Cinta Bagi Rama [11]

2K 267 13
                                    

Pagi ini aku terbangun karena harus berlari ke kamar mandi setelah mual tak tertahan meliputiku. Bang Ihra tengah turun ke bawah untuk menyiapkan segelas air hangat. Rasanya semua begitu berubah. Selain karena kebiasaan mual yang merenggut sebagian waktuku, aroma apapun akan terasa mengganggu. Termasuk untuk jenis masakan ber-rempah dan bumbu kuat. Aku lebih baik pergi dari rumah ini jika sampai mencium aroma itu.

Kepalaku pening. Wajahku makin terlihat pucat karena terlalu sering muntah. Makan pun bukan solusi terbaik walaupun aku sangat memaksakan diri untuk tetap mengkonsumsi makanan jenis apapun dan se-sedikit apapun.

Abang begitu telaten membuatkanku bubur kacang hijau yang katanya juga bagus untuk ibu hamil. Beberapa kali dalam sehari aku hanya ingin makan bubur kacang hijau. Nasi pun sudah menjadi opsi kesekian.

Dan akhirnya Abang kembali dengan segelas air hangat pesananku, "Diminum dulu ya, Bit," Abang memperhatikanku dengan seksama. Wajahnya tampak khawatir sekaligus bingung, "Masih mual?" Tanyanya.

Aku mengangguk sekilas sambil menyunggingkan sedikit senyum. Belakangan, Abang terlalu khawatir. Dan aku tidak mau mood Abang hilang setiap hari. Mungkin sedikit senyuman dapat membantu Abang memulihkan harinya. Dan Abang harus kelas di jam satu siang. Saat ini sudah jam 9 pagi, masih ada beberapa jam sebelum Abang berangkat.

Kasihan Abang. Dia harus melepas kelas teori di pagi hari. Memilih kelas praktikum daripada meninggalkanku di pagi hari, "Sudah mulai baikkan. Abang sudah siap-siap berangkat?"

Abang mengangguk. Aku menatapnya Iba, "Maaf ya Bita nggak bisa bantu dulu. Abang mau apa, pulang nanti?" Tanyaku dengan sisa daya yang ada. Berusaha untuk memberikan Abang harapan walau aku pun tak yakin bagaimana nanti.

"Nggak usah di pikirin, Bit. Abang makan hasil praktikum aja nanti. Kamu yang penting istirahat ya. Abang pasti pulang cepat."

"Makasih Abang. Maaf ya jadi repot."

"Abang yang minta maaf nggak bisa disini sama Bita. Berhubung Bita masih sakit, besok libur lagi, ya? Seminggu ini off dulu saja semuanya."

"Iya, Bang. Bita usahain minggu depan masuk. Takut ketinggalan materi juga."

"Yaudah nggak papa. Abang tinggal sebentar, ya? Nanti Abang bawain bubur kacangnya. Masih agak keras tadi."

Aku mengangguk, "Oke, Bang," Aku memeluk Abang erat, "Sayang Abang."

"Sayang Bita."

-

Gue melipir ke arah tempat duduk di pinggir koridor depan laboratorium praktikum gue. Hari ini cukup berat. Selain karena beban kuliah dan praktikum, Bita pun sedang sakit di rumah. Gue khawatir Bita makin parah. Tapi untungnya gue harus lebih tenang karena Bita bukan sakit akibat penyakit apapun. Melainkan karena saat ini Bita sedang mengandung anak gue.

Aih, bahagia banget rasanya bisa menggumamkan kata 'anak' di dalam pikiran gue. Walaupun gue sempat sangat ragu apakah hal ini baik, nyatanya seminggu ini sudah bisa gue jalani dengan tenang. Walaupun Bita terus menerus mual, tapi dia masih bisa mengontrol rasanya agar nggak terlalu parah.

Mengusap pelipis, gue duduk sebentar. Lelah memang menanggung banyak beban. Tapi gue bahkan nggak habis pikir jika beban yang ada, di tambah gue yang ada di posisi Bita. Bahkan beberapa malam lalu gue sempat berpikir konyol untuk bisa menggantikan Bita saat itu juga. Membayangkan Bita akan merasakan periode berat di trimester awal kehamilan membuat gue sempat bergidik. Dan inilah posisi gue sebenarnya. Sebagai seorang suami yang harusnya siap siaga menjaga istri dalam keadaan apapun. Termasuk keadaan terberat seperti saat ini.

Menurut gue, Bita termasuk sangat kuat. Entah apa karena label 'anak teknik' yang digenggamnya, mengindikasikan kekuatan Bita yang terlihat menonjol. Gue akui, Bita walaupun perempuan, kekuatannya bisa diadu. Dia tangguh ketika harus mengurusi mesin-mesin motor atau pun mesin-mesin dari alat-alat yang harus ia uji praktikum. Belum lagi ketika Bita beberapa kali ikut penelitian dosen dalam pembuatan mesin-mesin berat. Memang nggak diragukan.

Saatnya Jatuh Cinta! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang