"Semua kacau gara-gara Adam. Ari justru ninggalin gue di kantin sambil bilang gini, sebaiknya kamu selesaikan dulu masalah kamu sama mantan. Dan, ya, untuk pertama kalinya ada yang ngenalin gue sebagai mantan Adam. Gue nggak tahu harus bahagia atau gimana," Putri menutup curhatan panjangnya dengan wajah nelangsa.
Ketika di kantin Ari pergi meninggalkan Putri begitu saja karena ulah Adam yang sangat mengganggu. Setelah sukses merusak acara PDKT Putri, tanpa rasa bersalah barulah Adam melenggang pergi. Membuat Putri tidak habis pikir dengan jalan pikiran Adam yang menurutnya menyebalkan.
"Adam benar-benar licik. Dia nggak ngebiarin lo dekat sama siapapun, sementara dia bebas dekat sama Safa atau cewek lain," jawab Mutia emosi.
Putri menghela napas lelah. Merasa kesal entah karena gagal PDKT atau karena hubungannya dengan Adam yang berubah menjadi rumit.
"Tenang aja, Put. Gue masih punya banyak stok cowok ganteng yang bakal gue kenalin ke lo," Mutia berujar dengan nada yakin.
"Curhatnya bisa dilanjut nanti aja, nggak? Gue kebelet mau ke toilet, nih. Temani gue dong," sela Acha.
"Ajak Mutia aja. Gue nggak sanggup jalan karena masih galau." Putri menampilkan wajah yang sengaja dibuat sedih.
Mutia mencibir mendengar perkataan Putri. Dengan berat hati dia beranjak dari kursi taman yang ada di pinggir lapangan. Mutia dan Acha pergi menuju toilet terdekat, dan meninggalkan Putri sendiri.
-o0o-
"Lo mau ngajak gue ke mana, sih?" Bian merenggut kesal saat Adam menarik lengan seragamnya.
"Ikut gue dulu. Cuma lo yang gue percaya untuk jadi teman disaat susah begini," Adam membawa Bian ke pinggir lapangan. Duduk pada salah satu kursi kosong yang ada.
Bian rasanya ingin memaki habis-habisan pada sosok Adam. "Giliran susah aja gue baru diakui teman."
Adam melirik ke kursi sebelah yang di duduki seorang cewek yang tengah asik bermain ponsel. Bian mengikuti arah pandang Adam, kemudian barulah Bian mengerti mengapa Adam bertindak di luar nalar. Bertindak di luar nalar maksudnya di sini Adam menarik paksa Bian seperti kambing peliharaan.
Drama apa lagi kali ini, ya Tuhan? decak Bian dalam hati.
"Bian, gimana pendapat lo tentang seseorang yang memblokir mantan?" tanya Adam sambil melirik pada Putri. Si mantan yang awalnya tidak menyadari kehadiran Adam akhirnya menoleh dengan wajah terkejud.
Bian menatap Adam dengan pandangan gue harus jawab apa?
Apa aja terserah. Yang penting jawaban lo harus lebih bijak dari om Mario Teguh. Kurang lebih begitu arti tatapan Adam.
"Menurut gue orang yang memblokir mantan itu sama sekali tidak bijak. Dalam artian tindakannya itu sama saja dengan memutuskan tadi silaturahim. Benar apa betul?"
Adam menjentikkan jari seraya mengangguk kuat. "Gue setuju! Seseorang yang memblokir mantan sendiri itu sangat kekanakan. Gimana kalau tiba-tiba pengen balikan? Kan jadi susah ngehubunginnya kalau diblokir."
Dan jelas Putri merasa tersinggung mendengar hal itu. Dia melirik sekilas pada Adam dan Bian yang sibuk menyindir tindakannya. Ayolah, siapa lagi kalau bukan Putri yang melakukan pemblokiran mantan yang dimaksud dua sekawan itu.
Segera Putri berlalu dari tempat duduknya. Ia tidak ingin menunggu Mutia dan Acha kembali dari toilet. Menjauhi Adam adalah hal yang harus Putri lakukan saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Putus! [END]
Novela JuvenilKonon katanya perempuan adalah makhluk yang paling sulit dimengerti. Tidak sesimpel itu menginginkan apa mau mereka. Memendam rasa dan menyampaikannya dengan kode yang para Adam sulit mengerti. Jika soal Aljabar adalah pelajaran yang sulit dipahami...