Satu minggu telah berlalu dengan cepat. Kabar mengenai Safa menyebar luas di lingkungan sekolah. Cewek itu tidak mengalami luka serius, hanya luka di bagian kaki dan lengannya. Safa jatuh pingsan saat insiden dikarenakan syok, begitu penjelasan dokter.
Tidak ada luka parah. Tidak ada luka serius. Safa tidak sampai lupa ingatan seperti alur cerita pada sinetron. Tapi sekolah begitu heboh karena insiden ini. Mendoakan memang tidak salah, namun gosip yang beredar justru sangat lebay.
"Sejak kak Safa sakit bang Adam kelihatan murung terus."
"Adam pasti khawatir banget sama Safa. Sampai-sampai tadi gue lihat dia hampir salah masuk toilet karena kurang fokus."
"Dipertandingan turnamen kemarin performa bang Adam menurun, mungkin karena kak Safa lagi sakit. Untung SMA kita tetap masuk final."
"Mudah-mudahan Safa cepat sembuh, gue nggak sabar lihat pasangan serasi kayak mereka lagi."
Begitulah yang terjadi.
Putri duduk di kursi pinggir lapangan yang akhir-akhir ini menjadi tempat favoritnya. Dari sini ia dapat melihat lapangan upacara dan koridor barisan kelas dua belas. Mata Putri tidak lepas dari Adam yang jalan berdua dengan Bian di koridor. Wajah Adam terlihat lelah, bahkan saat Bian mengajaknya berbincang dengan semangat hanya ditanggapi Adam dengan senyuman tipis.
"Njir, jadi begini tampang rakyat jelata kalau lagi galau? Jelek amat," ketua OSIS muncul bersama nyinyiran yang tidak pernah lupa ia bawa.
"Jauh-jauh sana!" suruh Putri, ia malas berurusan dengan ketua OSIS yang super aneh ini.
"Udah dengar gosip terbaru belum?" ketua OSIS itu memasang wajah menyebalkan, persis seperti ibu-ibu komplek yang suka bergosip.
"Lo cowok tapi hobi banget ngegosip," Putri mencibir.
"Fans yang dukung bang Adam sama kak Safa pacaran makin banyak sejak kecelakaan. Lo bisa kalah saing sebagai mantan bang Adam kalau begini! Gosip hubungan kita kalah panas dari mereka. Ayo, kita buat sesuatu yang panas," ujarnya tanpa beban.
Putri mendelik kesal. "Otak lo yang panas!"
Ketua OSIS itu meringis mendapatkan balasan kesal dari Putri. Bibirnya mengerucut sok sakit hati. Namun sedetik kemudian ekspresinya kembali dibuat biasa dan sumringah.
Putri menghela napas, ia mengadahkan kepala menatap langit siang yang cerah. "Gimana cara supaya kita bisa mencintai diri sendiri dengan tulus?"
"Lo nanya ke orang yang tepat. Dengerin gue! Pertama anggap diri lo itu keren, lo hebat, lo cantik dan pantas untuk mendapatkan yang terbaik. Kedua, nggak ada manusia lain seperti diri lo. Nggak akan ada manusia lain lagi yang seperti lo. Apa lo nggak berharga banget, tuh? Keempat, eh, empat atau tiga?" dia berujar bingung.
"Karena banyak yang mencintai lo, maka jaga diri lo untuk mereka yang selalu mencintai lo dengan tulus. Belajarlah hidup untuk diri lo sendiri, untuk keluarga lo, untuk sahabat-sahabat lo dan untuk semua orang yang mencintai lo. Lo hidup di atas kaki sendiri, jadi buat apa peduli apa kata orang lain?" ketua OSIS itu menutup nasehat panjangnya dengan senyuman lebar.
Putri menelaah semua yang ketua OSIS itu katakan. Membenarkan semua yang dia katakan.
"Semua orang berharga," kata ketua OSIS penuh penekanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Putus! [END]
Подростковая литератураKonon katanya perempuan adalah makhluk yang paling sulit dimengerti. Tidak sesimpel itu menginginkan apa mau mereka. Memendam rasa dan menyampaikannya dengan kode yang para Adam sulit mengerti. Jika soal Aljabar adalah pelajaran yang sulit dipahami...