Bita menatap tak percaya pada meja kecil di depannya yang menampilkan berbagai jenis lauk rumahan dalam bentuk frozen food. Biasanya ia hanya akan menemukan produk jenis ini di supermarket atau toko yang menjual makanan beku. Tapi kini, semua bentuk dan jenis makanan itu tertata rapih didepannya sebagai bentuk makanan rumahan yang siap dinikmati. Alisnya mengernyit bingung, bagaimana dia bisa membuat semua ini?
"Kamu buat kapan, Bang?" Tanya Bita sambil menggulung lengan kemejanya hingga siku. Yang ditanya menyahut dengan santai, "Dikampus, Bit. Sorry nih nggak sempat buat yang baru. Ini produk sisa praktikum." Jawab Rama dengan santai. Laki-laki itu lantas ikut menempati satu sisi kosong disamping Bita dengan tenang, "Enak lah lumayan, udah di uji dosen juga."
Bita mengangguk. Dia tahu, Rama- atau Ihra sapaanny, itu lihai membuat makanan. Buktinya, hasil praktikumnya ini kelihatan menggiurkan dan membuat cacing diperutnya menari. Ada sarden, dendeng lumat hingga katsu yang disajikan dengan apik bersama pelengkap masing-masing, "Aku coba, nih." Bita memulai. Menyuapkan satu sendok penuh nasi dan katsu yang membuat air liurnya hampir mentes, "Enak, Bang. Gurih banget. Pakai ikan?"
"Iya, ikan belanak yang waktu itu aku beli," Rama ikut menyuap sekali, "Iya lumayan juga nih. Ya paling nggak ini bisa buat bantu kita ngirit pengeluaran bulan ini. Maaf, aku belum bisa lanjut nerima service software lagi, sibuk banget."
Bita mengangguk, "Nggak papa, Bang. Nanti aku coba ikut bantu juga, ya. Kemarin ada dosen yang minta aku bantu buat penelitian mesin penyedot asap buat pembakaran rumah tangga. Lumayan lah dapat uang jajan."
Rama mengangguk. Mengiyakan perkataan istrinya.
Iya istri.
Begitulah keduanya. Ikhramu Sholeh dan Tsabita Diniyyah adalah pasangan muda yang sudah menikah sejak setahun lalu. Pernikahan keduanya memang dilaksanakan karena perjodohan, tapi keduanya berusaha menerima ini dengan baik. Mereka mencoba menjalaninya sebagaimana pertemanan yang mereka lakukan di kampus. Tidak ada yang tahu soal pernikahan mereka berdua. Menurut Rama, dirinya dan Bita bukan berniat menutupi. Lagipula tidak ada yang mempersoalkan perkara pasangan. Toh banyak yang sendiri, takut-takut mereka malah iri, lagi- tiap Rama berkata begini, Bita hanya akan tertawa lalu mencibirnya yang seakan bangga tidak menjadi jomblo.
Rasa terima itu ada, tapi yang lain belum.
Cinta.
Keduanya- lebih tepatnya Rama, sebetulnya tak pernah membahas soal cinta. Kalau Rama boleh jujur, dia nol besar soal cinta. Padahal, didalam lubuk hati Bita yang paling dalam, dia menginginkan pengakuan cinta Rama.
Tapi setidaknya Bita harus merasa bersyukur bahwa Bang Ihra- sapaan Bita pada Rama, sangat menerimanya.
Dan keaktifan mereka di organisasi masing-masing, juga menadi salah satu alasan kemungkinan hal ini terlupakan. Terutama Rama yang tidak terdeteksi prasangka Bita.
Mungkin nanti- pikir Bita.
Iya nanti, entah sampai kapan. Walaupun kadang ketakutan itu datang, karena Rama dikelilingi banyak perempuan di jurusannya.
Rama si cowok Tata Boga yang manis dan penuh perhatian.
Sementara dirinya, seorang Bita mahasiswi Teknik Mesin yang dikelilingi banyak laki-laki disekitarnya.
♡♡♡
Assalamualaikum! Kembali lagi sama aku dan cerita baru di lapak ini...
"Berat nih kayaknya..."
Santuy ges! Cerita ini ringan dan cukup kinyis2. Kalian akan disajikan cerita ringan yang nggak perlu pakai beban otak bacanya, plus manis dan nyebelin. Disini bakal pakai dua sudut pandang yaa... Cara tahunya? Bedain aja sendiri gaya bicara mereka nanti.
Masih hangat, idenya juga masih lancar. Semoga cerita ini bisa lancar jaya proses updatenya...Kuy di baca ya klean, semoga suka!!!
Love,
Rass
KAMU SEDANG MEMBACA
Saatnya Jatuh Cinta! [Completed]
ChickLit'Saatnya' The Series #1 [Chapter Hilang, Bab terakhir dan Extra Part dapat dibaca di KaryaKarsa @TaeIlss] Selamat Datang Para Hadirin! Selamat Datang di Pernikahan Bita dan Rama. Rama si mahasiswa Tata Boga yang manis dan penuh perhatian. Bita, m...