"Buanglah mantan pada tempatnya." Putri menghempaskan satu kotak besar barang-barang berisi kenangan antara dirinya dan Adam di tempat sampah depan rumah. Kotak itu berisi baju couple, gelang couple, boneka pemberian Adam, hingga kaos Adam yang Putri pinjam saat berkunjung ke rumah cowok itu.
"Ini mudah," Putri tarik paksa kedua sudut bibirnya, coba untuk tersenyum yakin.
Sebelum kembali memasuki rumah Putri sekali lagi menatap kotak yang tergeletak tak berdaya di tempat sampah. Baiklah, itu hanya barang-barang, benda mati dan tidak masalah jika harus membuangnya.
Dan tiga hari berlalu, sudah tiga hari lebih beberapa jam Putri menjalani hari tanpa Adam. Proses move on Putri jalani secara perlahan, Putri telah membuang semua barang dan hal yang berhubungan dengan Adam pada hari pertama mereka putus. Semua barang memang telah dibuang, namun membuang kenangan dan perasaan ternyata tidak semudah itu.
Kadang Putri tanpa sadar menantikan chat dari Adam, padahal dia telah memblokir semua sosial media cowok itu. Atau Putri yang diam-diam berharap Adam akan datang menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama. Atau Putri yang ingin Adam tiba-tiba hadir di depan pintu rumahnya untuk meminta maaf dengan membawa seblak.
Ah, sepertinya sebentar lagi Putri akan gila.
"Ini tidak mudah," desah Putri. Terpaksa dia tarik kembali kata-katanya saat membuang semua barang tentang Adam.
Putri duduk di halte yang tidak jauh dari sekolah. Menunggu angkutan umum yang akan membawanya pulang. Jangan diingatkan lagi, Putri kini tidak punya Adam yang akan mengantar-jemput dirinya.
"Gue dengar Adam udah putus dari ceweknya."
"Serius lo?"
Dua orang murid perempuan memasuki area halte, mereka berdiri sekitar beberapa langkah di depan Putri. Keduanya tidak menyadari kehadiran Putri, atau mungkin mereka memang tidak mengetahui kalau Putri ini adalah mantan Adam.
"Gue tahu Adam memang punya pacar. Tapi gue nggak pernah kenal pacar Adam itu yang mana. Awalnya gue kira si Adam pacaran sama Safa," ujar perempuan berpita biru di rambut.
Ck, setelah putus telinga Putri masih saja harus disentil tentang kalimat-kalimat memuakkan itu. Kapan semua ini akan berakhir?
"Gue cuma tahu namanya Putri," sahut yang lain.
"Banyak yang bilang mereka nggak cocok."
"Cowok keren kayak Adam cocoknya sama gue."
"Halah!"
"Jangan dengerin apa kata mereka!" ujar seseorang yang duduk di samping Putri. Tanpa permisi orang itu menyelimuti kepala Putri dengan sebuah jaket, membuat Putri tersentak. Seseorang yang kehadirannya tidak begitu Putri perhatikan sejak tadi.
"Apaan, nih?" decak Putri seraya melepaskan jaket itu dari kepalanya. Setelah jaket itu terlepas hal yang Putri dapati adalah punggung ketua OSIS yang setengah berlari menjauhi halte menuju sebuah sedan hitam. Ketua OSIS itu menoleh pada Putri dan melambai sebelum memasuki mobil.
Putri tertengun, dia genggam erat jaket berwarna coklat tua itu. Wangi khas laki-laki keren.
"Si berisik itu," decak Putri, dia tatap mobil yang membawa sang ketua OSIS hingga hilang dari pandangan.
Tempat yang tadi di duduki si ketua OSIS kembali diisi oleh seseorang. Gerakan yang tiba-tiba membuat Putri terkejud. Dilihatnya siapa yang kini duduk di sampingnya dengan jarak sekitar setengah meter memisahkan mereka. Jantung Putri hampir saja lepas mendapati Adam yang tampak tenang dan memasang wajah tanpa ekspresi.
Putri menjadi salah tingkah, canggung dan tidak tahu harus berbuat apa. Satu-satunya hal yang dia lakukan adalah meremas jaket milik ketua OSIS yang wanginya kebangetan. Ini pertemuan pertama mereka dengan jarak sedemikian dekat setelah putus. Mata Putri bergerak tidak menentu.
"Dam, tumben naik angkutan umum," sapa salah satu cewek yang tadi menggosip tentang Putri dan Adam.
Adam menarik sudut bibirnya ke atas, dia tersenyum ramah. "Lagi pengen aja."
"Eh, duluan ya. Itu angkutan umum arah rumah gue udah datang." Lalu keduanya berlalu pergi menyisakan keheningan antara Adam dan Putri.
"Geser sedikit," suruh Putri dengan suara ragu.
Adam bukan orang bodoh yang tidak tahu pada siapa kalimat itu Putri tujukan. Dengan cepat dia segera menggeser bokongnya beberapa senti agar menjauh dari Putri. Mengambil jarak sesuai dengan perintah cewek itu.
Lalu setelah itu tidak ada lagi yang buka suara. Mereka terjebak dalam situasi aneh. Jika dulu mereka sedekat nadi, kini keduanya menjadi sejauh matahari.
"Dam, maaf gue lama banget dari toiletnya." Safa muncul dan mengambil tempat duduk di samping Adam dengan jarak yang cukup dekat. Mata Putri terlalu teliti melihat kedua lengan orang itu bersentuhan. Baiklah, Putri coba untuk tidak peduli.
"Nanti kita turun di warung bakso mang Amin. Gue lapar banget," ujar Safa.
Itu warung bakso favorit Putri. Apa-apaan dua orang ini?
"Iya," sahut Adam singkat.
"Ya elah, masih aja galau habis putus dari Putri! Yang semangat dong, gue udah menggebu-ngebu gini mau ngehibur lo." Dan sayangnya Safa belum menyadari bahwa kata-katanya didengar langsung oleh Putri.
Adam melirik ke samping kanan, tepat di mana Putri duduk manis. Safa mengikuti arah pandang mata Adam. Dan dia meringis pelan karena baru menyadari keberadaan Putri.
"Putri," sapa Safa. Yang Putri balas dengan senyuman tipis.
"Mau balik, Put?" tanya Safa basa-basi.
"Ya," lagi-lagi Putri tersenyum tipis.
Safa tertawa canggung, moment ini sunggguh tidak pas.
"Safa, ayo," ajak Adam saat melihat angkutan umum tujuan tempat mereka akan pergi telah tiba. Safa ikut bangkit dan mengikuti langkah Adam yang cepat. Cowok itu bahkan tidak berniat pamit pada Putri bahkan untuk sekedar berbasa-basi.
"Kami duluan, Put," pamit Safa sekedarnya.
Putri tatap punggung Adam yang berjalan bersisihan dengan Safa. Beberapa warga sekolah menyapa mereka dengan ramah sekedar basa-basi dan cari perhatian. Aura bintang Adam dan Safa mampu menarik fokus siapa saja. Ya, dan harus Putri akui keduanya terlihat serasi saat jalan bersama.
"Kemarin gue yang jalan di samping Adam," lirih Putri tanpa sadar.
Tbc
Cerita ini aku ikut sertakan dalam challenge 30 hari menulis selama ramadhan bersama glorious publisher 😊😊Minta dukungannya teman-teman dengan vote dan komen yang buanyaaak 😁
Wish me luck gaess 😉
Ceritanya bakal aku up tiap hari, hayuk di vote dan komen makanya.
Spam next di sini 👉
❤ Awas ada typo ❤
#Challenge30GP
KAMU SEDANG MEMBACA
Putus! [END]
Novela JuvenilKonon katanya perempuan adalah makhluk yang paling sulit dimengerti. Tidak sesimpel itu menginginkan apa mau mereka. Memendam rasa dan menyampaikannya dengan kode yang para Adam sulit mengerti. Jika soal Aljabar adalah pelajaran yang sulit dipahami...