Benar kata orang-orang, kalau cewek itu ngambek belikan saja dia seblak. Maka suasana hati si betina akan langsung membaik dan masalah selesai. Sudah beberapa kali Adam mencoba peruntungan dengan membelikan seblak untuk Putri sebagai bentuk sogokan dan tanda damai. Well, dan itu berhasil.
Seperti sore ini, Adam membawa Putri ke sebuah warung seblak langganan mereka. Hujan mulai reda dan menyisakan udara dingin yang menusuk. Dengan tulus Adam memberikan jaket warna navy miliknya pada Putri. Seragam Adam yang basah perlahan-lahan mengering dibuat angin jalanan.
"Jangan banyak-banyak cabenya, Put," tegur Adam saat Putri menyendokan sendok ketiga cabe rawit ke dalam mangkok seblaknya.
"Dikit doang kok," elak Putri.
Adam geleng kepala, Putri tetaplah pribadi yang keras kepala walau sudah mengakui segala kesalahannya beberapa jam yang lalu.
"Kamu nggak latihan hari ini?" Putri membuka percakapan baru.
"Nggak! Mau bolos aja" jawab Adam sekenanya sambil menyendokkan seblak ke dalam mulutnya.
"Kalau gitu kita bisa pergi jalan dong?"
"Nggak ada jalan! Habis dari sini kita langsung pulang. Cuaca lagi nggak bagus," tegas Adam tidak terbantahkan. Membuat Putri hanya mampu mendengkus tanpa perlawanan.
Tidak berapa lama sekelompok remaja memasuki warung makan tempat Adam dan Putri mengisi perut. Mereka terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan. Simbol yang pada seragam yang mereka gunakan menandakan bahwa mereka satu sekolah dengan Adam dan Putri. Mereka itu temam-teman Adam.
"Dam," sapa salah seorang di antara mereka.
"Eh, Riko. Bolos latihan juga lo?" sahut Adam pada Riko, rekannya di tim basket.
"Jadwal latihan hari ini emang dibatalkan," jawab Riko sekenanya.
"Kita gabung, ya," Tania menyela. Cewek cantik itu tanpa permisi mengambil tempat duduk di sisi Putri, diikuti yang lainnya mengambil tempat di meja yang sama dengan Adam dan Putri tempati.
Putri tersenyum canggung, dia lirik Adam yang juga tengah melirik padanya. Dari tatapan Adam menyatakan bahwa biar mereka gabung. Ya, tidak mungkin juga Putri mengusir kelimanya pergi.
"Mang, seblaknya lima pedas semua. Sama es tehnya juga," teriak salah satu teman Adam.
Pemilik warung itu menoleh ke arah meja Adam, lelaki berusia empat puluhan itu mengangkat tangannya sembari menunjukkan jari jempol. "Aman," balas beliau.
"Hujan-hujan gini enaknya makan yang pedas-pedas," kata teman Adam yang bernama Lian.
"Asik banget ya pacaran di tengah udara dingin gini," seloroh teman Adam yang biasa disapa Dimas. Salah satu jejeran cowok keren di sekolah.
"Bisa bikin khilaf," sambung yang lainnya sambil tertawa ringan. Dan semua tertawa mendengar candaan yang menurut Putri tidak lucu sama sekali. Selera humor Putri memang aneh, atau mungkin selera humor teman-teman Adam yang tidak sesuai dengannya? Entahlah, yang pasti saat ini Putri merasa tidak nyaman.
"Bukan cuma udara dingin doang Adam sama Putri bareng. Walau badai menerpa mereka juga ke mana-mana berdua terus kayak ban motor."

KAMU SEDANG MEMBACA
Putus! [END]
Teen FictionKonon katanya perempuan adalah makhluk yang paling sulit dimengerti. Tidak sesimpel itu menginginkan apa mau mereka. Memendam rasa dan menyampaikannya dengan kode yang para Adam sulit mengerti. Jika soal Aljabar adalah pelajaran yang sulit dipahami...