senang. Andini sekarang lebih cantik kalo berangkat ke sekolah dan ia rajin masuk sekolah semenjak dia punya doi pengen ketemu doi mulu kali ya.
"Rasya halo Rasya selamat pagi Rasya selamat datang di kelas kami makasih atas kunjungan anda ke kelas kami Rasya" ucap Najwa yang menyambut kedatangan Rasya di depan pintu kelasnya.
"hai Najwa selamat pagi juga, saya mau liat - liat kelas anda yang katanya kelasnya itu cakep tidak ada sampah" balas Rasya yang membalas sambutan dari temannya.
"oh tidak tentu Rasya kelas ini sangat menjijikan dan sangat kotor" jawab Najwa dengan kekonyolannya.
"woy jalan nih gue mau masuk kelas!!" ucapan itu terdengar dari belakang dan Rasya pun menyadari dia berdiri di depan pintu dan tidak kunjung masuk kelas membuat di depan kelasnya membentuk antrian yang sedikit panjang.
"hahaha anjjir gue nyepam banget" ucap Rasya dan berlari ke meja dia sambil tertawa - tawa seakan itu sebuah lelucon.
"sya lo berangkat sama Genta ya?" tanya Andini membuat Rasya yang sedang tertawa berhenti dan ia langsung melihat sekitar seakan ia mau berbicara tentang buku rahasia negara.
"apaan si anjir nengok nengok?" ucap Ica
"iya gue berangkat sama Genta kenapa emang?" ucap Rasya dengan prontal.
"wih Andini juga tuh di anterin sama doinya" balas shahnaz
"oh sangat langgeng sekali anda" ucap Rasya.
"iya lah"
Setelah berbincang - bincang bel pun berbunyi dan tidak seperti biasanya guru pun langsung melaksanakan tugasnya.
"assalamualaikum anak anak" ucap Bapak Guru tersebut.
"wa'alaikumussalam Pak" balas Murid.
Guru sudah masuk murid - murid pun mengeluarkan buku tulis dan alat tulis mereka di atas meja.
Sudah setengah jam pelajaran....
"pak saya izin ke toliet dulu ya pak" ucap Rasya dengan seorang diri maju ke depan.
"yaudah sana cepat!" balas bapak guru itu dengan tegas.
Berlari menelusuri beberapa kelas - kelas dan akhirnya sampai juga di kamar mandi sambil memegangi perutnya yang kelihatan sedang menahan sesuatu.
huek huek
Terdengar suara muntah dikamar mandi ya itu Rasya dia sedang muntah, sama kaya waktu pas upacara dan itu terjadi lagi darah? kenapa muntah gw jadi warna merah?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
VERLOREN
Teen FictionSEDANG DIREVISI! Bianca Rasya, sipemilik cerita ini. Yang baru masuk SMA dan merasakan indahnya masa-masa SMA. Bertemu, dekat, jatuh cinta, dan memulai hubungan. Ya seperti indahnya menjalani sebuah hubungan saja, namun karna tragedi tersebut si p...